Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGUJIAN KOMPOR SURYA TIPE KOTAK DILENGKAPI ABSORBER MIRING Heru M Hutasoit; Tekad Sitepu; Himsar Ambarita; Taufiq B N; Farel H Napitupulu
Jurnal Dinamis Vol 5, No 1 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan melalui percobaan  memanaskan air dengan kompor surya tipe kotak yang dilengkapi absorber dan miring yang memiliki luas kolektor 0,59 m x 0,59 m dan 0,9 m x 0,59 m. Penelitian dilakukan pada kondisi cuaca cerah. Pada kompor surya diharapkan absorber miring dapat mensuplai panas dengan prinsip konveksi alamiah. Percobaan dilakukan dengan memanaskan air sebanyak 1, 2 dan 3 liter mencapai suhu 87,83oC, 77,97oC, dan 88,74 oC dengan efisiensi 4,357  %,  6,091 % dan 10,419 %. Perbedaan temperatur tersebut dipengaruhi oleh besarnya intensitas radiasi selama pengujian dengan besar intensitas radiasi pengukuran rata-rata 595,9 W/m2, 478,5 W/m2 , dan 619,26 W/m2. Efisiensi meningkat seiring meningkatnya kapasitas air yang diuji serta laju penyerapan energi oleh air. Semakin banyak energi yang diserap oleh air maka efisiensi akan meningkat pula. Energi panas yang diterima air selama pengujian 1 liter, 2 liter dan 3 liter adalah 0,2397 MJ, 0,423 MJ ,dan 0,735 MJ dengan energi radiasi yang diserap oleh absorber sebesar  5,5 MJ, 6,94 MJ dan 7,05 MJ.
PENGARUH MAGNETASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMANSI MOBIL DIESEL PRODUKSI BINSAR M P; SYARIL GULTOM; TULUS B SITORUS; FAREL H NAPITUPULU; TERANG UHS GINTING
Jurnal Dinamis Vol 6, No 1 (2018): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.325 KB)

Abstract

Kesempurnaan pembakaran yang diindikasikan dengan rendahnya emisi gas buang yang dihasilkan serta penurunan konsumsi bahan bakar pada Mesin Diesel, terus menerus dikembangkan dan dilakukan penelitian. Begitu pula penggunaan magnet untuk memperbaiki karakteristik muatan listrik campuran bahan bakar dan udara agar didapat campuran yang homogen, hal ini terus menerus dikembangkan dan diteliti. Pada penelitian ini dilakukan pada mobil Pajero Sport Dakar Diesel dengan menggunakan alat magnetasi bahan bakar. Kuat medan magnet yang berbeda-beda, penempatan posisi alat magnetasi pada fuel line, variasi putaran 1000 sampai 3000 rpm dengan mesin konstan. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan didapat bahwa penggunaan magnetasi dapat menurunkan konsumsi bahan bakar sampai dengan 26% dan meningkatkan efisiensi thermal sampai dengan 4,5%. Demikian juga pengamatan terhadap emisi gas buang yang dihasilkan menunjukkan penurunan opasitas yang lebih rendah dari pada tidak menggunakan magnetasi.
PENGUJIAN KEMAMPUAN ADSORPSI DARI ADSORBEN ALUMINA AKTIF UNTUK MESIN PENDINGIN TENAGA SURYA ABDI Z.A M; HIMSAR AMBARITA; TULUS B SITORUS; FAREL H NAPITUPULU; ANDIANTO P
Jurnal Dinamis Vol 6, No 1 (2018): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.518 KB)

Abstract

Akhir-akhir ini mesin pendingin siklus adsorpsi semakin banyak diteliti oleh para ahli karena disamping ekonomis juga ramah lingkungan dan menggunakan energy terbarukan yaitu energi surya. Agar proses adsorpsi dan desorpsi mesin pendingin adsorpsi dapat berjalan dengan baik perlu diketahui jumlah perbandingan yang ideal antara adsorben dengan refrigeran yang digunakan. Disini untuk mencari perbandingan antara absorben alumina aktif menggunakan baut maupun tidak menggunakan baut. Data tersebut dapat dicari menggunakan alat penguji kapasitas adsorpsi. Alat penguji  kapasitas adsorpsi yang digunakan dilengkapi dengan lampu halogen 1000 W sebagai sumber panas. Adsorber pada alat penguji ini terbuat dari bahan stainless steel yang bertujuan agar tahan terhadap korosi akibat dari variasi refrigeran yang digunakan. Alumina aktif yang digunakan sebagai adsorben sebanyak 1 kg. Sedangkan variasi refrigeran yang digunakan yaitu amonia. Kapasitas amonia yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi oleh adsorben alumina aktif mengunakan baut diisolasi adalah sebanyak 300 mL. Sedangkan kapasitas amonia yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi oleh adsorben alumina aktif tidak menggunakan baut diisolasi adalah sebanyak 220 mL.
ANALISA SALURAN PENGERING BERBENTUK SILINDER PADA MESIN PENGERING PAKAN TERNAK SISTEM POMPA KALOR DUNAN GINTING; HIMSAR AMBARITA; FAREL H NAPITUPULU; ACHMAD HUSEIN SIREGAR; ANDIANTO P
Jurnal Dinamis Vol 6, No 2 (2018): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.137 KB)

Abstract

Analisa ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapai para produsen pakan ternak  untuk mengeringkan pakan ternak yang sudah dicacah  dalam keadaan lembab menjadi kering agar tahan lebih lama.Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rasio humiditas udara yang terdapat pada saluran pengering, untuk mengetahui laju perpindahan panas disaluran pengering, untuk mengetahui laju pengeringan pakan ternak, untuk mengetahui laju ekstraksi penguapan spesifik, untuk mengetahui kebutuhan energi spesifik, dan untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan saat proses pengeringan.Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan pengujian ,kemudian pakan ternak ditimbang hingga massanya 1000 gram.Pakan ternak tersebut dijatuhkan dari masuk saluran menuju keluar saluran dan ditimbang pengurangan massa yang terjadi .Hasil analisa diperoleh bahwa nilai rata –rata rasio humiditas pada masuk saluran sebesar 22,04 g/kg dan pada keluar saluran sebesar 21,84 g/kg . Nilai laju perpindahan panas pada saluran pengering adalah 155,76 W dan nilai koefisien geseknya sebesar 23,1887. Nilai laju pengeringan pakan ternak  pada saluran pengering adalah 0.1374 kg/jam.Nilai laju ekstraksi air spesifik adalah 0.096 kg/kWh. Konsumsi energi spesifik untuk adalah 10,407 kWh/kg.Biaya yang dibutuhkan untuk proses pengeringan adalah Rp 10.053,71,- per kilogram.
KAJIAN PENGARUH SUDUT PENYINARAN PADA ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MANUEL J.H PURBA; FAREL H NAPITUPULU; SYAHRIL GULTOM; PRAMIO G SEMBIRING
Jurnal Dinamis Vol 6, No 2 (2018): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.547 KB)

Abstract

Energi surya yang sampai kepermukaan bumi, dapat dikumpulkan dan diubah menjadi energi panas yang berguna melalui bantuan suatu alat yang disebut kolektor surya.  Kolektor termal surya merupakan suatu peralatan  yang  digunakan untuk menyerap energi surya,  yang  kemudian mengubah energi surya menjadi energi termal,  dan mentransfer energi tersebut ke fluida kerja untuk kemudian digunakan secara langsung atau disimpan terlebih dahulu pada suatu unit penyimpanan panas. Dalam aplikasinya kolektor termal surya banyak digunakan sebagai alat pemanas  air  pada rumah-rumah. Air panas dibutuhkan oleh masyarakat luas, misalnya untuk air mandi ataupun mencuci barang yang berlemak dimana lebih mudah melarutkannya dalam sabun dengan menggunakan air hangat dibandingkan dengan air dingin. Pada umumnya air panas diperoleh dengan cara memasak air dengan menggunakan bahan bakar. Perlu diketahui penggunaan bahan bakar, yang umumnya adalah bahan bakar fosil akan menimbulkan polusi udara, yaitu terbentuknya CO, CO2 dan lain-lain.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kolektor surya dengan ukuran 1,16 m x 0,80 m x 0,21 m. Kolektor surya terdiri dari lapisan kayu (Triplek), sterofoam dan rockwoll sebagai isolator, plat alumunium sebagai penyerap panas dan kaca sebagai penutup. Selain kolektor, dirancang juga ruang penampungan sebagai tempat pemanas air dengan ukuran 0,80 m x 0,45 m x 0,23 m dengan volume tampungan 5 liter. Pengujian dilakukan selama 12 hari pada kondisi cuaca cerah.Pengujian pertama dilakukan pada posisi sudut horizontal, Pengujian kedua pada sudut 450 ,pengujian ketiga pada sudut 600.Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi terbesar kolektor dari tiga pariasi sudut yang dilakukan.Hasil dari penelitian ini didapatkan sudut terbaik yaitu pada sudut 450 dengan suhu air mencapai 59,60 0C
Analisa Efisiensi Water Tube Boiler Berbahan Bakar Fiber Dan Cangkang Di Palm Oil Mill Dengan Kapasitas 45 Ton Tbs/Jam Pesulima B; Farel H Napitupulu; Syahril Gultom; Pramio G Sembiring; Tekad Sitepu
Jurnal Dinamis Vol 5, No 3 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.858 KB)

Abstract

Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler adalah tekanan superheater, temperatur air umpan, temperatur uap, jumlah uap yang dihasilkan, jumlah konsumsi bahan bakar, dan nilai kalor pembakaran bahan bakar. Boiler mempunyai peranan penting dalam proses produksi uap, sering kali efisiensi kualitas kerja boiler diabaikan padahal peningkatan efisiensi boiler sangat penting guna mendapatkan output yang baik. Oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan hubungan variasi tekanan superheater dengan efisiensi boiler, hubungan variasi suhu air umpan dengan efisiensi boiler, dan hubungan variasi jumlah uap yang dihasilkan dengan efisiensi boiler. Metode analisa yang dilakukan dengan menganalisa nilai kalor bahan bakar serabut 75% + cangkang 25%, dan menganalisa efisiensi water tube boiler. Dari hasil analisa yang telah dilakukan maka hubungan variasi tekanan superheater dengan efisiensi boiler tidak konstan naik melainkan naik turun, hubungan variasi suhu air umpan dengan efisiensi boiler konstan teteap, hubungan variasi jumlah uap yang dihasilkan dengan efisiensi boiler relatif naik, nilai kalor pembakaran tinggi (HHV) adalah 21323,584 kJ/kg, nilai kalor pembakaran rendah (LHV) adalah 18083,584 kJ/kg, nilai efisiensi boiler tertinggi yang dihasilkan sebesar 71,05% dan nilai efisiensi boiler terendah yang dihasilkan sebesar 69,49%.
Pengujian Kemampuan Adsorpsi Dari Adsorber Karbon Aktif Dan Alumina Aktif Yang Digunakan Untuk Mesin Pendingin Tenaga Surya Tri Arfandi; Tulus B Sitorus; Himsar Ambarita; Farel H Napitupulu; Dian M Nasution
Jurnal Dinamis Vol 5, No 3 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.241 KB)

Abstract

Akhir-akhir ini mesin pendingin siklus adsorpsi semakin banyak diteliti oleh para ahli karena disamping ekonomis juga ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan yaitu energi surya. Agar proses adsorpsi dan desorpsi mesin pendingin adsorpsi dapat berjalan dengan baik perlu diketahui jumlah perbandingan yang ideal antara adsorben dengan refrigeran yang digunakan. Tujuan disini untuk mencari perbandingan antara absorben karbon aktif dan alumina aktif menggunakan mimis maupun tidak menggunakan mimis. Data tersebut dapat dicari menggunakan alat penguji kapasitas adsorpsi. Alat penguji  kapasitas adsorpsi yang digunakan dilengkapi dengan lampu halogen 1000 W sebagai sumber panas. Adsorber pada alat penguji ini terbuat dari bahan stainless steel yang bertujuan agar tahan terhadap korosi akibat dari variasi refrigeran yang digunakan. Campuran karbon aktif dan alumina aktif yang digunakan sebagai adsorben sebanyak 1 kg. Sedangkan variasi refrigeran yang digunakan yaitu metanol. Hasil penelitian kapasitas metanol yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi oleh adsorben karbon aktif dan alumina aktif mengunakan mimis adalah sebanyak 350 mL. Sedangkan kapasitas metanol yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi oleh adsorben karbon aktif dan alumina aktif tidak menggunakan mimis adalah sebanyak 250 mL.
ANALISA PENGUJIAN PERFORMANSI MESIN PENGERING GABAH DENGAN PENGADUK BEROTARI KAPASITAS 11 KG Triswanto Ginting; Tulus B Sitorus; Farel H Napitupulu; Taufiq B N; Syahril Gultom
Jurnal Dinamis Vol 5, No 4 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.049 KB)

Abstract

Saat musim panen gabah yang jatuh pada waktu musim hujan dimana sinar matahari tidak setiap hari ada untuk menjemur gabah, petani sering mengalami kerugian. Gabah yang basah pada saat dipanen akan bertahan kurang lebih 2 hari, setelah itu akan rusak. Untuk mengatasi hal tersebut, dirancang mesin pengering gabah sederhana yang menggunakan bahan yang sederhana dan ada disekitar kita. Mesin ini sangat berguna pada waktu panen raya gabah yang bertepatan dengan musin hujan. Mesin ini menggunakan reaktor pembakaran sebagai sumber penghasil udara panas untuk mengeringkan gabah. Bentuk ruang/tempat gabah adalah drum, memiliki lubang saluran masukan udara panas dari reaktor pembakaran. pengujian pengeringan gabah yang dilakukan sebanyak 11 kg. Cara kerja mesin yaitu gabah 11 kg disimpan dalam wadah, bahan bakar dimasukkan kedalam Reaktor pembakaran berupa arang kayu dan cangkang kemiri lalu dibakar hingga menjadi bara api, lalu udara dialirkan ke wadah pengering. Selama 9 jam pengeringan, gabah dengan berat 11 kg mengalami penyusutan berat menjadi 9,3 kg. Setelah selesai pengeringan gabah dilakukan maka diketahui efisiensi mesin pengering gabah dengan tambahan alat pengaduk berotari ialah 84,54%.
UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Andinata Sitepu; Farel H Napitupulu; Andianto Pintoro; A. Husein Siregar; Dian M. Nasution
DINAMIS Vol. 3 No. 2 (2015): Dinamis
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1155.487 KB) | DOI: 10.32734/dinamis.v3i2.6990

Abstract

Turbin angin Vertikal Axis tipe Darrieus H dapat mengekstrak angin dari segala arah dan dapat digunakan pada kecepatan angin yang relatif rendah yang merupakan pertimbangan untuk mekakukan penelitian ini dengan kondisi angin di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah sudu dan pengaruh sudut pitch terhadap daya dan putaran turbin angin tipe Darrieus H. Jumlah sudu yang digunakan pada pengujian ini adalah 3, 4, 5. Jenis airfoil yang digunakan adalah airfoil NACA 4415 dengan panjang chord 30 cm dengan kecepatan angin pada pengujian adalah 3,85 m/s, dan sudut pitch sudu yang diuji mulai dari 00, 20, 40, 60, 80, 100,120. Dengan kecepatan angin 3,85 m/s turbin ini dapat diaplikasikan di provinsi Nusa Tenggara Timur kabupaten Sumba Timur di daerah Kamanggih. Langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pembuatan prototype, dan pengujian turbin dengan mengkopel dengan generator listrik tipe aksial dengan jumlah kutub 24 buah. Dari data hasil pengujian turbin angin Darrieus H dengan bentuk sudu airfoil NACA 4415 menghasilkan efisiensi maksimal sebesar 11.37%, 12.19%, 14,69% pada beban bola lampu 10 Watt yaitu dengan jumlah sudu masing masing 3, 4, 5 buah dan efisiensi maksimal ini didapat pada saat sudut pitch sudu turbin diatur sebesar 8 0. Dengan besar daya turbin maksimal yang dihasilkan turbin dengan jumlah sudu 3 buah sebesar 8, 46 Watt, untuk jumlah sudu 4 buah didapat daya maksimal sebesar 9, 07 Watt, dan pada turbin dengan jumlah sudu 5 buah didapat daya maksimal sebesar 10, 93 Watt.