F Firdausni
Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pemanfaatan katekin ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai pengawet alami terhadap karakteristik mie basah K Kamsina; F Firdausni; S Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6526.89-95

Abstract

Ekstak gambir merupakan ekstrak dari sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai pengawet pangan.  Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan pengawet sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak gambir terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan mie pangsit. Penelitian dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan (persentase ekstrak gambir) yaitu 0% (kontrol, 0,1%, 0,2%, 0,3% dan 0,4%  dengan 5 kali ulangan. Peningkatan penggunaan ekstrak gambir menyebabkan peningkatan nilai kadar air menjadi 34,706%, kadar abu 0,0443%, antioksidan 18,82% dan total fenol 84%. Hasil perlakuan  optimal didapatkan pada perlakuan 0,2% untuk uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,50; 4,00; 4,13 dan 4,24.  Sedangkan untuk ketahanan simpan mie basah  sampai hari ke-4  cemaran mikroba (angka lempeng total) mengandung 9,8x105koloni/g dan memenuhi standard SNI 2987:2015 (mie basah).
Pengaruh Penggunaan Sukrosa dan Penstabil Karboksi Metil Selulosa (CMC) terhadap Mutu dan Gingerol Jahe Instan F Firdausni; Wilsa Hermianti; Robby Kumar
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3364.137-146

Abstract

Ginger contains gingerol which is very useful in the pharmaceutical and food industries. Gingerol has an ability as an antioxidant and anti-inflammatory. Processing of ginger into instant ginger can make it easy in presentation and the stability of ginger availability. The research was aimed to get the technology and manufacturing process of instant ginger products with good quality and a high content of gingerol. The study was conducted with the treatment of sucrose addition 100% granulated sugar, the ratio of granulated sugar and palm sugar (3:1) and (1:1), and the addition of stabilizer carboxy methyl cellulose (CMC) namely control (0%), 0.5%, and 1%. The results showed that the addition of sugar as a source of sucrose and the addition of stabilizers CMC could affect the product quality. The treatment of granulated sugar and palm sugar ration (3:1) and the addition of stabilizers CMC 1% produced an optimum result with water content 1.54%, ash content 0.73%, sugar content 76%, total dissolved solids 97,01%, total acid 0.16%, as well as analysis of 6,8,10 gingerol was 1.240 mg g-1; 0.045 mg g-1; 0.070 mg g-1respectively and 6 shogaol 0.175 mg g-1. ABSTRAKJahe mengandung gingerol yang sangat bermanfaat dalam industri farmasi dan makanan. Gingerol memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Pengolahan jahe menjadi jahe instan akan memudahkan dalam penyajian dan stabilitas ketersediaan jahe. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan teknologi proses dan pembuatan produk jahe instan dengan mutu baik serta kandungan gingerol yang tinggi. Penelitian dilakukan dengan perlakuan variasi penambahan sukrosa yaitu gula pasir 100%, perbandingan gula pasir dan gula aren (3:1) dan (1:1), serta penambahan penstabil karboksimetil selulosa (CMC), yaitu kontrol, 0,5%, dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan variasi gula sebagai sumber sukrosa dan penambahan penstabil CMC dapat mempengaruhi mutu produk. Perlakuan pemakaian gula pasir : gula aren (3:1) dan penambahan penstabil CMC 1% memberikan hasil optimal dengan kadar air 1,54%, kadar abu 0,73%, kadar gula 76%, total padatan terlarut 97,01%, total asam 0,16 %, serta analisis 6,8,10 gingerol berturut turut, yaitu 1,240 mg/g; 0,045 mg/g; 0,070 mg/g; dan 6 shogaol 0,175 mg/g.
Pengaruh penggunaan ekstrak gambir sebagai antimikroba terhadap mutu dan ketahanan simpan cake bengkuang (Pachyrhizus erosus) K Kamsina; F Firdausni
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.782 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4329.111-117

Abstract

Gambir merupakan sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa katekin yang bersifat sebagai antimikroba.  Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan antimikroba sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi katekin terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan cake bengkuang. Penelitian ini dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (persentase catechin) yaitu A (kontrol), B (0,010%), C (0,015%), D (0,020%) dan E   (0,025%) dengan 5 kali ulangan. Hasil perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan D dengan nilai kadar air 21,55%, kadar abu 0,3805%, gula 15,765%, antioksidan 28,38% dan total fenolik 2,01%. Uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,481; 3,593; 3,593; 3,333. Sedangkan untuk ketahanan simpan cake bengkuang sampai minggu ke-3 untuk kadar air 31,91 % dan mikroba (Angka lempeng total) 7,4 x 104  koloni/g dan memenuhi standard SNI 01-3840-1995 (Roti). Penggunaan ekstrak gambir sebagai antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri kuat dengan daya hambat bakteri Escherechia coli 11 mm dan Salmonella 15 mm.AbstractGambier is a material that extracted from the leaves of gambier plants and contains catechin compounds which have antimicrobial characteristic. In order to improve the storage resistance of food and to minimize the use of synthetic antimicrobials, this study was carried out with the aim of knowing the effect of giving catechin concentrations on the nutritional value and storage resistance of yam cake. The method was conducted by a completely randomized design (CRD) with 5 treatments (percentage of catechin), namely A (control), B (0.010%), C (0.015%), D (0.020%) and E (0.025%) with 5 replications. The optimal result were obtained in treatment D with water content value 21.55%, ash content 0.3805%, sugar content 15.765%, antioxidant 28.38%, and total phenol 2.01%. Organoletic test of color, taste, flavor, and texture were preferred with value 3.481; 3.593; 3.593; 3.333 respectively. Whereas the resistance of jicama cake storage until the third week for water content 31.91% and microbes (total plate number) 7.4 x 104 colony/g and fulfilled the SNI standard 01-3840-1995 (Bread). The use of gambier extract as an antimicrobial in inhibit the growth of strong bacteria with inhibition of 15 mm for Salmonella bacteria and 11 mm for Escherechia coli.
Karakteristik pewarna alam gambir (Uncaria gambir Roxb) untuk produk pangan F Firdausni; Gustri Yeni; F Failisnur; K Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5682.89-96

Abstract

Pewarna alami yang berpotensi untuk diekstrak diantaranya gambir (Uncaria gambir Roxb). Gambir mengandung senyawa tanin sebagai pewarna untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang aman untuk kesehatan.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan metode ekstraksi dan maserasi menggunakan pelarut (air, etanol 25%, etanol 50%) dan pembangkit warna (asam sitrat 3%, asam askorbat 3% dan kapur sirih 5%) dengan 3 kali ulangan.  Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh pembangkit warna (fiksator) dalam menghasilkan warna untuk pangan sebagai pengganti pewarna sintetis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan memiliki intensitas warna yang berbeda dari kuning, kuning kemerahan dan merah kecoklatan. Pemakaian pelarut etanol 25% dan pembangkit warna asam askorbat menghasilkan kecerahan warna L 79,60, ketuaan warna K/S  1,15 dengan  arah warna kuning kemerahan (a* 6,5  dan b* 23,99), aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC 50 sebesar 6,25 ppm, sedangkan kapur sirih menghasilkan kecerahan warna L 81,47, ketuaan warna K/S 4,09 dan arah warna merah tua (a* 6,88 dan b* 8,17) mempunyai aktivitas antioksidan paling rendah yaitu 7,84 ppm.ABSTRACTNatural dyes that have a potential to be extracted include Gambier (Uncaria gambier. Roxb). Gambier contains tannin compounds as food coloring and can be used as an alternative substitute of synthetic dyes that are safe for health. The study used a completely randomized design (CRD) by extraction and maceration methods using solvents (water, ethanol 25%, ethanol 50%) and color generating (citric acid 3%, ascorbic acid 3%, and betel lime 5% and 3 replications. The research aims to see the effect of color generator (fixator) in producing colors for food. The results showed that the colors produced had different color intensities from yellow, reddish yellow, and brownish red. The use of 25% ethanol solvent and ascorbic acid produced a color brightness (L) 79.60, color strength (K/S) 1.15 with redish yellow color and antioxidant activity (IC50) value 6.25 ppm, while by using betel lime produced a color brightness (L) 81.47, color strength (K/S) 4.09 with dark red color and color direction (a* 6.88 and b* 8.17). It has low antioxidant activity 7.84 ppm.
Pengaruh pemakaian jahe emprit dan jahe merah terhadap karakteristik fisik, total fenol, dan kandungan gingerol, shogaol ting-ting jahe (Zingiber officinale) F Firdausni; K Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.798 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4330.67-76

Abstract

Pemanfaatan jahe menjadi suatu produk alternatif yang mempunyai nilai tambah salah satunya adalah makanan ringan ting-ting jahe. Produk ini merupakan pangan fungsional yang berkhasiat obat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis jahe dan penambahan jahe terhadap karakteristik fisik, total fenol, kandungan utama jahe gingerol dan shogaol ting-ting  jahe. Penelitian dilakukan dengan menggunakan jahe emprit dan jahe merah dengan persentase penambahan terhadap bahan  10%, 20% dan 30%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian jenis jahe memberikan pengaruh terhadap total fenol, gingerol dan shogaol ting-ting  jahe. Perlakuan optimal didapatkan pada ting-ting  jahe emprit dengan   penambahan 30% dengan total fenol 1,66%, gingerol (6,8 dan 10 gingerol) berturut turut 0,172 mg/g; 0,163 mg/g; 0,275 mg/g, dan 6 shogaol 0,150 mg/g. Penilaian organoleptik tingkat kesukaan panelis terbaik diperoleh pada perlakuan ting-ting   jahe merah 20%  dengan rasa, aroma dan tekstur 3,90; 3,75; 3,45 yaitu disukai.AbstractAn alternative product from ginger that has an added value is by making it as a snack food called ginger ting-ting. This product is a functional food which has a medicinal properties. The study was aimed to determine the effect of ginger type and the addition of ginger to the physical characteristics, total phenol, the main content of ginger gingerol and shogaol of ginger ting-ting. The study was carried out using yellow ginger and red ginger with the percentage of addition to the ingredients of 10%, 20%, and 30%. The results showed that the use of the ginger type affected the total phenol, gingerol, and shogaol of ginger ting-ting. The optimal treatment was obtained in yellow ginger ting-ting at the addition 30% with total phenol 1.66%, gingerol (6, 8, and 10 gingerol) 0.172 mg/g; 0.163 mg/g; 0.275 mg/g respectively, and 6 shogaol 0.150 mg/g. Organoleptic assessment of the best panelist preference level was obtained at the treatment 20% red ginger ting-ting with the taste, flavor, and texture were preferred with value 3.90; 3.75; 3.45 recpectively.
Pengaruh Penggunaan Sukrosa dan Penstabil Karboksi Metil Selulosa (CMC) terhadap Mutu dan Gingerol Jahe Instan F Firdausni; Wilsa Hermianti; Robby Kumar
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.437 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3364.137-146

Abstract

Ginger contains gingerol which is very useful in the pharmaceutical and food industries. Gingerol has an ability as an antioxidant and anti-inflammatory. Processing of ginger into instant ginger can make it easy in presentation and the stability of ginger availability. The research was aimed to get the technology and manufacturing process of instant ginger products with good quality and a high content of gingerol. The study was conducted with the treatment of sucrose addition 100% granulated sugar, the ratio of granulated sugar and palm sugar (3:1) and (1:1), and the addition of stabilizer carboxy methyl cellulose (CMC) namely control (0%), 0.5%, and 1%. The results showed that the addition of sugar as a source of sucrose and the addition of stabilizers CMC could affect the product quality. The treatment of granulated sugar and palm sugar ration (3:1) and the addition of stabilizers CMC 1% produced an optimum result with water content 1.54%, ash content 0.73%, sugar content 76%, total dissolved solids 97,01%, total acid 0.16%, as well as analysis of 6,8,10 gingerol was 1.240 mg g-1; 0.045 mg g-1; 0.070 mg g-1respectively and 6 shogaol 0.175 mg g-1. ABSTRAKJahe mengandung gingerol yang sangat bermanfaat dalam industri farmasi dan makanan. Gingerol memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Pengolahan jahe menjadi jahe instan akan memudahkan dalam penyajian dan stabilitas ketersediaan jahe. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan teknologi proses dan pembuatan produk jahe instan dengan mutu baik serta kandungan gingerol yang tinggi. Penelitian dilakukan dengan perlakuan variasi penambahan sukrosa yaitu gula pasir 100%, perbandingan gula pasir dan gula aren (3:1) dan (1:1), serta penambahan penstabil karboksimetil selulosa (CMC), yaitu kontrol, 0,5%, dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan variasi gula sebagai sumber sukrosa dan penambahan penstabil CMC dapat mempengaruhi mutu produk. Perlakuan pemakaian gula pasir : gula aren (3:1) dan penambahan penstabil CMC 1% memberikan hasil optimal dengan kadar air 1,54%, kadar abu 0,73%, kadar gula 76%, total padatan terlarut 97,01%, total asam 0,16 %, serta analisis 6,8,10 gingerol berturut turut, yaitu 1,240 mg/g; 0,045 mg/g; 0,070 mg/g; dan 6 shogaol 0,175 mg/g.
Pengaruh penggunaan ekstrak gambir sebagai antimikroba terhadap mutu dan ketahanan simpan cake bengkuang (Pachyrhizus erosus) K Kamsina; F Firdausni
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.782 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4329.111-117

Abstract

Gambir merupakan sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa katekin yang bersifat sebagai antimikroba.  Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan antimikroba sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi katekin terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan cake bengkuang. Penelitian ini dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (persentase catechin) yaitu A (kontrol), B (0,010%), C (0,015%), D (0,020%) dan E   (0,025%) dengan 5 kali ulangan. Hasil perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan D dengan nilai kadar air 21,55%, kadar abu 0,3805%, gula 15,765%, antioksidan 28,38% dan total fenolik 2,01%. Uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,481; 3,593; 3,593; 3,333. Sedangkan untuk ketahanan simpan cake bengkuang sampai minggu ke-3 untuk kadar air 31,91 % dan mikroba (Angka lempeng total) 7,4 x 104  koloni/g dan memenuhi standard SNI 01-3840-1995 (Roti). Penggunaan ekstrak gambir sebagai antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri kuat dengan daya hambat bakteri Escherechia coli 11 mm dan Salmonella 15 mm.AbstractGambier is a material that extracted from the leaves of gambier plants and contains catechin compounds which have antimicrobial characteristic. In order to improve the storage resistance of food and to minimize the use of synthetic antimicrobials, this study was carried out with the aim of knowing the effect of giving catechin concentrations on the nutritional value and storage resistance of yam cake. The method was conducted by a completely randomized design (CRD) with 5 treatments (percentage of catechin), namely A (control), B (0.010%), C (0.015%), D (0.020%) and E (0.025%) with 5 replications. The optimal result were obtained in treatment D with water content value 21.55%, ash content 0.3805%, sugar content 15.765%, antioxidant 28.38%, and total phenol 2.01%. Organoletic test of color, taste, flavor, and texture were preferred with value 3.481; 3.593; 3.593; 3.333 respectively. Whereas the resistance of jicama cake storage until the third week for water content 31.91% and microbes (total plate number) 7.4 x 104 colony/g and fulfilled the SNI standard 01-3840-1995 (Bread). The use of gambier extract as an antimicrobial in inhibit the growth of strong bacteria with inhibition of 15 mm for Salmonella bacteria and 11 mm for Escherechia coli.
Karakteristik pewarna alam gambir (Uncaria gambir Roxb) untuk produk pangan F Firdausni; Gustri Yeni; F Failisnur; K Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.932 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5682.89-96

Abstract

Pewarna alami yang berpotensi untuk diekstrak diantaranya gambir (Uncaria gambir Roxb). Gambir mengandung senyawa tanin sebagai pewarna untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang aman untuk kesehatan.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan metode ekstraksi dan maserasi menggunakan pelarut (air, etanol 25%, etanol 50%) dan pembangkit warna (asam sitrat 3%, asam askorbat 3% dan kapur sirih 5%) dengan 3 kali ulangan.  Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh pembangkit warna (fiksator) dalam menghasilkan warna untuk pangan sebagai pengganti pewarna sintetis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan memiliki intensitas warna yang berbeda dari kuning, kuning kemerahan dan merah kecoklatan. Pemakaian pelarut etanol 25% dan pembangkit warna asam askorbat menghasilkan kecerahan warna L 79,60, ketuaan warna K/S  1,15 dengan  arah warna kuning kemerahan (a* 6,5  dan b* 23,99), aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC 50 sebesar 6,25 ppm, sedangkan kapur sirih menghasilkan kecerahan warna L 81,47, ketuaan warna K/S 4,09 dan arah warna merah tua (a* 6,88 dan b* 8,17) mempunyai aktivitas antioksidan paling rendah yaitu 7,84 ppm.ABSTRACTNatural dyes that have a potential to be extracted include Gambier (Uncaria gambier. Roxb). Gambier contains tannin compounds as food coloring and can be used as an alternative substitute of synthetic dyes that are safe for health. The study used a completely randomized design (CRD) by extraction and maceration methods using solvents (water, ethanol 25%, ethanol 50%) and color generating (citric acid 3%, ascorbic acid 3%, and betel lime 5% and 3 replications. The research aims to see the effect of color generator (fixator) in producing colors for food. The results showed that the colors produced had different color intensities from yellow, reddish yellow, and brownish red. The use of 25% ethanol solvent and ascorbic acid produced a color brightness (L) 79.60, color strength (K/S) 1.15 with redish yellow color and antioxidant activity (IC50) value 6.25 ppm, while by using betel lime produced a color brightness (L) 81.47, color strength (K/S) 4.09 with dark red color and color direction (a* 6.88 and b* 8.17). It has low antioxidant activity 7.84 ppm.
Pengaruh pemakaian jahe emprit dan jahe merah terhadap karakteristik fisik, total fenol, dan kandungan gingerol, shogaol ting-ting jahe (Zingiber officinale) F Firdausni; K Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.798 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4330.67-76

Abstract

Pemanfaatan jahe menjadi suatu produk alternatif yang mempunyai nilai tambah salah satunya adalah makanan ringan ting-ting jahe. Produk ini merupakan pangan fungsional yang berkhasiat obat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis jahe dan penambahan jahe terhadap karakteristik fisik, total fenol, kandungan utama jahe gingerol dan shogaol ting-ting  jahe. Penelitian dilakukan dengan menggunakan jahe emprit dan jahe merah dengan persentase penambahan terhadap bahan  10%, 20% dan 30%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian jenis jahe memberikan pengaruh terhadap total fenol, gingerol dan shogaol ting-ting  jahe. Perlakuan optimal didapatkan pada ting-ting  jahe emprit dengan   penambahan 30% dengan total fenol 1,66%, gingerol (6,8 dan 10 gingerol) berturut turut 0,172 mg/g; 0,163 mg/g; 0,275 mg/g, dan 6 shogaol 0,150 mg/g. Penilaian organoleptik tingkat kesukaan panelis terbaik diperoleh pada perlakuan ting-ting   jahe merah 20%  dengan rasa, aroma dan tekstur 3,90; 3,75; 3,45 yaitu disukai.AbstractAn alternative product from ginger that has an added value is by making it as a snack food called ginger ting-ting. This product is a functional food which has a medicinal properties. The study was aimed to determine the effect of ginger type and the addition of ginger to the physical characteristics, total phenol, the main content of ginger gingerol and shogaol of ginger ting-ting. The study was carried out using yellow ginger and red ginger with the percentage of addition to the ingredients of 10%, 20%, and 30%. The results showed that the use of the ginger type affected the total phenol, gingerol, and shogaol of ginger ting-ting. The optimal treatment was obtained in yellow ginger ting-ting at the addition 30% with total phenol 1.66%, gingerol (6, 8, and 10 gingerol) 0.172 mg/g; 0.163 mg/g; 0.275 mg/g respectively, and 6 shogaol 0.150 mg/g. Organoleptic assessment of the best panelist preference level was obtained at the treatment 20% red ginger ting-ting with the taste, flavor, and texture were preferred with value 3.90; 3.75; 3.45 recpectively.
Pemanfaatan katekin ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai pengawet alami terhadap karakteristik mie basah K Kamsina; F Firdausni; S Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.533 KB) | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6526.89-95

Abstract

Ekstak gambir merupakan ekstrak dari sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai pengawet pangan.  Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan pengawet sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak gambir terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan mie pangsit. Penelitian dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan (persentase ekstrak gambir) yaitu 0% (kontrol, 0,1%, 0,2%, 0,3% dan 0,4%  dengan 5 kali ulangan. Peningkatan penggunaan ekstrak gambir menyebabkan peningkatan nilai kadar air menjadi 34,706%, kadar abu 0,0443%, antioksidan 18,82% dan total fenol 84%. Hasil perlakuan  optimal didapatkan pada perlakuan 0,2% untuk uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,50; 4,00; 4,13 dan 4,24.  Sedangkan untuk ketahanan simpan mie basah  sampai hari ke-4  cemaran mikroba (angka lempeng total) mengandung 9,8x105koloni/g dan memenuhi standard SNI 2987:2015 (mie basah).