Albertus Suwardi
Dosen Bahasa Inggris Universitas Teknologi Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

AN ANALYSIS OF THE TRANSLATION OF THE IDIOMS IN AGATA CHRISTIE’S Mrs. Mc GINTY’S DEAD INTO INDONESIAN IN BUDIYANTO PRAMONO’S Mrs. Mc GINTY SUDAH MATI Albertus Suwardi
Prosodi Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 7, No 1: JANUARI 2013
Publisher : Program Studi Bahasa Inggris Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.841 KB) | DOI: 10.21107/prosodi.v7i1.52

Abstract

Idiom is a number of words which are joined together means iri.something different from the meaning of the words when they stand alone. In order to reproduce the closest natural equivalent in terms of the source context, a translator normally attempts to make adjustments in idioms due to a literal translation of idioms into another language will not make sense.This paper is mainly aimed at finding out how a translator can translate and discover the natural equivalent of English idiomatic expression. The findings show that there are two types of adjustments that are used in translating the idioms. First, by non figurative expression equivalent and second, by figurative expression equivalent.     
TRANSFORMATIONAL PRINCIPLES IN PRESENT PARTICIPLE Albertus Suwardi
Prosodi Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 6, No 2: JULI 2012
Publisher : Program Studi Bahasa Inggris Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.833 KB) | DOI: 10.21107/prosodi.v6i2.53

Abstract

Sebuah kalimat mempunyai dua tingkatan representasi; d-structure dan s-structure. Affect Alpha mengubah d-structure menjadi s-structure. Dalam S-structure, pergerakan head terjadi untuk memenuhi tuntutan  morfologis atau sintatis. Sebuah kata kerja bergerak menjadi Tns atau atau PART karena morfem yang terikat tak dapat muncul di konstruksi sintatis tanpa terikat oleh morfem bebas. Sebuah modal auxiliary yang juga menempati posisi TTns, bergerak ke posisi C karena suatu kalimat interogatif memerlukan infers dalam bahasa Inggris.    
Feminism as Literary Criticism (Its Development, Figures, and Themes) Albertus Suwardi
Prosodi Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 4, No 2: JULI 2010
Publisher : Program Studi Bahasa Inggris Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.483 KB) | DOI: 10.21107/prosodi.v4i2.78

Abstract

Paper ini membahas tentang teori feminism. Dalam bahasannya ditemukan bahwa ketika kita ingin mengkritisi atau menganalisa sebuah karya sastra dengan menggunakan teori feminism, kita harus bisa memilih tema mana yang paling sesuai dengan teks. Artinya bahwa kita harus tahu lebih dahulu: siapa penulisnya; darimana asalnya; topik apa yang paling dominan dalam teks tersebut?; dan isu-isu penting lainnya. Dan juga karena kritik sastra feminis berkembang dari berbagai macam sumber atau perspektif seperti: sejarah, budaya, latar belakang biologi dan lainnya, para pengkritik juga harus membaca materi tersebut. Tetapi, menganalisa sebuah karya sastra tertentu juga membutuhkan suatu pendekatan tertentu misalnya, sebuah novel berbeda dengan puisi.  Menurut Abrams (1981) ada beberapa pendekatan yang dapat diaplikasikan untuk menganalisa karya sastra; pendekatan mimetik, pragmatik, ekspresif dan obyektif. Ini berarti bahwa hanya dengan mengerti kritik sastra feminis tidaklah cukup untuk menganalisa atau mengkritisi sebuah karya sastra dengan sesuai.