Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ASWAJA AN-NAHDLIYAH SEBAGAI REPRESENTATIF TEOLOGI ISLAM NUSANTARA PERSPEKTIF KIAI SAID AQIL SIROJ Budi Harianto; Nurul Syalafiyah
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kontemplasi
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/kontem.2019.7.2.252-281

Abstract

Kiai Said Aqil Siroj said that the Nahdlatul Ulama (NU) is a perfect representation of Islam Nusantara in terms of both its organizational culture and movement. NU steps at jama'ah and jam'iyah levels has become a complete reference in harmonizing religion, ideology, and nationalism. NU has three ukhuwah, namely ukhuwah basariyah, islamiyah, and wathaniyah that are in line with the national interest of the Republic of Indonesia. As a sturdy fortress of the national, Islam Nusantara develops knowledge, strengthens networks and forms a national strategy regarding the “Unity in Diversity” principle of the Republic of Indonesia. NU adheres to the theology of Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah and makes it a manhaj al-fikr. Thus of Kiai Said Aqil Siroj, Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah that is constructed by NU, then which is then often called as Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah an-Nahdliyah, can be one of theological representations of Islam Nusantara. This article is intended to put Kiai Said Aqil Siroj's view properly on Ahl al-Sunnah Wa al-Jama'ah, that is constructed by Nahdlatul Ulama correlation with the concept of Islam Nusantara in the framework of scientific dynamics of Islamic studies, and its contribution to the earthing of friendly, peacefully, and blessed Islam for all Indonesians in particular, and for the world in general. From a scientific point of view, an expression by Kiai Said Aqil Siroj is a new nuance in the study and insight of Islamic thought.Keywords : Kiai Said Aqil Siroj, Nahdlatul Ulama, Aswaja An-Nahdliyah, Islam Nusantara.Kiai Said Aqil Siroj menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan representasi paripurna dari Islam Nusantara dalam kultur organisasi maupun gerakannya. Gerak langkah NU pada level jama’ah maupun jam’iyah menjadi referensi utuh dalam menyelaraskan agama, ideologi, dan rasa kebangsaan. Dalam NU terdapat tiga ukhuwah yaitu ukhuwah basariyah, islamiyah, dan wathaniyah yang selaras dengan kepentingan NKRI. Sebagai benteng kokoh Islam Nusantara bergerak mengembangkan pengetahuan dan menguatkan jaringan serta membentuk strategi kebangsaan sesuai kebhinekaan NKRI. NU yang menganut teologi Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah dan menjadikanya sebagai manhaj al-fikr. Maka dengan melihat pernyataan Kiai Said Aqil Siroj diatas maka Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah yang dikonstruk oleh NU yang dalam perkembanganya sering disebut dengan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah an-Nahdliyah bisa menjadi salah satu representasi Teologi Islam Nusantara. Dari paparan tersebut artikel ini dimaksudkan untuk mendudukan secara tepat pandangan Kiai Said Aqil Siroj tentang Ahl al-Sunnah Wa al- Jama’ah yang dikontruks oleh Nahdlatul Ulama’ dalam korelasinya dengan konsep Islam Nusantara dalam bingkai dinamika keilmuan studi Islam, serta kontribusinya bagi pembumian Islam yang ramah, damai, dan menjadi rahmah bagi seluruh bangsa Indonesia khususnya bagi dunia umumnya. Pada sisi keilmuan pengungkapan pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tersebut nuansa baru dalam kajian dan wawasan pemikiran Islam.Kata Kunci : Kiai Said Aqil Siroj, Nahdlatul Ulama, Aswaja An-Nahdliyah, Islam Nusantara.   
Positivisasi Syariat Islam di Aceh Myaskur; Nurul Syalafiyah
Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam Vol 7 No 1 (2021): Asy-Syariah Januari 2021
Publisher : Fakultas Syariah Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55210/assyariah.v7i1.376

Abstract

Al-Qur'an and Sunnah as the revealed law is the main basis of Islam is to bring mercy to all natural and has become a lifeline beliefs and muslims especially the people of Aceh. Interpretation of Islamic Sharia through fiqh, which manifested in a kanun be sustained by engaging all community stakeholders. The formation, implementation, and enforcement of kanun in all areas of life (kaffah) performed fairly against any person who violated the undiscriminating social structure. Kanun improvements to address the growing state of society as a whole is done with due respect to the substance, structure, and culture (adat) communities. The values ​​of the benefit, harmony, and avoid kemudharatan should ensoul of siyasah syar'iyyah that the principle of purposiveness pensyariatan (al-maqashid al-syar'iyyah) and the principle of policy and laws (al-tasyri wisdom).
ASWAJA AN-NAHDLIYAH SEBAGAI REPRESENTATIF TEOLOGI ISLAM NUSANTARA PERSPEKTIF KIAI SAID AQIL SIROJ Budi Harianto; Nurul Syalafiyah
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kontemplasi
Publisher : UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/kontem.2019.7.2.252-281

Abstract

Kiai Said Aqil Siroj said that the Nahdlatul Ulama (NU) is a perfect representation of Islam Nusantara in terms of both its organizational culture and movement. NU steps at jama'ah and jam'iyah levels has become a complete reference in harmonizing religion, ideology, and nationalism. NU has three ukhuwah, namely ukhuwah basariyah, islamiyah, and wathaniyah that are in line with the national interest of the Republic of Indonesia. As a sturdy fortress of the national, Islam Nusantara develops knowledge, strengthens networks and forms a national strategy regarding the “Unity in Diversity” principle of the Republic of Indonesia. NU adheres to the theology of Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah and makes it a manhaj al-fikr. Thus of Kiai Said Aqil Siroj, Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah that is constructed by NU, then which is then often called as Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah an-Nahdliyah, can be one of theological representations of Islam Nusantara. This article is intended to put Kiai Said Aqil Siroj's view properly on Ahl al-Sunnah Wa al-Jama'ah, that is constructed by Nahdlatul Ulama correlation with the concept of Islam Nusantara in the framework of scientific dynamics of Islamic studies, and its contribution to the earthing of friendly, peacefully, and blessed Islam for all Indonesians in particular, and for the world in general. From a scientific point of view, an expression by Kiai Said Aqil Siroj is a new nuance in the study and insight of Islamic thought.Keywords : Kiai Said Aqil Siroj, Nahdlatul Ulama, Aswaja An-Nahdliyah, Islam Nusantara.Kiai Said Aqil Siroj menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan representasi paripurna dari Islam Nusantara dalam kultur organisasi maupun gerakannya. Gerak langkah NU pada level jama’ah maupun jam’iyah menjadi referensi utuh dalam menyelaraskan agama, ideologi, dan rasa kebangsaan. Dalam NU terdapat tiga ukhuwah yaitu ukhuwah basariyah, islamiyah, dan wathaniyah yang selaras dengan kepentingan NKRI. Sebagai benteng kokoh Islam Nusantara bergerak mengembangkan pengetahuan dan menguatkan jaringan serta membentuk strategi kebangsaan sesuai kebhinekaan NKRI. NU yang menganut teologi Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah dan menjadikanya sebagai manhaj al-fikr. Maka dengan melihat pernyataan Kiai Said Aqil Siroj diatas maka Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah yang dikonstruk oleh NU yang dalam perkembanganya sering disebut dengan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah an-Nahdliyah bisa menjadi salah satu representasi Teologi Islam Nusantara. Dari paparan tersebut artikel ini dimaksudkan untuk mendudukan secara tepat pandangan Kiai Said Aqil Siroj tentang Ahl al-Sunnah Wa al- Jama’ah yang dikontruks oleh Nahdlatul Ulama’ dalam korelasinya dengan konsep Islam Nusantara dalam bingkai dinamika keilmuan studi Islam, serta kontribusinya bagi pembumian Islam yang ramah, damai, dan menjadi rahmah bagi seluruh bangsa Indonesia khususnya bagi dunia umumnya. Pada sisi keilmuan pengungkapan pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tersebut nuansa baru dalam kajian dan wawasan pemikiran Islam.Kata Kunci : Kiai Said Aqil Siroj, Nahdlatul Ulama, Aswaja An-Nahdliyah, Islam Nusantara.   
PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Nurul Syalafiyah; Rona Merita
Bahasa Indonesia Vol 5 No 2 (2020): Islamic Law September 2020
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/iljs.v5i2.95

Abstract

Masyarakat sebagai obyek pembangunan yang menerima semua program dari pemerintah. Program pemerintah desa yang berbentuk pemberdayaan masyarkat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada agar dapat berkembang serta dapat membantu proses kemajuan desa. Masyarakat menempati posisi utama yang memulai, mengelola dan menikmati pembangunan. Pemerintah Desa sebagai fasilitator dalam membuka ruang yang kondusif bagi tumbuhnya prakarsa, partisipasi dan institusi lokal. Penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 2 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pelestarian Hasil Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat di Bumdes Bersama (Bumdesma) Sejahtera Abadi Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap pengelolaan Bumdesma Sejahtera Abadi. Hasil penelitian menunjukkan rendahnya partisipasi masyarakat untuk berperan serta memajukan Bumdesma Sejahtera Abadi. Seyogyanya menguatkan kembali pembinaan dan pengawasan secara bersama-sama antara Satuan Perangkat daerah yang membidangi program tersebut dan mengadakan pelatihan-pelatihan bagi para pelakunya baik tingkat kecamatan maupun pengurus kelompok.