Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMANFAATAN DAGING MERAH DARI LIMBAH TUNA LOIN DALAM PENGOLAHAN KECAP IKAN Trijunianto Moniharapon; Fredy Pattipeilohy
Majalah BIAM Vol 12, No 1 (2016): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.123 KB) | DOI: 10.29360/mb.v12i1.2325

Abstract

Pada proses produksi  loin dari seekor  ikan  tuna  rendemen loin yang dihasilkan sebesar 39,7% dan  rendemen limbah sebesar 60,3% yang  terdiri berturut-turut: daging merah (“tetelan”) sebesar 23,1%; kepala 17,8%;  tulang dan  sirip  8,5%;  kulit  3,7%;  isi  perut/lambung  (jeroan)  3,2%;  darah 0,9%  dan  jantung  0,6%.    Daging  merah biasanya dijual murah dan kurang dimanfaatkan, sementara potensinya cukup besar. Kecap ikan belum banyak dikenal, tapi mempunyai prospek yang baik sebagai  industri rumah tangga untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah  tuna  loin. Pengolahan kecap  ikan  sangat  sederhana  dan  murah  bahan  dan peralatannya.   Kecap  ikan dapat dibuat dari hancuran daging merah setelah dicuci,  tambahkan garam, hidrolisa enzimatis dengan ekstrak nenas,  dan  pemasakan  dengan penambahan  gula.  Tujuan  dari  penelitian ini  adalah mengetahui  rendemen (jumlah) kecap ikan yang dihasilkan, kualitas  kecap ikan  dan  keuntungan  usaha  kecap  ikan.  Hasil penelitian menunjukkan  bahwa rendemen (jumlah/kuantitas) kecap ikan terhadap bahan  baku  yang  digunakan  adalah 354.3%  (v/w) atau bahan baku yang digunakan adalah 28%  (b/v). Kualitas kecap  ikan yang dihasilkan adalah kadar air 37,74%; kadar protein 5,0%, kadar lemak 0,50%; kadar abu 5.02%; pH 5,43; TVB (Total Volatile Bases) 14.53 mgN%, TPC (Total Plate Count) 4.69 (log X) atau 4.9 x 104 koloni, Berat Jenis (BJ)  1.28 dan kekentalan  120.0 pc.   Keuntungan usaha pengolahan kecap  ikan dengan produksi 7.500 ml  (skala  industri  rumah  tangga) adalah Rp. 107,600,-
APLIKASI LARUTAN ATUNG (Parinarium glaberimum, Hassk) DAN KONSENTRASI TEPUNG PADA PENGOLAHAN BAKSO DARI SURIMI DAGING MERAH IKAN TUNA PADA KELOMPOK USAHA MASYARAKAT DI PARIGI WAHAI SERAM UTARA Fredy Pattipeilohy; Trijunianto Moniharapon; Febe F. Gaspersz; Meigy N. Mailoa; Raja B.D. Sormin; Lillian M. Soukotta; Imanuel V. Soukotta
Majalah BIAM Vol 16, No 2 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i2.6567

Abstract

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi pengawet alami larutan atung (Parinarium glaberimum, Hassk) pada pencucian daging merah dari limbah produksi tuna loin asal Parigi Wahai Seram Utara dan konsentrasi tepung terhadap kualitas dan nilai kalori bakso ikan. Perlakuan pencucian dengan larutan atung (A1) menghasilkan kualitas bakso ikan yang lebih baik dengan  kadar air 68,50%, protein 17,63%, kadar lemak 0,54%, karbohidrat 10,58%, kandungan TPC 1,35x104  koloni dengan nilai kalori  118,6 kkal.  Perlakuan konsentrasi tepung tapioka 15% (B1) menghasilkan kualitas bakso ikan dengan  kadar air 68,50%, protein 18,73%, kadar lemak 0,59%, karbohidrat 10,25%, dengan nilai kalori  120,3 kkal.  Interaksi perlakuan pencucian dengan larutan atung dengan konsentrasi tepung tapioka 15% (A1B1) menghasilkan kualitas bakso ikan dengan  kadar air 68,60%, protein 19,19%, kadar lemak 0,48%, karbohidrat 10,03%, dengan nilai kalori  120,4 kkal.
APLIKASI PENGAWET ALAMI ATUNG (Parinarium glaberimum, HASSK) PADA INDUSTRI TUNA LOIN DI DUSUN PARIGI DESA WAHAI Trijunianto Moniharapon; Fredy Pattipeilohy; Meigy N. Mailoa; Lilian M. Soukotta
Majalah BIAM Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.276 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i2.5563

Abstract

Tanaman atung (Parinarium glaberimum, HASSK) adalah tanaman endemik di Maluku.  Buah atung telah digunakan ratusan tahun yang lalu bila para nelayan melaut menangkap ikan. Usaha pengawetan pangan segar terutama ikan secara berkelanjutan menggunakan pengawet alami yang mengandung komponen bioaktif sebagai anti bakteri pangan. Para nelayan tonda tuna di dusun Parigi desa Wahai Kecamatan Seram Utara selama ini hanya menghasilkan dan menjual tuna ”loin kotor” (masih melekat kulit, sedikit tulang/duri antara 2 potong loin dan daging merah/tetelan). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah untuk mengetahui kualitas ikan tuna segar pasca tangkap dengan penggunaan pengawet alami atung (Parinarium glaberimum, HASSK) berupa serbuk 0,3% dan mengetahui rendemen dan kualitas tuna loin dengan penggunaan larutan 4%, berikut kualitas bagian limbah yang dihasilkan. Tujuan lain adalah menentukan selisih harga jual bila menghasilkan dan menjual tuna loin sesungguhnya (loin bersih). Kualitas ikan tuna yang diberi serbuk atung lebih baik dengan nilai organoleptik (rupa, bau dan tekstur) terurut 6,7; 6,8 dan 6,7 pada jam ke-24 paska tangkap bila dibandingkan dengan tanpa penggunaan yang terurut 6,2; 6,0 dan 6,2 pada jam ke-12 paska tangkap. Rendemen tuna loin yang dihasilkan dari loin kotor sebesar 72,2% sedangkan rendemen limbah (tetelan/daging merah, kulit dan tulang/duri) sebesar 27,8% (tetelan 18% dan kulit, tulang/duri 9,8%). Kualitas tuna loin secara organoleptik (rupa, bau dan tektur) yang diberi larutan atung dengan nilai terurut: 7,8; 7,6 dan 7,5 dan tanpa diberi atung yang terurut: 7,3; 7,1 dan 7,1. Kualitas tuna loin dari segi rupa menunjukkan warna merah cerah dari loin yang tanpa diberi larutan atung yang warnanya merah kusam, sedangkan secara mikrobiologi yaitu negatif Escherichia coli dan Salmonella. Para nelayan dapat memperoleh selisih penjualan tuna loin berkisar Rp. 17.200 – Rp. 27.200 per kg.
METODE APLIKASI SERBUK BIJI ATUNG (Parinarium glaberimum, HASSK) TERHADAP NILAI KADAR AIR IKAN LALOSI (Casio sp.) ASIN KERING Jilian Risky Huwae; Trijunianto Moniharapon; Meigy Nelce Mailoa
Pattimura Proceeding 2020: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KELAUTAN DAN PERIKANAN 2019
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/PattimuraSci.2020.SNPK19.196-203

Abstract

Mendukung terwujudnya lumbung ikan nasional di Maluku,maka perlu peningkatan mutu poduk olahan perikanan tradisonal. Salah satu produk perikanan tradsional yang digemari masyarakat maluku yaitu ikan asin. Pemerintah Indonesia telah menetapkan ikan asin sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok masyarakat. Kadar air produk olahan perikanan yang rendah dapat mengakibatkan perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim penyebab pembusukan akan terhambat, sehingga waktu simpan akan lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode aplikasi serbuk biji atung yang dihubungkan dengan nilai kadar air produk. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode aplikasi serbuk atung dalam pembuatan produk ikan asin berpengaruh terhadap nilai kadar air. Semprotan dengan larutan serbuk atung 15% sebanyak 2 kali pada proses penjemuran ikan lalosi menghasilkan nilai kadar sebesar 27, 27% ; perendaman bertingkat ikan lalosi dengan kombinasi sebuk atung 10% dan garam 10% menghasilkan nilai kadar air sebesar 28,35% ; pelumuran serbuk atung 5% dan garam 5% menghasilkan kadar air sebesar 29,30 %. Berdasarkan SNI 8273:2016 untuk kadar air produk ikan asin yang diberi perlakukan serbuk biji atung tenyata memiliki mutu yang baik
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU KIMIA IKAN TONGKOL (Auxis sp.) KERING “ATUNG” (Parinarium glaberimum, HASSK) Patricia Widayanti Renwarin; Trijunianto Moniharapon; Meigy Nelce Mailoa; Fredy Pattipeilohy
Pattimura Proceeding 2020: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KELAUTAN DAN PERIKANAN 2019
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/PattimuraSci.2020.SNPK19.221-230

Abstract

Pengemasan dan penyimpanan yang baik akan menjamin mutu dari suatu produk olahan. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan dan lama penyimpanan terhadap mutu kimia ikan tongkol kering dengan penambahan pengawet alami atung (parinarium glaberimum, hassk). parameter uji kimia meliputi : kadar air, kadar protein dan tingkat ketengikan. data dianalisa menggunakan rancangan acak lengkap (ral) dengan dua kali ulangan dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (bnt). hasil menunjukan bahwa kualitas ikan tongkol kering atung secara kimia selama penyimpanan 3 bulan masih memenuhi sni 8273 : 2016.
UJI KUALITATIF KEBERADAAN KAPANG PADA IKAN “KOMU” (Auxis rochei) ASIN KERING “ATUNG” (Parinarium glaberimum, HASSK) Sulfanny Tuharea; Meigy Nelce Mailoa; Trijunianto Moniharapon; Fredy Pattipeilohy; Patricia Widayanti Renwarin
Pattimura Proceeding 2020: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KELAUTAN DAN PERIKANAN 2019
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/PattimuraSci.2020.SNPK19.231-236

Abstract

Produk olahan ikan asin sekarang ini bertujuan untuk meningkatkan masa simpan dan belum mempertimbangkan karakteristik mutu mikrobiologis seperti keberadaan kapang pencemar dan perusak produk, sehingga produk akhir dari produksi ikan asin masih sangat beragam. Penggunaan pengawet kimia yang banyak menimbulkan efek samping dan merugikan konsumen telah mendorong industri pangan untuk mencari alternatif lain. Atung telah terbukti sebagai pengawet pangan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan kapang secara kualititatif pada ikan komu asin yang diaplikasi dengan serbuk biji atung selama penyimpanan pada suhu kamar. Berdasarkan uji organoleptik kapang secara visual pada ikan komu asin kering dengan konsentrasi garam 25% dan atung 0% ternyata hanya dapat disimpan pada suhu kamar paling lambat 1 bulan karena tidak berjamur, sedangkan ikan komu asin dengan konsentrasi atung 10% dan garam 5% yang disimpan selama 2 bulan pada suhu kamar masih aman untuk dikonsumsi karena tidak ditemukan jamur. Berdasarkan SNI 8273:2016 uji kapang pada produk ikan komu asin yang diberi perlakuan serbuk biji atung masih memenuhi syarat mutu organoleptik ikan asin kering