Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Evaluasi kualitas finishing water and solvent based yang diaplikasikan pada kayu lapis Arip Wijayanto; Nurmadina Nurmadina; Didik Wasono; Izza Afkarina
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24111/jrihh.v13i2.6852

Abstract

Peningkatan tampilan dari produk furnitur berbahan dasar kayu lapis dapat dilakukan dengan melakukan proses finishing. Sementara itu, kualitas hasil finishing sangat dipengaruhi oleh bahan finishing yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat finishing dari kayu lapis yang diberi perlakuan bahan finishing water based dan solvent based (Poliuretan, Nitroselulosa, dan Melamin). Pertama, kayu lapis vinir jati berukuran 30 cm x 30 cm x 0,6 cm disiapkan permukaannya dengan menggunakan ampelas P 240. Kemudian diaplikasikan sanding sealer dan top coat untuk masing-masing jenis bahan finishing pada permukaan kayu lapis dan dilakukan pengujian. Pengujian nilai kilap dilakukan dengan menggunakan alat gloss meter, pengujian daya lekat lapisan finishing mengacu pada ASTM D 3359, pengujian fleksilbilitas dilakukan dengan coin test, pengujian kekerasan mengacu pada ASTM D 3363, ketahanan lapisan finishing terhadap panas-dingin dan bahan kimia rumah tangga (kecap dan saos) mengacu pada ASTM D 1654. Masing-masing pengujian dilakukan sebanyak tiga kali ulangan dan diolah datanya menggunakan Microsoft excel serta SPSS.19. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kilap lapisan finishing water based, melamin, dan nitroselulosa termasuk dalam kategori semi gloss (40-60)% sedangkan lapisan finishing poliuretan termasuk kategori gloss (60-80)%. Sementara itu, daya lekat lapisan finishing water based memilki daya lekat yang paling tinggi, diikuti poliuretan, melamin, dan nitroselulosa. Hasil pengujian fleksibelitas menunjukkan bahwa lapisan finishing water based dan poliuretan memiliki fleksibelitas sangat baik sedangkan nitroselulosa dan melamin termasuk kategori cukup. Selanjutnya, berdasarkan kekerasannya maka lapisan finishing poliuretan memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi (6H) diikuti lapisan finishing, melamin dan nitroselulosa (5H), sedangkan lapisan finishing water based merupakan yang paling lunak (2H). Pengujian ketahanan lapisan finishing terhadap panas-dingin dan bahan kimia rumah tangga menunjukkan hasil yang sama untuk semua lapisan finishing, yaitu masuk ke dalam kelas 10. Berdasarkan seluruh hasil pengujian bahan finishing yang memiliki kualitas paling bagus untuk diterapkan pada kayu lapis adalah jenis poliuretan.
Studi Eksperimental Uji Kekuatan Sambungan Klasik dan Sambungan Modern pada Produk Furnitur Bahtiar Rahmat; Wahyu Widiyanto; Agung Ari Purwanto; Arip Wijayanto; Soleh Muhamad; Desy Mulyosari; Nurmadina Nurmadina
JIE Scientific Journal on Research and Application of Industrial System Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/jie.v9i1.4843

Abstract

Sebagai produk bernilai tinggi dengan daya saing global, furnitur adalah salah satu komoditas strategis bagi ekonomi Indonesia. Pada produk furnitur, sambungan merupakan salah satu titik yang rentan terjadi kerusakan atau kegagalan konstruksi. Sehingga perlu untuk memilih metode sambungan yang tepat agar meminimalisir terjadinya kegagalan pada sambungan produk furnitur. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang perilaku beban kegagalan kompresi diagonal pada sambungan kayu yang berbeda (sambungan klasik dan modern) yang dibuat dengan MDF. Metode sambungan yang dipilih yaitu Dowel (D), Biskuit Joint (B), Cross dowel (C), dan Insert nut (N). Pengujian tekan dengan dua skema telah dilakukan untuk melihat seberapa jauh masing-masing sambungan mampu menahan beban luar. Hasil pengujian menunjukkan, sambungan Cross dowel (C) adalah metode sambungan yang paling disarankan karena mampu menahan beban luar paling tinggi serta kemudahan saat instalasi pada produk furnitur knock-down. Sedangkan sambungan biskuit menjadi metode yang tidak disarankan karena selain proses pembuatan konstruksi yang lebih rumit, berdasarkan hasil pengujian tekan sambungan biskuit adalah sambungan yang mampu menahan beban luar paling rendah.
Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Poliester Berpenguat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Pranata Pranata; Fasya Savira; Nurmadina Nurmadina
Jurnal Fisika Unand Vol 13 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.13.2.310-314.2024

Abstract

Pada proses pengolahan kelapa sawit menyisakan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) berkisar 20% – 23% dari jumlah panen tandan buah sawit. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani masalah limbah TKKS dengan mengolah TKKS menjadi serat. TKKS memiliki kandungan serat mencapai 72,67% dan dapat dimanfaatkan sebagai penguat komposit polimer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume serat TKKS terhadap sifat fisis (kerapatan) dan sifat mekanis yaitu Modulus Of Elasticity (MOE) dan Modulus Of Rupture (MOR) komposit polimer. Matriks yang digunakan dalam pembuatan komposit menggunakan resin poliester. Pembuatan komposit penelitian ini menggunakan metode hand lay-up dengan tipe serat randomly oriented discontinuos fiber composite yang berukuran 2- 3cm. Komposisi serat TKKS bervariasi yaitu 4%, 8%, 12%. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kerapatan, MOE dan MOR tertinggi terdapat pada 4% fraksi volume serat TKKS yaitu sebesar 1,29 g/cm3, 15.830,70 kgf/cm2 dan 363 kgf/cm2. Nilai kerapatan, MOE dan MOR meningkat seiring dengan penurunan variasi fraksi volume serat. Hasil yang diperoleh, memenuhi standar SNI 01-4449-2006 dan termasuk pada kriteria papan serat berkerapatan tinggi.