Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Membangun Ketahanan (Resiliensi) Pada Mahasiswa Ketika Kuliah Di Masa Pandemi Supadi Supadi; Widjijati Widjijati; Esti Dwi Widayanti
JURNAL KEPERAWATAN MERSI Vol 10, No 2: Oktober 2021
Publisher : Prodi Keperawatan Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkm.v10i2.8144

Abstract

Background : Based on the joint decree of the ministry of education and culture, ministry of religion, ministry of health and ministry of home affairs number 01 / KB / 2020,516 year 2020, HK.03.01 / menkes / 363 / 2020,440-882 regarding learning guides in the school year and year In the new academic period during the pandemic corona virus disease (covid 19), it was stated that the health and safety of students, educators, staff, families and communities were the main priorities in determining learning policies (Joint Ministry Decree, 2020).Methods : This study used a cross-sectional observational analytic design, namely analyzing the relationship between resilience level (building body resistance) and stress levels in students in the 2020/2021 academic new academic year learning. The statistical analysis test used was descriptive test for univariate variables and Mann Whitney and Wilcoxon tests for bivariate variables.Result : There was a significant difference in student resilience after the Proggesive Muscle Relaxation (PMR) action between before and after giving PMR action with a value of p = 0.000, there was a significant difference in student stress after PMR action between before and after giving PMR action with a value of p = 0.000, and The mean of respondent resilience after PMR action was 72.39 and the respondent's stress was 24.61. The result of statistical analysis test was p = 0.000, which means that there is a significant relationship between student resilience and student stress.Conclusion : Resilience (building resilience) is very high affects the level of stress. The higher a person's resilience level, the lower one's stress level or a person's stress level will be lighter.
LATIHAN SENAM KEGEL DENGAN PENURUNAN INKONTINENSIA URIN PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA WIRASANA PURBALINGGA Subandiyo Subandiyo; Esti Dwi Widayanti; Sugeng Riyadi; Walin Walin
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i3.1050-1057

Abstract

Masalah yang biasanya terjadi pada lansia adalah inkontinensia urin dan merupakan masalah yang sering dialami oleh lansia. Di Indonesia jumlah penderita inkontinensia urin sangat signifikan. Pada tahun 2008 sekitar 18%  yang terdapat di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.  Dari data di Indonesia angka kejadian inkontinensia urin juga penangananya masih kurang , hal ini disebabkan karena masyarakat belum tahu tempat yang tepat untuk berobat disertai kurangnya pemahaman tentang inkontinensia urin (Kemenkes, 2012).         Berbagai terapi yang diberikan dan salah satunya terapi guna mereduksi adanya inkontinensia pada  urin adalah melalui latihan senam kegel. Senam kegel  ini, dapat menurunkan tingkat frekuensi berkemih dan dengan cepat membangun kembali kekuatan otot-otot dasar panggul. Tujuan Pengabdian Masyarakat : untuk mengetahui penurunan inkontinensia urin pada lansia. Metode pengabdian masyarakat : pada pengabdian masyarakat ini dengan menggunakan pendampingan untuk melakukan latihan Kegel baik kelompok maupun individu . Evaluasi dilaksanakan setelah pendampingan adalah sebagai berikut.Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini diikuti sebanyak 24 peserta, kategori menurut umur sebagian besar berusia antara 50 sampai dengan 64 tahun (74%), dengan jenis kelamin perempuan   62% serta 38 % laki-laki, untuk peserta sebagian besar masi tinggal bersama pasanganya dan keluarga (anak, menantu) sebanyak 90%. Praktek dalam melakukan senam kegel secara bersama pada awal pertemuan masih susah untuk menemukan otot dasar panggul, pada hari dan minggu berikutnya dilakukan kunjungan untuk monitor latihan senam kegel di rumah secara mandiri ada yang dalam frekuensi latihan masih kadang-kadang lupa, untuk prakteknya semakin hari semakin baik untuk menemukan otot dasar panggul dan bisa melaksanakan sendiri, ini dibuktikan saat selesai senam kegel tidak merasakan sakit daerah abdomen. Hasil evaluasi catatan berkemih peserta didapatkan berkemih mampu di toilet sebesar 66%, berkemih dengan tanpa disadari dalam jumlah sedikit 26%, berkemih tanpa disadari dalam jumlah banyak 8%.