Afrina .
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

GAMBARAN MORFOLOGI Candida albicans SETELAH TERPAPAR EKSTRAK SERAI (Cymbopogon citratus) PADA BERBAGAI KONSENTRASI Afrina .; Abdillah Imron Nasution; Cut Iryanti Sabila
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.509 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9748

Abstract

Candida albicans merupakan jamur oportunisik dan termasuk salah satu flora normal dalam rongga mulut manusia yang dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan kandidiasis oral. Salah satu mekanisme adaptasi yang dilakukan C. albicans untuk mempertahankan hidupnya dari senyawa antifungal ekstrak serai (Cymbopogon citratus) adalah perubahan morfologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran morfologi C. albicans setelah terpapar serai pada berbagai konsentrasi yang dilakukan pada kelompok perlakuan yang terdiri dari konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, kelompok kontrol negatif (akuades) dan tiga kelompok kontrol flukonazol berdasarkan dosis CLSI minimum, optimum, dan maksimum. C. albicans yang digunakan adalah ATCC 10231 yang telah disensitisasi dengan Cigarette Smoke Condensate (CSC). Gambaran morfologi C. albicans dilihat menggunakan mikroskop elektrik dengan pembesaran 1000x dan dibedakan menjadi bentuk blastospora, sel budding, pseudohifa, dan hifa. Gambaran morfologi C. albicans kemudian dianalisis secara deskriptif dan tabulasi. Hasil menunjukkan bahwa morfologi C. albicans setelah terpapar ekstrak serai pada semua konsentrasi didominasi oleh blastospora, dengan jumlah sel budding dan hifa paling sedikit terdapat di konsentrasi 25%.Kata Kunci: Candida albicans, kandidiasis oral, serai
Konsentrasi Hambat dan Bunuh Minimum Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Terhadap Aggregatibacter Actinomycetemcomitans Secara In Vitro Afrina .; Santi Chismirina; Risa Yulanda Magistra
Cakradonya Dental Journal Vol 8, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.458 KB)

Abstract

Periodontitis agresif merupakan kelainan jaringan yang progresif pada orang dewasa muda sehat yang didominasi oleh bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Perawatan periodontitis agresif dengan penggunaan antibiotik berkepanjangan dapat menyebabkan bakteri A. actinomycetemcomitans menjadi resisten, oleh sebab itu alternatif perawatan dapat dilakukan dengan pemberian tanaman yang mengandung antibakteri, salah satunya daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan obat tradisional yang sering digunakan untuk berbagai macam penyakit dan diketahui memiliki kandungan aktif yang bersifat antibakteri. Zat aktif yang terkandung tersebut alkaloid, polifenol, saponin, flavonoid, kuinon dan steroid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans secara in vitro. Penelitian eksperimental laboratoris ini menggunakan sampel A. actinomycetemcomitans isolat klinis yang telah diidentifikasi sebelumnya dan daun jeruk nipis yang diekstraksi menggunakan metode maserasi. Ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) diuji efek antibakterinya terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans dengan metode Standard Plate Count (SPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni pada konsentrasi 0,25% berjumlah 386 x 103 CFU/ml dan paling sedikit ditemukan pada konsentrasi 20% berjumlah 1,5 x 103 CFU/ml. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ditemukan pada konsentrasi 0,25% dan tidak ditemukan adanya Kosentrasi Bunuh Minimum (KBM).
Uji Aktivitas Antifungal Ekstrak Kulit Pisang Barangan (Musa Paradisiaca L) Terhadap Candida Albicans Ridha Andayani; Afrina .
Cakradonya Dental Journal Vol 8, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.42 KB)

Abstract

Candida albicans (C. albicans) adalah jamur oportunistik yang pada keadaan tertentu dapat menjadi patogen di rongga mulut dan menyebabkan kandidiasis oral. Penanganan kandidiasis oral umumnya menggunakan obat-obatan antifungal sintetik yang dapat menimbulkan efek samping. Kulit pisang barangan (Musa paradisiaca L.) adalah bagian yang sering dianggap tidak bermanfaat namun mengandung banyak komponen antifungal seperti alkaloid, saponin, steroid, triterpenoid, kuinon, polifenol dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungal ekstrak kulit Musa paradisiaca L. terhadap pertumbuhan C. albicans. Pada penelitian ini, kulit Musa paradisiaca L. diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kulit Musa paradisiaca L. yang telah diuji fitokimia, diuji aktivitas antifungalnya menggunakan metode dilusi dengan Standard Plate Count (SPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit Musa paradisiaca L. berpengaruh terhadap pertumbuhan C. albicans dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) sebesar 12,5% dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sebesar 100%.
UJI AKTIVITAS ANTIFUNGAL EKSTRAK KULIT PISANG BARANGAN (Musa paradisiaca L.) TERHADAP Candida albicans Ridha Andayani; Afrina .; Kartika Sari
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.533 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9874

Abstract

Candida albicans (C. albicans) adalah jamur oportunistik yang pada keadaan tertentu dapat menjadi patogen di rongga mulut dan menyebakan kandidiasis oral. Penanganan kandidiasis oral umumnya menggunakan obat-obatan antifungal sintetik yang dapat menimbulkan efek samping. Kulit pisang barangan (Musa paradisiaca L.) adalah bagian yang sering dianggap tidak bermanfaat namun mengandung banyak komponen antifungal seperti alkaloid, saponin, steroid, triterpenoid, kuinon, polifenol dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungal ekstrak kulit pisang barangan terhadap pertumbuhan C. albicans. Pada penelitian ini, kulit pisang barangan diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kulit pisang barangan yang telah diuji fitokimia, diuji aktivitas antifungalnya menggunakan metode dilusi dengan Standard Plate Count (SPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit Musa paradisiaca L. berpengaruh terhadap pertumbuhan C. albicans dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) sebesar 12,5% dan Konsentrasi Bunuh Minimum sebesar 100%.Kata kunci : Candida albicans, antifungal, kulit pisang
KONSENTRASI HAMBAT DAN BUNUH MINIMUM EKSTRAK SERAI (Cymbopogon citratus) TERHADAP Candida albicans Afrina .; Abdillah Imron Nasution; Nur Rahmania
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.424 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9879

Abstract

Candida albicans merupakan spesies yang paling banyak terdapat di rongga mulut sebagai flora normal dan juga sangat berkaitan dengan candidiasis terutama oral candidiasis. Oral candidiasis adalah infeksi oportunistik yang paling umum berdampak pada mukosa rongga mulut. Serai (Cymbopogon citratus) memiliki kandungan kimia yang terdiri dari alkaloid, tanin, dan terpenoid yang dapat menghambat pertumbuhan jamur C.albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak serai terhadap C. albicans. Ekstrak Serai dalam konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dibuat secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.Pengujian untuk menilai KHM dan KBM ekstrak serai terhadap C.albicans dengan metode dilusi yang terdiri dari kelompok perlakuan, kelompok kontrol negatif (aquades) dan kelompok kontrol positif (flukonazol). KHM dan KBM diketahui dengan menghitung jumlah koloni pada media SDA. Data dianalisis dengan uji One Way ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis. Tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan. Konsentrasi yang efektif dalam menghambat C. albicans adalah pada konsentrasi 25% dan Konsentrasi Bunuh Minimum didapatkan pada konsentrasi 100% dengan tidak ada pertumbuhan koloni C. albicans pada media SDA.Kata Kunci: Candida albicans, Oral Candidiasis, serai
Konsentrasi Hambat dan Bunuh Minimum Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Terhadap Aggregatibacter Actinomycetemcomitans Secara In Vitro Afrina .; Santi Chismirina; Risa Yulanda Magistra
Cakradonya Dental Journal Vol 8, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periodontitis agresif merupakan kelainan jaringan yang progresif pada orang dewasa muda sehat yang didominasi oleh bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Perawatan periodontitis agresif dengan penggunaan antibiotik berkepanjangan dapat menyebabkan bakteri A. actinomycetemcomitans menjadi resisten, oleh sebab itu alternatif perawatan dapat dilakukan dengan pemberian tanaman yang mengandung antibakteri, salah satunya daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan obat tradisional yang sering digunakan untuk berbagai macam penyakit dan diketahui memiliki kandungan aktif yang bersifat antibakteri. Zat aktif yang terkandung tersebut alkaloid, polifenol, saponin, flavonoid, kuinon dan steroid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans secara in vitro. Penelitian eksperimental laboratoris ini menggunakan sampel A. actinomycetemcomitans isolat klinis yang telah diidentifikasi sebelumnya dan daun jeruk nipis yang diekstraksi menggunakan metode maserasi. Ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) diuji efek antibakterinya terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans dengan metode Standard Plate Count (SPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni pada konsentrasi 0,25% berjumlah 386 x 103 CFU/ml dan paling sedikit ditemukan pada konsentrasi 20% berjumlah 1,5 x 103 CFU/ml. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ditemukan pada konsentrasi 0,25% dan tidak ditemukan adanya Kosentrasi Bunuh Minimum (KBM).
Uji Aktivitas Antifungal Ekstrak Kulit Pisang Barangan (Musa Paradisiaca L) Terhadap Candida Albicans Ridha Andayani; Afrina .
Cakradonya Dental Journal Vol 8, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candida albicans (C. albicans) adalah jamur oportunistik yang pada keadaan tertentu dapat menjadi patogen di rongga mulut dan menyebabkan kandidiasis oral. Penanganan kandidiasis oral umumnya menggunakan obat-obatan antifungal sintetik yang dapat menimbulkan efek samping. Kulit pisang barangan (Musa paradisiaca L.) adalah bagian yang sering dianggap tidak bermanfaat namun mengandung banyak komponen antifungal seperti alkaloid, saponin, steroid, triterpenoid, kuinon, polifenol dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungal ekstrak kulit Musa paradisiaca L. terhadap pertumbuhan C. albicans. Pada penelitian ini, kulit Musa paradisiaca L. diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kulit Musa paradisiaca L. yang telah diuji fitokimia, diuji aktivitas antifungalnya menggunakan metode dilusi dengan Standard Plate Count (SPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit Musa paradisiaca L. berpengaruh terhadap pertumbuhan C. albicans dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) sebesar 12,5% dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sebesar 100%.
KONSENTRASI HAMBAT DAN BUNUH MINIMUM EKSTRAK SERAI (Cymbopogon citratus) TERHADAP Candida albicans Afrina .; Abdillah Imron Nasution; Nur Rahmania
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9879

Abstract

Candida albicans merupakan spesies yang paling banyak terdapat di rongga mulut sebagai flora normal dan juga sangat berkaitan dengan candidiasis terutama oral candidiasis. Oral candidiasis adalah infeksi oportunistik yang paling umum berdampak pada mukosa rongga mulut. Serai (Cymbopogon citratus) memiliki kandungan kimia yang terdiri dari alkaloid, tanin, dan terpenoid yang dapat menghambat pertumbuhan jamur C.albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak serai terhadap C. albicans. Ekstrak Serai dalam konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dibuat secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.Pengujian untuk menilai KHM dan KBM ekstrak serai terhadap C.albicans dengan metode dilusi yang terdiri dari kelompok perlakuan, kelompok kontrol negatif (aquades) dan kelompok kontrol positif (flukonazol). KHM dan KBM diketahui dengan menghitung jumlah koloni pada media SDA. Data dianalisis dengan uji One Way ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis. Tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan. Konsentrasi yang efektif dalam menghambat C. albicans adalah pada konsentrasi 25% dan Konsentrasi Bunuh Minimum didapatkan pada konsentrasi 100% dengan tidak ada pertumbuhan koloni C. albicans pada media SDA.Kata Kunci: Candida albicans, Oral Candidiasis, serai
UJI AKTIVITAS ANTIFUNGAL EKSTRAK KULIT PISANG BARANGAN (Musa paradisiaca L.) TERHADAP Candida albicans Ridha Andayani; Afrina .; Kartika Sari
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9874

Abstract

Candida albicans (C. albicans) adalah jamur oportunistik yang pada keadaan tertentu dapat menjadi patogen di rongga mulut dan menyebakan kandidiasis oral. Penanganan kandidiasis oral umumnya menggunakan obat-obatan antifungal sintetik yang dapat menimbulkan efek samping. Kulit pisang barangan (Musa paradisiaca L.) adalah bagian yang sering dianggap tidak bermanfaat namun mengandung banyak komponen antifungal seperti alkaloid, saponin, steroid, triterpenoid, kuinon, polifenol dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungal ekstrak kulit pisang barangan terhadap pertumbuhan C. albicans. Pada penelitian ini, kulit pisang barangan diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kulit pisang barangan yang telah diuji fitokimia, diuji aktivitas antifungalnya menggunakan metode dilusi dengan Standard Plate Count (SPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit Musa paradisiaca L. berpengaruh terhadap pertumbuhan C. albicans dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) sebesar 12,5% dan Konsentrasi Bunuh Minimum sebesar 100%.Kata kunci : Candida albicans, antifungal, kulit pisang
GAMBARAN MORFOLOGI Candida albicans SETELAH TERPAPAR EKSTRAK SERAI (Cymbopogon citratus) PADA BERBAGAI KONSENTRASI Afrina .; Abdillah Imron Nasution; Cut Iryanti Sabila
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9748

Abstract

Candida albicans merupakan jamur oportunisik dan termasuk salah satu flora normal dalam rongga mulut manusia yang dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan kandidiasis oral. Salah satu mekanisme adaptasi yang dilakukan C. albicans untuk mempertahankan hidupnya dari senyawa antifungal ekstrak serai (Cymbopogon citratus) adalah perubahan morfologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran morfologi C. albicans setelah terpapar serai pada berbagai konsentrasi yang dilakukan pada kelompok perlakuan yang terdiri dari konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, kelompok kontrol negatif (akuades) dan tiga kelompok kontrol flukonazol berdasarkan dosis CLSI minimum, optimum, dan maksimum. C. albicans yang digunakan adalah ATCC 10231 yang telah disensitisasi dengan Cigarette Smoke Condensate (CSC). Gambaran morfologi C. albicans dilihat menggunakan mikroskop elektrik dengan pembesaran 1000x dan dibedakan menjadi bentuk blastospora, sel budding, pseudohifa, dan hifa. Gambaran morfologi C. albicans kemudian dianalisis secara deskriptif dan tabulasi. Hasil menunjukkan bahwa morfologi C. albicans setelah terpapar ekstrak serai pada semua konsentrasi didominasi oleh blastospora, dengan jumlah sel budding dan hifa paling sedikit terdapat di konsentrasi 25%.Kata Kunci: Candida albicans, kandidiasis oral, serai