Muhammad Warif
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strategi Guru Kelas dalam Menghadapi Peserta Didik yang Malas Belajar Muhammad Warif
TARBAWI : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 4, No 01 (2019): TARBAWI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.799 KB) | DOI: 10.26618/jtw.v4i01.2130

Abstract

Abstrak Guru merupakan seseorang yang tugasnya mengajar, membimbing dan mengarahkan anak untuk belajar. Guru adalah merupakan suatu jabatan khusus dalam dunia pendidikan, dia termasuk salah satu sumber belajar yang utama karena dari sanalah siswa/peserta didik memperoleh bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Profesionalisme seorang guru di peroleh lewat pendidikan khusus keguruan atau latihan dan pengalaman. Kemudian menurut  Undang-Undang  Sistem  Pendidikan  Nasional  Guru adalah  tenaga  kependidikan  yang  berkualifikasi  sebagai  guru,  dosen,  konselor,  pamong praja, widyaiswara, tutor, instruktur, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sejalan dengan itu guru menurut Undang-Undang tentang guru ditegaskan bahwa :Guru adalah pendidik prefesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.(Undang-Undang RI,  2003;2).Profil guru ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka tidak membatasi tugas dan tanggung jawabnya tidak sebatas dinding sekolah.Masyarakat juga jangan hanya menuntut pengabdian guru, tetapi kesejahteraan guru pun perlu diperhatikan. Guru dengan kemuliaannya dalam menjalankan tugas tidak mengenal lelah, hujan dan panas bukan rintangan bagi guru yang penuh dedikasi dan loyalitas untuk turun ke sekolah agar dapat bersatu jiwa dalam perpisahan raga dengan siswa. Raga guru dan siswa boleh berpisah, tapi jiwa keduanya tidak dapat dipisahkan (dwitunggal). Oleh karena itu dalam benak guru hanya ada satu kiat bagaimana mendidik siswa agar menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.(Djam’an dkk, 2007).Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul dalam perilaku sehari-hari. Kata Kunci: Strategi, Guru, Peserta Didik, Malas, Belajar   Abstract                The teacher is someone whose job is teaching, guiding and directing children to learn. The teacher is a special position in the world of education, he is one of the main learning resources because from there students / students receive guidance, teaching and training. The professionalism of a teacher is obtained through special teacher training or training and experience. Then according to the National Education System Law Teachers are qualified teaching staff as teachers, lecturers, counselors, civil service, widyaiswara, tutors, instructors, and participate in organizing education. In line with that the teacher according to the Law on Teachers emphasized that: The teacher is a professional educator with the main task of educating, teaching, guiding, directing, training, evaluating, and evaluating students in early childhood education, formal education, basic education, and secondary education. (Republic of Indonesia Law, 2003; 2). The ideal teacher profile is a person who devotes himself based on the calling of the soul, the call of conscience, not because the demands of money alone do not limit his duties and responsibilities are not limited to the walls of the school. teacher, but the welfare of the teacher also needs attention. Teachers with their glory in carrying out tasks that are tireless, rainy and hot are not a hindrance for teachers who are full of dedication and loyalty to go to school to be able to unite their souls in physical separation with students. The body of the teacher and students may separate, but the souls of the two cannot be separated (duvies). Therefore, in the minds of teachers there is only one tip on how to educate students to become capable adult human beings who are capable and useful for religion, religion and nation in the future (Djam'an et al., 2007). Personality competency is a competency related to the teacher's own personal behavior which later must have noble values so that reflected in everyday behavior. Keywords: Strategy, Teacher, Students, Lazy, Learning
PERANAN METODE SIMULASI DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-WASI BONTOA KABUPATEN MAROS Mumtahanah Mumtahanah; Yulianti Yulianti; Muhammad Warif
IQRA : JURNAL MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM Vol 2, No 01 (2022): IQRA : JURNAL MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : IQRA : JURNAL MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAKDalam konteks pembelajaran, metode simulasi adalah suatu metode penyajian materi pelajaran yang dilakukan dengan cara merekayasa situasi lingkungan pembelajaran dan mendorong siswa untuk berperilaku menirukan peristiwa tertentu seperti halnya yang terjadi dalam dunia kehidupan nyata. Hal ini berkaitan dengan motivasi sebab motivasi merupakan daya dorong yang menjadikan siswa memiliki keinginan untuk belajar, sehingga siswa aktif dalam kegiatan belajar.  Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.Hasil dari penelitian ini yaitu : 1. Motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Al-Wasi Bontoa dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi diantaranya : Adanya kebutuhan, Adanya kemajuan pada diri siswa dan Adanya aspirasi atau cita-cita. 2 Pelaksanaan metode simulasi di Madrasah Aliyah Al-Wasi Bontoa dapat dilihat dari langkah-langkah dalam pelaksanaan simulasi, yang terdiri dari tahap awal, tahap pelaksanaan dan tahap penutup. 3. Peranan metode simulasi dalam memotivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Al-Wasi Bontoa yaitu : Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak; mengembangkan kreativitas siswa; memainkan peranan; memupuk keberanian dan percaya diri siswa; Pengetahuan, sikap, dan keterampilan; meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran
MEMINIMALISIR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS IV MI DARUL ISTIQAMAH KECAMATAN TURIKALE KABUPATEN MAROS Mumtahanah Mumtahanah; Muhammad Warif
IQRA : JURNAL MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM Vol 1, No 02 (2021): IQRA: JURNAL MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : IQRA : JURNAL MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam Khususnya mata pelajaran Fiqih di jumpai berbagai permasalahan yang menjadi kendala besar yang disebabkan adanya keanekaragaman kemampuan dan karakteristik gaya belajar sehingga tingkat penguasaan belajar berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Apakah dengan Layanan Bimbingan Belajar ini akan secara efektif meminimalisir kesulitan belajar yang dialami siswa di Kelas IV MI Darul Istiqomah? Tujuannya agar mengetahui bagaimana metode pembelajaran intensif dalam meminimalisir kesulitan belajar fiqih siswa kelas IV MI Darul IstiqomahJenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrument. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi, observasi dan tes. Untuk teknik analisis secara kuantitatif digunakan statistik deskriptif, untuk mendeskripsikan tentang karakteristik subyek penelitian. Sedangkan untuk analisis data secara kualitatif digunakan teknik kategorisasi. Teknik kategorisasi yang dimaksudkan adalah skala lima, yang akan digunakan untuk menentukan hasil belajarnya.Hasil Penelitian Menunjukkan Terjadi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kategori Sedang Pada Siklus I Dan Siklus II Pada kategori tinggi dengan skor rata-rata 58 menjadi 75,33 sehingga mengalami peningkatan sebesar 17, 33 atau 17,3 % dari skor ideal. Persentase kehadiran siswa pada siklus I 93,89 % sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 97,41 %. Layanan Bimbingan belajar dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, pemahaman, motivasi dan kesungguhan siswa untuk meminimalisir kesulitan belajar yang dialami siswa.