Teguh Widiyanto
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA SUHU, pH DAN BERBAGAI VARIASI JARAK DENGAN KADAR TIMBAL (Pb) PADA BADAN AIR SUNGAI ROMPANG DAN AIR SUMUR GALI INDUSTRI BATIK SOKARAJA TENGAH TAHUN 2016 Ami Sukoasih; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.271 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3115

Abstract

Batik merupakan komoditas yang saat ini sedang berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya industribatik, meningkat pula volume limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair batik yang dibuang ke lingkungan tanpadilakukan pengolahan dapat mencemari badan air dan sumur gali penduduk sekitarnya. Limbah cair industri batikmengandung logam berat seperti timbal, besi, seng, krom, tembaga dan kadmium. Dampak timbal (Pb) bagi kesehatanmanusia dapat menimbulkan keracunan pada saraf. Tujuan penelitian untuk mengetahui suhu, pH dan berbagai variasijarak dengan kadar Pb pada badan air Sungai Rompang dan air sumur gali disekitar industri batik Sokaraja Tengah.Jenis penelitian observasional dengan design crossectional. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis statistik ujiRegresi Linier Sederhana menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara suhu dengan kadar Pb (p=0,085), tidak adahubungan antara pH dengan kadar Pb (p=0,193), tidak ada hubungan antara jarak dengan kadar Pb (p=0,060). Untukhasil suhu, pH dan jarak titik sampling pada badan air Sungai Rompang dengan kadar timbal (Pb) masih dibawah nilaiambang batas menurut PP No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airyaitu 0,014 mg/l. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suhu, ph dan jarak dengan kadar Pb pada sumur galidan nilai kadar Pb masih dibawah nilai ambang batas menurut Permenkes No. 416/ Menkes/ IX/ 1990 tentangPersyaratan Kualitas Air Bersih. Sedangkan untuk kadar Pb pada badan air juga masih dibawah nilai ambang batas.Perlunya mengolah limbah cair batik sebelum dibuang ke lingkungan, Sebaiknya masyarakat tidak menggunakansumber air bersih yang tercemar timbal (Pb).
PENILAIAN KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS RAWAT INAP DI KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 Nilma Syarifatun Nisa; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 34, No 3 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 3 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.723 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i3.3073

Abstract

Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan langsung kepadamasyarakat. Penyehatan sarana dan bangunan Puskesmas sangat penting dalam mewujudkan lingkungan yangsehat yang dapat memberikan perlindungan bagi pengunjung dan petugas Puskesmas.Tujuan penelitian untukmenilai kondisi kesehatan lingkungan Puskesmas Rawat Inap Kutowinangun menggunakan metode penelitiandeskriptif dengan cara observasi dan wawancara. Kondisi kesehatan lingkungan menunjukan bahwa rata-ratatemperatur adalah 28,25OC, kelembaban 66% dan intensitas cahaya adalah 159lux, lingkungan dan bangunanbagian dalam dan luar dikategorikan baik dengan persentase 74%, penyediaan air bersih dikategorikan sangat baikdengan persentase 100%, sarana pembuangan air limbah dikategorikan baik dengan persentase 83%, pengelolaansampah dikategorikan cukup dengan persentase 55%, pengolahan makanan dan minuman dikategorikan baikdengan persentase 75%, tempat pencuciaan dikategorikan kurang dengan persentase 37%, fasilitas penunjangdikategorikan cukup persentase 50%. Simpulkan menunjukan kondisi kesehatan lingkungan Puskesmas Rawat InapKutowinangun secara keseluruhan persentase 66% dengan kategori baik. Peneliti menyarankan dilakukanpengukuran kuantitas air
STUDI SANITASI SALON KECANTIKAN DI PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015 Nur Faridah; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.213 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i4.3041

Abstract

Kesehatan lingkungan merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyehatan lingkunganpada Tempat-tempat Umum. Salon kecantikan adalah salah satu tempat umum yang apabila kurang baiksanitasinya dapat berpengaruh pada timbulnya suatu penyakit antar pengguna, penghuni, dan masyarakat. Tujuandari penelitian ini adalah mengetahui keadaan sanitasi salon kecantikan di Purwokerto dan jenis penelitian iniadalah deskriptif dan cara pengumpulan data yaitu observasi , wawancara, dan pengukuran. Hasil penilaianpemenuhan persyaratan kesehatan secara umum yang mencakup seluruh aspek pada 6 salon kecantikan yangdiamati sudah memenuhi syarat Kepmenkes RI Nomor 288/MENKES/SK/III/2003 yaitu meliputi sanitasi bangunan,penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, sanitasi jamban dan kamar mandi,pengendalian vektor dan personal hygiene karyawannya. Didapatkan hasil pada salon A 83,9% (MSK), salon B86,25% (MSK), salon C 90,07%(MSK), salon D 90,07% (MSK), salon E 88,54% (MSK) dan salon F 86,25% (MSK).Simpulan yang diambil seluruh salon kecantikan type B yang diteliti sudah memenuhi persyaratan kesehatanlingkungan. Namun, masih terdapat kekurangan pada tiap-tiap aspek sanitasi salon kecantikan yang harusdiperbaiki. Saran yang diberikan kepada pemilik salon kecantikan perlu menyediakan penampungan air limbahtertutup, tempat ibadah dan alat pemadam kebakaran. menambah penyediaan jamban, kamar mandi, dan sumberpencahayaan, serta melakukan upaya pengendalian vektor.
DESKRIPSI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS CLEANING SERVICE RSUD KRT SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2016 Ida Khusiana; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.629 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i1.3008

Abstract

Rumah sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman berbahaya yang berdampakpada kesehatan. Bukan hanya pada petugas rumah sakit tetapi juga pasien dan pengunjung rumah sakit. Sudahseharusnya pihak rumah sakit menerapkan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), khususnya penggunaanAlat Pelindung Diri (APD) pada petugas cleaning service saat melakukan pekerjaannya.Metode penelitian yangdigunakan adalah deskriptif yaitu dengan menggambarkan keadaan penggunaan alat pelindung diri pada petugascleaning service di RSUD KRT. Setjonegoro. Subjek penelitian adalah alat pelindung diri pada petugas cleaningservice di RSUD KRT. Setjonegoro. Jumlah petugas yang dijadikan responden berjumlah 32 orang. Carapengumpulan data yaitu wawancara kepada para petugas dan observasi. Jenis APD yang disediakan yaitu pakaiankerja, sepatu kerja, masker, dan sarung tangan. Masing-masing APD berjumlah 32 buah dan disediakan untuksemua petugas cleaning service. Semua APD yang disediakan dalam kondisi baik. Penggunaan APD sesuai denganAktivitas kerja yang dilakukan petugas. Belum diadakanya pelatiha penggunaan APD. Pengawasan dan penegakanaturan dilakuakan oleh pengawas cleaning service. Bahaya dan risiko yang ada pada petugas clesning serviceadalah mengalami penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja.Disimpulkan dari penelitian ini adalah jenis APDyang disediakan sudah sesuai dengan jenis pekerjaan dan jumlah petugas, APD dalam keadaan baik, pengawasandan pemberlakuan aturan diterapkan oleh pengawas cleaning service sehingga bahaya dan risiko yang ada padapetugas cleaning service antara lain mengalami penyakit akibat kerja dan kecelakan kerja dapat dicegah.
HUBUNGAN PENCEMARAN SUMBER AIR DAN PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI DESA SIRKANDI KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 Winenti Winenti; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.057 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3114

Abstract

Diare adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kedua kematian anak dibawah usia lima tahun. Pencemaransumber air sebagai faktor lingkungan yang berinteraksi dengan faktor perilaku merupakan faktor yang palingberpengaruh dalam kejadian diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pencemaran sumber airdan perilaku ibu yang terdiri dari perilaku mencuci tangan, perilaku merebus air, perilaku menyimpan air minumdan perilaku membuang tinja balita dengan kejadian diare pada balita. Jenis penelitian ini merupakan penelitianobservasional dengan analisis deskriptif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitianini adalah ibu balitadi Desa Sirkandi yang berjumlah 689 dengan jumlah sampel sebanyak 69 sampel. Datadianalisis dengan menggunakan uji chi square. Pengambilan sampel dengan cara acak sederhana (simple randomsampling). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan inspeksi sanitasi. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa dari 69 responden terdapat 45 responden (65,2%) yang mempunyai balita menderita diare.Dengan α = 0,05 ada hubungan yang signifikan anatara pencemaran sumber air (p value = 0,033 , OR = 3,45),perilaku mencuci tangan (p value = 0,000, OR = 51,25), perilaku merebus air (p value = 0,000, OR = 8,75),perilaku menyimpan air minum (p value = 0,000, OR = 19,25) dan perilaku membuang tinja balita (p value =0,000, OR = 88,00) dengan kejadian diare pada balita. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan yangsignifikan antara pencemaran sumber air, perilaku mencuci tangan, perilaku merebus air, perilaku menyimpan airminum dan perilaku membuang tinja balita dengan kejadian diare pada balita. Saran yang diberikan yaitu denganmelakukan pengawasan atau inspeksi sanitasi sumber air oleh petugas dan memberikan sosialisasi danpenyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan diare melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.