Saeful Islam
Balai Besar Tekstil, Kementerian Perindustrian, Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DIVERSIFIKASI NOMOR BENANG PAKAN DAN TETAL PAKAN UNTUK ATM SHUTTLE SAKAMOTO Saeful Islam; Ari Pebrianto; Ikbal Mahsani
Arena Tekstil Vol 29, No 1 (2014)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3050.324 KB) | DOI: 10.31266/at.v29i1.848

Abstract

Telah dilakukan diversifikasi produk disain struktur pada ATM shuttle Sakamoto untuk mendapatkan model hubungan antara rasio roda gigi pick dengan tetal pakan yang dihasilkan. Diversifikasi dilakukan dengan mengkombinasikan 4 jenis nomor benang pakan dengan 4 variasi rasio roda gigi pick. Benang pakan yang digunakan adalah Ne1 8, Ne1 10, Ne1 12, dan Ne1 16, sedangkan rasio roda gigi pick yang digunakan adalah  35/48 (0,73), 37/48 (0,77), 39/48 (0,81), dan 41/48 (0,85). Perubahan roda gigi pick akan menyebabkan berubahnya kecepatan penggulungan kain. Karena kecepatan pengetekan tetap, maka perubahan kecepatan penggulungan akan menyebabkan perubahan tetal pakan. Model hubungan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah T=98,4 R - 10,65.
PEMODELAN DAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKUATAN SOBEK KAIN METODA PENDULUM (ELMENDORF) Saeful Islam; Mochamad Danny Sukardan
Arena Tekstil Vol 31, No 1 (2016)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.941 KB) | DOI: 10.31266/at.v31i1.1446

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang estimasi ketidakpastian pengukuran pada uji kekuatan sobek kain metoda pendulum (Elmendorf).  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai dan parameter-parameter sumber ketidakpastian pengukuran pada uji kekuatan sobek kain metoda pendulum (Elmendorf). Dalam mengestimasi ketidakpastian pengukuran diperlukan model pengukuran yang merupakan fungsi yang menghubungkan besaran yang sedang diukur dengan besaran masukan. Pembuatan model pengukuran memerlukan pemahaman tentang proses utama dan hubungannya dengan besaran yang diukur. Proses utama uji sobek kain metoda pendulum (Elmendorf) yang berpengaruh pada besarnya gaya yang dibutuhkan untuk meneruskan sobekan adalah pemolaan dengan pola contoh uji (d), pemberian sobekan awal (s) hasil uji sobek kain (F) dan metoda uji (b). Dengan meneliti proses utama tersebut diperoleh formulasi perhitungan gaya sobek yang mengkaitkan faktor-faktor tersebut, yaitu :  .  Mengacu pada formulasi tersebut maka komponen-komponen ketidakpastian pengukuran dapat diidentifikasi, yaitu : repeatability hasil uji, penunjukan gaya pada alat uji sobek (alat elmendorf), panjang contoh uji, panjang sobekan yang diteruskan, panjang sobekan awal dan konstanta ketetapan ukuran pada metode uji (SNI ISO 13937-1:2010). Dari keenam komponen tersebut yang memberikan kontribusi yang cukup besar pada ketidakpastian pengukuran yang dihasilkan adalah ketidakpastian repetability hasil pengujian, ketidakpastian panjang sobekan yang diteruskan dan ketidakpastian konstanta. Dengan diketahuinya faktor-faktor ketidakpastian, maka ketidakpastian pengukuran uji kekuatan sobek kain metoda pendulum (Elmendorf) dapat diestimasi.
POROUS ABSORBER OF NOISE CONTROL PANEL MANUFACTURING FROM COCONUT FIBER AND PET WASTE FIBER (SHOODY FIBER) Saeful Islam; Mochammad Danny Sukardan; Eva Novarini; Farri Aditya
Arena Tekstil Vol 33, No 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.497 KB) | DOI: 10.31266/at.v33i2.4273

Abstract

Noise exposure could have a negative effect on humans in the form of hearing loss, sleep disturbances, high blood pressure and heart problems, respiratory and metabolic disorders, mental health disorders and cognitive impairment. So noise control efforts are needed. Noise control efforts was carried out by making porous absorber of noise control panel by utilizing abundant natural resources in the form of coconut fiber, utilization of PET fiber from textile waste (shoody fiber) and low melt polyester. From the test results obtained that all combinations meet the criteria for sound absorption from class B to E, and the results of maximum absorption are 0.88 absorption coefficient obtained by a combination of three layers between 50% coconut fiber, 20% shoody fiber and 30% low melt polyester.                
EVALUASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKUATAN TARIK KAIN CARA PITA TIRAS Saeful Islam; Arif Wibi Sana
Arena Tekstil Vol 31, No 2 (2016)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.066 KB) | DOI: 10.31266/at.v31i2.1940

Abstract

Sebuah studi tentang evaluasi ketidakpastian pengukuran pada uji kekuatan tarik kain cara pita tiras.  Studi dilakukan untuk mendapatkan model dan mengestimasi ketidakpastian pengukuran. Model pengukuran dibuat dengan memperhitungkan metoda dan proses utama pengujian kekuatan tarik kain cara pita tiras. Model pengukuran yang dihasilkan yaitu : besarnya kekuatan tarik kain cara pita tiras berbanding lurus dengan penunjukan gaya oleh alat uji tarik (F) dan konstanta lebar contoh uji sesuai metoda uji (Ls), serta berbanding terbalik dengan lebar contoh uji (Lk) atau   . Formulasi tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menentukan komponen-komponen berkontribusi pada ketidakpastian totalnya, yaitu repeability hasil uji, penunjukan alat uji kekuatan tarik, lebar contoh uji dan tetal kain. Kata kunci: ketidakpastian pengukuran, kekuatan tarik kain, pita tiras.
MODIFIKASI ATBM UNTUK PEMBUATAN MOTIF TENUN IKAT Saeful Islam; Emma Yuniar Rakhmatiara; Ineu Widiana; Rifaida Eriningsih
Arena Tekstil Vol 30, No 2 (2015)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1821.112 KB) | DOI: 10.31266/at.v30i2.1950

Abstract

Telah dilakukan penelitian diversifikasi proses pembuatan motif tenun ikat menggunakan ATBM printing. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan variasi motif tenun ikat yang lebih variatif, proses lebih cepat, tahapan proses lebih pendek, pengerjaan yang lebih mudah, relatif lebih murah dan dengan faktor kesalahan kecil. Proses pembuatan motif tenun ikat dilakukan dengan menambah meja printing pada bagian belakang ATBM yaitu antara boom lusi dan sisir tenun. Motif tenun ikat dibuat pada screen kemudian dilakukan printing pada untaian-untaian benang lusi di atas meja printing. Proses pertenunan dilakukan setelah motif pada benang lusi kering. Untuk mempercepat pengeringan motif, pada pasta printing ditambahkan isopropanol (IPA) dengan rentang konsentrasi 10g/kg-50 g/kg pasta printing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viskositas pasta yang diperoleh 6000 cps-13000 cps, waktu kering 7 menit-22 menit, beda warna 0,34-0,72 dan penurunan warna sampai dengan 2,68% serta tahan luntur warna motif terhadap pencucian dengan nilai 4-5 standar skala abu-abu. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa viskositas pasta masih memenuhi persyaratan untuk proses hand printing, waktu kering relatif cepat, beda warna dan penurunan warna yang relatif kecil, dengan ketahanan luntur warna yang cukup baik.