Pengendalian Aedes sp tanpa insektisida dapat digunakan dengan perangkap telur (Ovitrap). KecamatanPurwokerto Selatan dengan jumlah kasus DBD tertinggi di Kabupaten Banyumas tahun 2015 (92 kasus,1 orangmeninggal), Kelurahan yang tinggi kasus DBD yaitu Kelurahan Teluk dengan 22 kasus DBD. Penelitian inimenjawab jenis atraktan dan jenis bahan ovitrap mana yang paling baik untuk menarik nyamuk. Jenis penelitian iniyaitu eksperimen semu (Quasi Experiment) rancangan postest dengan kelompok kontrol (non randomized postestonly control group design). Sampel penelitian ini digunakan kriteria inklusi yaitu rumah penderita (3 rumah)dengan rumah disekitar rumah penderita dalam radius 200m yaitu 27 rumah (1 rumah diberi 3 perlakuan ovitrap).Analisis univariat (perhitungan jumlah telur nyamuk pada ovistrip) dan analisis bivariat (uji ANOVA Faktorial).Jumlah telur nyamuk yang paling banyak pada jenis atraktan air rendaman jerami (1.933 butir) dan jenis bahanovitrap gelas plastik (1436 butir). Spesies nyamuk yang ditemukan Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Hasilanalisis anova faktorial jenis atraktan 0,00 (p) 0,05 (α), significant Ho ditolak jadi ada perbedaan jumlah telurAedes sp yang terperangkap pada masing-masing jenis atraktan (air rendaman jerami, air rendaman gula dan airsetempat). Jenis bahan ovitrap 0,187 (p) 0,05 (α), Ho diterima jadi tidak ada perbedaan antara jumlah telurnyamuk dengan jenis bahan ovitrap (tempurung, gelas plastik dan kaleng). Interaksi jenis atraktan dan jenis bahanovitrap 0,155 (p) 0,05 (α), Ho diterima, tidak ada perbedaan interaksi jenis atraktan dan jenis bahan ovitrap.Atraktan dengan air rendaman jerami 20% paling baik digunakan untuk tempat bertelur nyamuk, sedangkan untukjenis ovitrap gelas plastik dengan atraktan air rendaman jerami paling baik digunakan. Penggunaan atraktan airrendaman jerami 20% dengan ovitrap gelas plastik dalam menangkap telur nyamuk dapat diterapkan padamasyarakat.