Aris Santjaka
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KOHORT EV ALUASI CONTAINER INDEX (CI) SETELAH PELAKSANAAN FOGGING FOKUS DI DESA SIDAMULIH KECAMATAN RAWALO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Windy Diyah Atrikni; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.435 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i3.3110

Abstract

Latar Belakang di Desa Sidamulih terdapat 2 kasus DBD serta tambahan 12 kasus penderita panasdalam 3 minggu. Maka, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas melakukan fogging. Fogging fokusdilakukan dua kali. Tujuan penelitian mengetahui kondisi CI setelah fogging fokus sebagai parametertidak langsung. Jenis penelitian observasional dengan pendekatan kohort. Pengambilan sampelmenggunakan total sampling berjumlah 34 rumah. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji anovaone way, hasil uji lanjut LSD ada beda CI sebelum fogging fokus pertama dengan 3 hari setelah foggingfokus pertama dan kedua, setelah 10 fogging fokus kedua nilai CI secara statistik sama dengan sebelumfogging fokus pertama, dan 17 hari setelah fogging fokus kedua terjadi penurunan CI secara drastiskarena adanya PSN. Disimpulkan fogging fokus hanya efektif untuk menurunkan CI selama 10 hari danPSN lebih efektif untuk menekan CI. Saran pemberantasan sarang nyamuk secara berkala.
EFEKTIFITAS BEBERAPA JENIS ATRAKTAN DALAM MENANGKAP TELUR NYAMUK Aedes Sp DI KELURAHAN TELUK KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Ratna Pramurditya; Aris Santjaka; Arif Widyanto
Buletin Keslingmas Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.323 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i3.2998

Abstract

Pengendalian Aedes sp tanpa insektisida dapat digunakan dengan perangkap telur (Ovitrap). KecamatanPurwokerto Selatan dengan jumlah kasus DBD tertinggi di Kabupaten Banyumas tahun 2015 (92 kasus,1 orangmeninggal), Kelurahan yang tinggi kasus DBD yaitu Kelurahan Teluk dengan 22 kasus DBD. Penelitian inimenjawab jenis atraktan dan jenis bahan ovitrap mana yang paling baik untuk menarik nyamuk. Jenis penelitian iniyaitu eksperimen semu (Quasi Experiment) rancangan postest dengan kelompok kontrol (non randomized postestonly control group design). Sampel penelitian ini digunakan kriteria inklusi yaitu rumah penderita (3 rumah)dengan rumah disekitar rumah penderita dalam radius 200m yaitu 27 rumah (1 rumah diberi 3 perlakuan ovitrap).Analisis univariat (perhitungan jumlah telur nyamuk pada ovistrip) dan analisis bivariat (uji ANOVA Faktorial).Jumlah telur nyamuk yang paling banyak pada jenis atraktan air rendaman jerami (1.933 butir) dan jenis bahanovitrap gelas plastik (1436 butir). Spesies nyamuk yang ditemukan Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Hasilanalisis anova faktorial jenis atraktan 0,00 (p) 0,05 (α), significant Ho ditolak jadi ada perbedaan jumlah telurAedes sp yang terperangkap pada masing-masing jenis atraktan (air rendaman jerami, air rendaman gula dan airsetempat). Jenis bahan ovitrap 0,187 (p) 0,05 (α), Ho diterima jadi tidak ada perbedaan antara jumlah telurnyamuk dengan jenis bahan ovitrap (tempurung, gelas plastik dan kaleng). Interaksi jenis atraktan dan jenis bahanovitrap 0,155 (p) 0,05 (α), Ho diterima, tidak ada perbedaan interaksi jenis atraktan dan jenis bahan ovitrap.Atraktan dengan air rendaman jerami 20% paling baik digunakan untuk tempat bertelur nyamuk, sedangkan untukjenis ovitrap gelas plastik dengan atraktan air rendaman jerami paling baik digunakan. Penggunaan atraktan airrendaman jerami 20% dengan ovitrap gelas plastik dalam menangkap telur nyamuk dapat diterapkan padamasyarakat.
EFEKTIFITAS LAMA PERENDAMAN KELAMBU DAN MERK INSEKTISIDA TERHADAP KEMAMPUAN DAYA BUNUH NYAMUK Anopheles Spp TAHUN 2015 Maharani Cahyaningtiyas; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.644 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i4.3039

Abstract

Nyamuk Anopheles Spp merupakan satu-satunya vektor penular penyakit malaria.Upaya pengendalian nyamukAnopheles Spp salah satunya dengan menggunakan insektisida berupa kelambunisasi.Tujuan penelitian inimengetahui pengaruh lama perendaman dan merk insektisida.Jenis penelitian yang dipilih eksperimen dengankualifikasi true experimental design dengan desain penelitian the posttest-only control group design.Uji statistikdigunakan Block Anova kemudian dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference).Hasil penelitianmenunjukkan rata-rata kematian nyamuk pada Merk Insektisida B, H, V dan kontrol secara berturut-turut yaitu18,75, 19,25, 18,75 dan 2,75. Rata-rata kematian nyamuk pada lama perendaman 15’, 30’, 45’ dan 60’ secaraberturut-turut yaitu 16,3, 20, 20 dan 19,3 ekor. Hasil signifikasi menunjukan nilai 0,006α (0,05) untuk lamaperendaman sehingga Ho ditolak artinya ada perbedaan lama perendaman dan nilai 0,670α (0,05) untuk MerkInsektisida sehingga Ho diterima artinya tidak ada pengaruh Merk Insektisida terhadap kematian nyamukAnopheles Spp.Hasil penelitian dapat disimpulkan suhu dan kelembaban nyaman untuk nyamuk. Ada perbedaanlama perendaman kelambu yaitu antara lama perendaman 15’,30’,45’ dan 60’ terhadap kematian nyamukAnopheles Spp. Tidak ada perbedaan Merk Insektisida B, H, dan V. Sehingga kemampuan tertinggi daya bunuhnyamuk pada perendaman 30’ dan Merk Insektisida H.
EFEKTIVITAS LARVASIDA ANTARA ABATE, EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) DAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP KEMATIAN LARVA Aedes aegypti INSTAR 3 TAHUN 2015 Kurnia Agung Indra Pastha; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 34, No 3 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 3 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.673 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i3.3069

Abstract

Larvasida kimiayang digunakan untuk pemberantasan vektor DBD berdampak terjadinya resistensi.Larvasida nabati mampu mematikan larva Aedes aegypti pada penelitian sebelumnya.Larvasida nabati yangdigunakan yaitu ekstrak daun sirsak dan ekstrak daun sirih. Tujuan penelitian ini dapat diketahuinya efektifitaslarvasida antara abate, ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) dan ekstrak daun sirih (Piper betle Linn)terhadap kematian larva A. aegypti.Jenis penelitian ini true experimental dengan desain the randomized posttestonlycontrol group design. Variabel dependent berupa jumlah larva A. aegypti, variabel independent berupaberbagai dosis larvasida. Analisis statistik yang digunakan Anova one way dengan uji lanjut Least SignificantDifference. Hasil penelitian ini rata-rata kematian larva A. aegypti yang tertinggi pada larvasida abate dosis 0,1gr/l yaitu 25 (100%), ekstrak daun sirsak dosis 1 gr/l yaitu 23,3 (93,3%) dan ekstrak daun sirih dosis 1 gr/l yaitu17,6 (70,6%). Hasil analisis statistik terbukti signifikan dengan nilai p=0,003 α (0,05), sehingga ada perbedaankematian larva A. aegypti terhadap jenis larvasida. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan larvasida paling efektifabate, larvasida nabati paling efektif ekstrak daun sirsak dibanding ekstrak daun sirih. Abate tetap bisa digunakandalam pemberantasan larva A. aegypti, tetapi jika tidak ada abate bisa dengan ekstrak daun sirsak atau ekstrakdaun sirih.
BEBERAPA DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KADAR TIMAH HITAM (Pb) DALAM DARAH PEKERJA INDUSTRI PELEBURAN AKI DI PERKAMPUNGAN INDUSTRI KECIL (PIK) DESA KEBASEN KECAMATAN TALANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2016 Nurika Siti Istikomah; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.635 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3125

Abstract

Industri peleburan aki bekas merupakan salah satu industri yang sangat potensial mencemari lingkunganterutama pencemaran udara. Salah satu bahaya kesehatan yang ditimbulkan pada saat proses peleburanberlangsung adanya persebaran partikel debu yang berupa logam Pb dan gas SO2, paparan debu tersebut dapatmenyebabkan meningkatnya kadar Pb dalam darah. Pb merupakan racun yang mempengaruhi kesehatan manusiadan bersifat akumulatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa determinan yang mempengaruhi kadarPb dalam darah pekerja peleburan aki. Jenis penelitian ini digunakan observasional dengan pendekatan crosssectional.Responden penelitian sebanyak 11 orang pekerja peleburan aki. Pengumpulan data dilakukan denganpengukuran kadar Pb di udara, pemeriksaan kadar Pb dalam darah, wawancara, dan observasi responden. Analisisdata dengan uji regresi ganda, untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel dengan mengendalikanvariabel lainya digunakan uji korelasi parsial. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan bermakna antara usia,dan masa kerja dengan kadar Pb dalam darah dengan koefisien korelasi sebesar 0,788 dengan ρ=0,021. Hasil ujiregresi membuktikan bahwa kadar Pb di udara, kebiasaan merokok, usia, dan masa kerja secara bersama-samamempengaruhi kadar Pb dalam darah pekerja. Saran peneliti berikutnya perlu dikembangkan lebih lanjut denganjumlah sampel lebih banyak dan dikembangkan dengan metode kohort untuk menemukan sebab yang sebenarnyasehingga upaya pengendalian dapat lebih terarah. Kesehatan pekerja diharapkan lebih diperhatikan denganmelakukan medical check up secara periodik.
DINAMIKA PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUNGKID KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Farida Kusuma Wardani; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.757 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3116

Abstract

Peningkatan kasus dan sebaran yang semakin meluas di wilayah kerja Puskesmas Mungkid dapatdigambarkan dengan dinamika penularan. Penelitian ini bertujuan mengetahui dinamika penularanpenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Mungkid Kabupaten Magelang yangmeliputi model penularan dan determinan pada tahun 2015. Jenis penelitian ini termasuk penelitianobservasional dan didasarkan pada dokumentasi catatan Puskesmas Mungkid Tahun 2015. HasilPenelitian karakteristik penderita DBD tertinggi yaitu pada kelompok pendidikan dasar (51,85%), sertapuncak waktu serangan pada Bulan Februari. Jenis kasus indigenus sebanyak 34 kasus dan 20 kasus importdengan model penularan terbanyak berupa separated yaitu 16 separated sedangkan cluster sebanyak 9cluster. Serta kondisi lingkungan yang nyaman bagi nyamuk dengan cahaya, suhu, dan kelembaban masingmasingdengan rata-rata 4,09 lux; 80,22%; dan 29,15°C. Curah hujan tertinggi pada Bulan Februari yaitu27,52 mm/hari dengan jumlah hari hujan sebanyak 19 hari dalam sebulan. Kesimpulan ditemukan 9model penularan cluster, keterlambatan penyelidikan epidemiologi menambah jumlah kasus empat kali lebihbesar dibandingkan awal kasus. Saran sebaiknya PSN dilaksanakan satu bulan berturut-turut mengikutisurveillance puncak DBD.
PENGARUH BERBAGAI JENIS ATRAKTAN PADA LETHAL OVITRAP TERHADAP NYAMUK YANG TERPERANGKAP DI KELURAHAN KA RANGKLESEM KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Isna Fadlilah; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.839 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i3.3107

Abstract

Latar Belakang di Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumastelah terjadi 20 kasus DBD pada tahun 2015. Pengendalian vektor penyakit DBD selama inidititikberatkan pada pengendalian kimia yang mana dapat berdampak pada lingkungan. Salah satupengendalian yang aman yaitu menggunakan lethal ovitrap dengan berbagai jenis atraktan. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis atraktan pada Iethal ovitrap terhadapjumlah nyamuk yang terperangkap. Penelitian eksperimen digunakan dalam penelitian ini denganmenggunakan quasi ekperimental design dengan design penelitian quasi time series design selama 14hari sejak lethal ovitrap diletakkan . Hasil penelitian didapatkan 71 ekor nyamuk (97%) pada lethalovitrap yang berisi atraktan air rendaman jerami, 3 ekor nyamuk (3%) pada lethal ovitrap yang berisiair setempat dan pada atraktan air rendaman gula tidak terdapat nyamuk satupun. Hal itu berartidari ketiga atraktan tersebut air rendaman jerami yang memiliki daya tarik lebih kuat bagi nyamuk.Simpulan penelitian ada perbedaan jumlah nyamuk yang terperangkap pada lethal ovitrapberdasarkan jenis atraktan. Sebaiknya air rendaman jerami sebagai atraktan dalam lethal ovitrapuntuk menarik nyamuk dibandingkan dengan atraktan air setempat dan air rendaman gula.
KOHORT EVALUASI NYAMUK DEWASA SETELAH PELAKSANAAN FOGGING FOCUS DI DESA SIDAMULIH KECAMATAN RAWALO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Irawan Endy Pratama; Aris Santjaka; Arif Widyanto
Buletin Keslingmas Vol 36, No 2 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 2 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.981 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i2.2968

Abstract

Latar Belakang fogging focus dilaksanakan di daerah yang ada kasus Demam Berdarah Dengue denganbertujuan untuk menekan secara cepat densitas nyamuk dewasa sehingga Kejadian Luar Biasa dapat dicegah. DesaSidamulih terdapat 2 kasus DBD serta tambahan 12 kasus penderita panas dalam 3 minggu. Tujuan penelitianmengetahui densitas nyamuk dewasa sebelum dan setelah pelaksanaan fogging focus sebagai parameter langsung.Jenis penelitian observasional dengan pendekatan kohort. Hasil penelitian menunjukan dengan analisis uji AnovaLSD mengetahui densitas nyamuk dari dampak fogging focus. Hasil uji lanjut ternyata densitas nyamuk hari ke 3setelah fogging focus I tidak ada beda dengan sebelum fogging focus I (p 0,474) dan hari ke 10 setelah foggingfocus II tidak ada beda dengan sebelum fogging focus I (p 0,144). Disimpulkan fogging focus hanya efektif setelah3 hari pada siklus fogging focus ke II. Disarankan fogging focus bukan satu-satunya cara untuk menekan densitasnyamuk.
DINAMIKA PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015 Nur'aini Nur'aini; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.696 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3113

Abstract

Kasus DBD selalu menetap di Kecamatan Purwokerto Selatan selama lima tahun terakhir, pada tahun 2015terdapat 72 kasus. Peningkatan kasus dan sebaran yang semakin meluas dapat digambarkan dengan dinamikapenularan. Dinamika penularan digunakan untuk mengetahui riwayat sebaran penyakit, model sebaran dandeterminan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika penularan penyakit Demam Berdarah Dengue(DBD) di wilayah Kecamatan Puskesmas Purwokerto Selatan Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitianobservasional dengan pendekatan survey kualitatif berdasarkan catatan pasien tahun 2015. Pengumpulan datadengan wawancara dan pengukuran lingkungan fisik dan potensi penularan. Data kasus diolah dengan SystemInformasi Geografis (SIG). Analisa berdasarkan mapping wilayah, penggabungan fakta dengan determinannyadengan teknik overflow antara kejadian DBD dengan curah hujan. Deskripsi waktu kejadian tertinggi terjadi padabulan April sebanyak 12 kasus (17%), deskripsi tempat kejadian tertinggi di Kelurahan Teluk sebanyak 18 kasus(25%) dan deskripsi orang kejadian tertinggi pada kelompok umur 6-55 tahun sebanyak 58 kasus (80%) dangolongan jenis kelamin perempuan sebanyak 49 kasus (68%). Model cluster sejumlah 12 cluster dengan 39 kasus,dan model sparated sejumlah 33 kasus. Dugaan determinan nilai CI (2%), HI (4%), BI (6%) dan ABJ (96%), sertahasil pengukuran suhu rata-rata 290C, Kelembaban 82%, dan pencahayaan 66 lux serta data curah hujansepanjang tahun 2015 sebesar 2231 mm/tahun dengan hari hujan 113 hari/tahun. Upaya pengendalian dengankimiawi, PSN-DBD, manajemen lingkungan dan pengendalian terpadu Potensi penularan meliputi CI, HI, BIrendah dan ABJ 96% sedangkan kasus tinggi, ada dugaan salah penulisan laporan, terjadi transovari, Saran upayapengendalian DBD dengan melaksanakan PE semestinya 24 jam sesudah penegakan diagnosa kasus dan PSN rutin.