Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Daya Output Optimal Pada Jenis Solar Gell Monocrystalline dan Polycrystalline Yulianta Siregar; Hasdari Helmi; Syahrawardi Syahrawardi; Afron Afron; Yehezkiel Yehezkiel
Jurnal Teknika Vol 11, No 2 (2015): Edisi November 2015
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v11i2.6647

Abstract

Penelitian ini membahas penggunaan solar cell yang optimal dengan menggunakan 2 jenis solar cell 100 Wp yaitu Monocrystalline dan Polycrystalline dan di lakukan di gedung Departement Teknik Elekltro, Universitas Sumatera Utara, pada bulan Oktober 2015. Jenis Monocrystalline menggunakan sudut kemiringan solar cell 0o60", sementara jenis Polycrystalline menggunakan reflektor (Cermin) dengan sudut reflektor 50', 60' dan 70'. Hasil daya output optimal yang di peroleh untuk Monocrystalline adalah sebesar 100 Watt, pada Jam 12.00 WIB dengan sudut kemiringan solar cell 10'dan berada pada posisi sudut azimuth matahari, sedangkan unfuk Polycrystalline daya output optimal sebesar 100 Watt , pada jam 12.00 WIB dengan sudut kemiringan reflektor 60" dan sudut kemiringan solar cel 10".
PERHITUNGAN JUMLAH GANGGUAN PADA ISOLATOR TRANSMISI AKIBAT SAMBARAN PETIR LANGSUNG Francisco Ki; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.242 KB)

Abstract

Sambaran petir pada jaringan transmisi dapat menyebabkan terganggunya penyaluran tenaga listrik. Akibat dari sambaran petir tersebut dapat menyebabkan  terjadinya lompatan api atau busur api pada isolator menara transmisi. Terganggunya isolator dapat disebabkan oleh kegagalan perisaian dan backflashover pada menara transmisi. Kegagalan suatu sistem perisaian dapat diketahui dengan menggunakan metode elektrogeometris sedangkan backflashover digunakan teori metode gelombang berjalan.Dalam paper ini, perhitungan jumlah gangguan dilakukan pada menara tipe AA transmisi 275 kV Galang – Binjai dan diperoleh nilai lightning performance sebesar 1,821 gangguan/ km/ tahun.
PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG Benito Arif Nugroho; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.545 KB)

Abstract

Minyak nabati, seperti minyak jagung, dapat digunakan untuk alternatif lain pembuatan isolasi cair. Dari pengujian yang dilakukan, kekuatan dielektrik minyak jagung masih belum memenuhi standar untuk digunakan sebagai isolator cair. Hasil pengujian menunjukkan minyak jagung memiliki kekuatan dielektrik lebih tinggi sesudah ditambahkan fenol. Variasi persentase fenol yang terlarut di dalam minyak jagung juga menghasilkan besar kekuatan dielektrik yang berbeda pula. Untuk memenuhi nilai standar SPLN 49-1 : 1982 untuk tegangan tembus yaitu ≥ 30 KV pada jarak sela 2,5 mm, maka persentase fenol di dalam minyak jagung adalah ≥ 8,52 %.
Pengaruh Elektroda Cincin Perata Terhadap Distribusi Tegangan Isolator Rantai Jenis Porselen Doly Damanik; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.824 KB)

Abstract

Rangkaian pengganti dari sebuah isolator rantai yang terpasang pada menara merupakan susunan dari beberapa kapasitor yang besarnya tidak selalu sama, ketika dialiri arus bolak-balik maka distribusi tegangan pada isolator tersebut tidak merata, hal ini dapat mengakibatkan isolator paling dekat ke konduktor fasa akan memikul tegangan yang besar. Pada  paper ini akan dilihat pengaruh penambahan elektroda cincin perata terhadap distribusi tegangan. Elektroda cincin perata yang digunakan terbuat dari besi padat dengan ukuran diameter penampang 12 mm dan diameter lingkaran 45 cm dan 60 cm. Dengan isolator yang digunakan adalah jenis porselen dan jumlah piringan tujuh sampai sepuluh buah. Dari percobaan didapat terjadi perubahan distribusi tegangan yang semakin merata pada isolator rantai setelah penambahan elektroda cincin perata. Perubahan terbesar terjadi pada isolator rantai dengan jumlah sepuluh piringan dengan menggunakan elektroda cincin perata diameter 60 cm yaitu sebesar 15,6 %.
PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI Renhat Lasidos Dabalok; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.157 KB)

Abstract

IrPetir yang menerpa kawat tanah saluran transmisi menimbulkan tegangan lebih surja berupa gelombang berjalan yang merambat dari titik sambaran menuju menara transmisi berikutnya, selanjutnya akan merambat sampai ke pembumian menara tersebut. Adanya perbedaan impedansi surja pembumian menara dengan impedansi surja menara menyebabkan gelombang ini akan dipantulkan kembali ke puncak menara. Kemudian dari puncak menara gelombang tegangan surja dipantulkan lagi ke pembumian menara. Dengan demikian akan terjadi pantulan berulang di pembumian dan puncak menara. Pantulan-pantulan gelombang ini akan membuat tegangan pada isolator menara naik. Dalam tulisan ini akan diteliti bagaimana pengaruh impedansi pembumian terhadap distribusi tegangan surja petir pada tiap menara transmisi. Untuk melihat hal ini diadakan studi kasus pada Menara No. 70 s/d Menara No. 80 milik PT PLN Transmisi 150 kV Titi Kuning – Berastagi. Diperoleh bahwa semakin kecil impedansi pembumian maka tegangan isolator semakin kecil.   Kata Kunci: Impedansi pembumian, Tegangan Isolator
CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN Royden Zulfai Hutapea; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.226 KB)

Abstract

Sulfur Heksafluorida ( SF6 ) merupakan gas yang dapat digunakan sebagai media isolasi pada peralatan listrik, begitu juga digunakan pada Gas Insulated Switchgear ( GIS ) pada sistem transmisi daya listrik. kondisi isolasi gas SF6 ini akan berkaitan dengan tingkat unjuk kerja GIS secara  keseluruhan dimana tingkat unjuk kerja GIS dapat ditentukan dengan melakukan condition assessment. Condition assessment dapat dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama adalah pengidentifikasian resiko  ( risk assessment ). Dalam hal ini, dicari bentuk kegagalan beserta parameter gas SF6 yang terlibat, lalu ditentukan parameter gas apa yang lebih berpengaruh dalam menyebabkan kegagalan tersebut. Bagian kedua adalah monitoring diagnosis yang merupakan cara untuk mengetahui dan mengukur parameter-parameter gas SF6 pada GIS yang diperiksa. Kemudian hasil dari pengidentifikasian resiko dan  monitoring diagnosis akan dikombinasikan untuk menentukan kondisi akhir dari GIS.
PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM christian daniel simanjuntak; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 6, No 3 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peralatan listrik yang memerlukan udara sebagai bahan isolasinya banyak dijumpai pada daerah padat industri. Peralatan listrik ini tidak jauh dari kemungkinan terjadinya peristiwa korosi yang disebabkan oleh polusi seperti hujan asam di sekitar daerah tersebut. Peristiwa korosi ini akan menyebabkan perubahan bentuk peralatan listrik yang akan berpengaruh pada distribusi medan listriknya. Dimana distribusi medan listrik pada peralatan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh korosi tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi temperatur di sekitar peralatan listrik. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan percobaan pada tegangan tembus udara di antara sela elektroda bola dalam kondisi tidak terpolusi atau dalam keadaan normal dan temperatur dinaikan di sekitar elektroda bola. Kemudian percobaan berikutnya dilakukan pada elektroda bola yang telah terpolusi asam, dengan jarak sela yang berbeda. Elektroda yang digunakan berdiameter 5 cm dan 10 cm, serta asam yang digunakan adalah asam Nitrat (HNO3). Dari hasil pengujian didapatkan bahwa terjadi penurunan tegangan tembus udara akibat dari kenaikan temperatur disekitar elektroda bola-bola dan polusi yang terdapat pada elektroda tersebut, besarnya persentase penurunan tegangan tembus pada berbagai sela sebesar 8,25 % Kata Kunci : Tegangan tembus udara, Pengaruh temperatur, dan polusi zat asam.
SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR Kentrick Pranoto; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.346 KB)

Abstract

Isolator rantai digunakan sebagai isolasi yang memisahkan antara kawat fasa yang bertegangan dengan menara. Karena adanya pengaruh kapasitansi maka distribusi tegangan pada setiap rantai/piring isolator rantai menjadi tidak merata.  Hal ini memungkinkan adanya satu atau lebih piring isolator yang akan memikul tegangan melebihi kemampuannya.Tulisan ini menampilkan simulasi perhitungan distribusi tegangan dari setiap rantai isolator yang ada dengan menggunakan metode hukum Kirchoff untuk beberapa skenario: keadaaan normal, flashover, dan terputusnya kawat pembumian. Dari simulasi, diperoleh bahwa distribusi tegangan pada isolator rantai semakin baik jika kapasitansi sendiri (C1) semakin besar, kapasitansi antara elektroda penghubung dengan menara/tanah (C2) semakin kecil atau kapasitansi antara elektroda penghubung dengan kawat fasa (C3) semakin besar. Flashover pada salah satu piring isolator rantai menyebabkan tegangan pada setiap piring isolator lain naik dan menyebabkan efisiensi menurun dengan variasi 0,25% - 15%, sementara putusnya kawat pembumian menyebabkan isolator yang terdekat ke kawat fasa memikul tegangan terendah dan piring isolator yang terdekat ke menara memikul tegangan tertinggi.Kata Kunci : isolator rantai, kapasitansi, distribusi tegangan
ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR Wangto Ratta Halim; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.657 KB)

Abstract

Pada tegangan impuls yang disebabkan oleh sambaran petir, waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak gelombang dan waktu penurunan tegangan sangat bervariasi sehingga perlu ditetapkan bentuk standar tegangan impuls petir untuk keperluan pengujian. Terdapat beberapa standar mengenai tegangan impuls petir diantaranya standar Jepang, Inggris, Amerika dan International Electrotechnical Commission (IEC). Masing- masing standar memiliki perbedaan dari segi waktu muka dan waktu ekor gelombang. Paper ini menganalisis bentuk tegangan impuls petir sesuai standar Jepang, Inggris, Amerika dan IEC, serta menyajikan cara menentukan nilai resistansi, induktansi dan kapasitansi generator impuls untuk menghasilkan bentuk gelombang impuls petir sesuai masing-masing standar. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai tegangan puncak, waktu muka dan waktu ekor gelombang dapat diatur dengan mengubah nilai resistansi, induktansi dan kapasitansi pada generator impuls. Pada generator impuls RLC dengan spesifikasi W = 1 kJ, Vmaks = 100 kV  dan η = 90% nilai komponen untuk membangkitkan tegangan impuls petir berdasarkan standar IEC adalah C = 162 nF, L = 88,72 µH, R0 = 396,08 Ω, Rs = 37,80 Ω Kata Kunci: gelombang impuls, generator impuls petir, standar gelombang impuls petir
STUDI PENENTUAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH BERPENGUATAN SERI DENGAN MENGGUNAKAN UJI MEDAN (FIELD TEST) (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Raymond Aryanto Sitorus; Syahrawardi Syahrawardi
Singuda ENSIKOM Vol 8, No 2 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.502 KB)

Abstract

Pengujian terhadap suatu motor dc diperlukan untuk mengetahui kinerja dari suatu motor dc,  karena melalui pengujian didapatkan nilai-nilai yang akan merujuk kepada rugi-rugi daya dan efisiensi motor dc tersebut. Salah satu metode pengujian untuk motor dc disebut sebagai uji medan. Uji medan dapat dipakai untuk menguji motor dc penguatan seri. Dalam paper ini akan dibuktikan bahwa uji medan dapat digunakan untuk menentukan efisiensi motor dc yang diuji. Dari pengujian yang telah dilakukan, terbukti bahwa uji medan dapat dipakai untuk menentukan efisiensi motor dc penguatan seri, yaitu dengan menggunakan besar tegangan suplai (VT) yang diberi ke motor DC sebesar 85V, 80V, 75V, 70V, dan 60V didapatkan bahwa efisiensi motor DC penguatan seri yang diuji mencapai nilai tertinggi pada VT = 85V, yaitu sebesar 56,8%