AbstrakPerkembangan industri saat ini semakin maju dan terus menerus mengalami peningkatan yang begitupesat baik bidang komunikasi, teknologi, pertanian, bahan bangunan maupun yang bergerak padaindustri tekstil.Industri konveksi banyak menghasilkan debu, diantaranya debu organik yaitu debu katunatau kapas.Paparan dari debu organik dapat menimbulkan gangguan keluhan saluran pernafasan.Tujuanpenelitian ini adalah menganalisis hubungan paparan debu dan masa kerja dengan keluhan pernafasanpada tenaga kerja CV. Jiyo’g Konveksi Desa Notog Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas. Jenispenelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional. Uji statistik yang dipakai adalah regresilogistik.Sampel dalam penelitian ini adalah 10 orang menggunakan sampling jenuh dengan kriteriainklusi yaitu laki-laki. Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada responden danpengukuran paparan debu, kelembaban dan kecepatan angin. Hasil pengukuran paparan debu di CV.Jiyo’g Konveksi rata-rata adalah 0,066 mg/m3. Hasil tersebut tidak melebihi NAB (0,2 mg/m3) sesuaiPermenkes RI Nomor. 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan KerjaIndustri untuk kategori debu katun/ kapas. Rata-rata masa kerja pada tenaga kerja adalah 12,3 tahun.Hasil observasi keluhan pernafasan terhadap pekerja didapatkan 3 pekerja memiliki keluhan pernafasandan 7 pekerja tidak memiliki keluhan pernafasan. Hasil uji statistik paparan debu dan keluhan pernafasanpada pekerja diperoleh nilai sig. 0,459 ( 0,05), untuk masa kerja dan keluhan pernafasan pada pekerjadiperoleh nilai sig. 0,129 ( 0,05). Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paparan debu danmasa kerja dengan keluhan pernafasan di CV. Jiyo’g Konveksi Desa Notog Kecamatan PatikrajaKabupaten Banyumas.Disarankan kepada tenaga kerja agar mengurangi paparan debu denganpemakaian masker dan mengurangi kebiasaan merokok.