This Author published in this journals
All Journal REKA RACANA
Silvia Sukirman
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Studi Penggunaan Batu Kapur Kalipucang sebagai Substitusi Sebagian Agregat Halus Beton Aspal Jenis AC-BC Lucky Budiman; Silvia Sukirman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i1.45

Abstract

ABSTRAKPerkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat, berfungsi melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasa digunakan untuk perkerasan jalan adalah batu pecah dan bahan lainnya. Batu kapur adalah batuan sedimen yang terusun dari kalsium karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Batu kapur merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri dan konstruksi. Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengetahui karakteristik batu kapur dan penggunaan batu kapur Kalipucang sebagai substitusi agregat halus dari campuran beton aspal jenis AC-BC, dengan penambahan batu kapur sebanyak 50% dari dari agregat halus. Berdasarkan hasil analisis data pengujian didapatkan nilai stabilitas dari beton aspal substitusi batu batu kapur lebih tinggi dibandingan dengan campuran beton aspal tanpa batu kapur, yaitu 1.800 kg untuk campuran substitusi batu kapur dan 1.600 kg untuk campuran tanpa batu kapur. Sifat volumetrik beton aspal dari kedua campuran yaitu    dan  memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.Kata kunci: laston AC-BC, batu kapur, substitusiABSTRACTThe pavement street is a mixture between of aggregates and binders,the function is serving the traffic load. The aggregate commonly used for street pavement are broken stone and other materials. Limestone is sedimentary rock are composed of calcium carbonate (caCO3) in the mineral form of calcite.Limestone is one of a mineral an industry that is much used by the industrial and construction sectors. The purpose of this research include to know characteristic limestone and the use of limestone Kalipucang as a substitution of fine aggregate from a mixture of asphalt concrete of AC-BC,by the addition of limestone 50% of the fine aggregate. Based on the results of data analysis testing obtained the value of the stability from concrete asphalt  the substitution of limestone higher than being with a mixture of asphalt concrete without limestone, that is 1,800 kg to mixed the substitution of limestone and 1,600 kg to mix without limestone. Volumetric properties of asphalt concrete of two mixetures is    and meet specifications which has been determined.Keywords: laston AC-BC, limestone, substitution
Studi Pemanfaatan RAP Dan Aspal Elvaloy Pada Campuran Laston AC-BC Ardi Seno; Silvia Sukirman; Rahmi Zurni
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.14

Abstract

ABSTRAKDalam meningkatkan kualitas jalan secara efektif, efisien, dan ekonomis dilakukan penelitian diantaranya dengan pemanfaatan RAP. KAA sesuai gradasi target adalah 5,5%, oleh karena itu dibuat benda uji dengan kadar aspal 4.5%, 5%, 5.5%, 6%, 6.5%, dan 7% pada benda uji, maka diperoleh nilai KAO sebesar 6,1% yang hasil tersebut menjadi acuan untuk pembuatan benda uji selanjutnya. Pengujian untuk benda uji dengan campuran RAP sebanyak 5%, 7,5%, dan 10% dengan menggunakan KAO 6% diperoleh nilai VIM dan VMA campuran yang menggunakan agregat RAP 5% dan 7,5% cenderung menurun, bertambahnya kadar RAP memungkinkan agregat RAP mampu mengisi pori campuran serta rongga agregat pada campuran. Nilai stabilitas dengan menggunakan agregat RAP semakin meningkat. Meningkatnya nilai stabilitas dipengaruhi oleh nilai VIM dan VMA yang semakin kecil, tetapi agregat RAP 10% menunjukan nilai sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan agregat RAP 7,5% menghasilkan campuran aspal beton terbaik.Kata Kunci: Laston AC-BC,  aspal Elvaloy,  RAP ABSTRACTIn improving the quality of roads in an effective, efficient, and economical research including the use of RAP. KAA according gradation is the target of 5.5%, therefore, made the specimen with a bitumen content of 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, and 7% in the test object, the obtained value KAO 6.1% the result is a reference for the preparation of the next test object. Testing for specimens with a mixture of RAP as much as 5%, 7,5%, and 10% by using KAO 6% VIM and VMA values obtained mixture using RAP aggregate 5% and 7,5% decline, increased levels of RAP allows aggregate RAP able to fill pores and cavities aggregate mixture in the mix. Value stability using RAP aggregate increase. Increasing the value of stability is affected by the value of VIM and VMA are getting smaller, but the aggregate 10% RAP showing the opposite value. These results indicate that the use of 7,5% RAP aggregate produce asphalt concrete mix bestKeyword: Laston AC-BC, ELvaloy Asphalt, RAP
Studi Kinerja Simpang Jalan Jakarta - Ibrahim Adjie Setelah Adanya Overpass Pelangi Antapani Kota Bandung Dhi'fan Hanifan; Silvia Sukirman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 4: Desember 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i4.46

Abstract

ABSTRAKPermasalahan di bidang transportasi terutama di kota besar diakibatkan oleh pertumbuhan kendaraan yang tinggi, sehingga terjadi kemacetan khususnya di persimpangan dalam mengatasi hal ini Kota Bandung telah melakukan inovasi dengan membangun overpass berteknologi urugan ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja persimpangan APILL Jl. Jakarta-Jl. Ibrahim Adjie Kota Bandung setelah Overpass beroperasi. Pedoman yang digunakan dalam melakukan analisis adalah (PKJI 2014). Hasil analisis kinerja simpang didapatkan tertinggi untuk kondisi eksisting 3 fase pagi 0,76 tundaan rerata 25,66 det/skr dan sore hari 1,54 tundaan rerata 154,07 det/skr. Untuk kondisi sore hari waktu isyarat diatur ulang dan mendapatkan nilai  terbesar yaitu 0,80 tundaan rerata 39,51 det/skr.  untuk kondisi 3 fase akhir umur rencana pagi hari 0,80 tundaan rerata 35,85 det/skr dan sore hari 0,93 tundaan rerata 62,59 det/skr. Dari hasil analisis sebaiknya digunakan pengaturan isyarat waktu baru untuk kondisi eksisting sore hari dengan nilai tundaan lebih kecil.Kata kunci: overpass, derajat kejenuhan, PKJI 2014. ABSTRACTTransportation problems especially in big cities caused by high vehicle growth, causing congestion especially at the intersection to overcoming this problems, Bandung city has made an innovation by building a technology overpass lightweight. The purpose of this research is to analyze the performance of APILL junction at Jl. Jakarta -Jl. Ibrahim Adjie Bandung after Overpass have been operated. The guidelines used is PKJI 2014. The results of the analysis of intersection performance obtained by the highest  for the existing 3-phase morning condition 0,76 the average delay is 25,66 sec/pcu and in the afternoon 1,54 the average delay is 154,07 sec/pcu. For the afternoon conditions when cues are reset get the highest  value is 0,80 average delay is 39,51 sec/pcu.  for the 3-phase end-of-life of the morning plan of 0,80 average delay is 35,85 sec/pcu and in the afternoon 0,93 average delay is 62,59 sec/pcu. The results of the analysis should be used cue setting a new time for the existing condition which produce smaller delay.Keywords: overpass, the degree of saturation,  PKJI 2014.
Studi Kadar Aspal Optimum Menggunakan Alat Marshall dan Alat Percentage Refusal Density Yusuf Maulana; Silvia Sukirman; Rahmi Zurni
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.26

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan ekonomi dan industri yang berkembang, berdampak pada peningkatan pergerakan lalu lintas.Kerusakan lapisan perkerasan umumnya dipengaruhi pori dan rongga yang besar akibat pemadatan pelaksanaan kurang baik, mengakibatkan air masuk ke struktur perkerasan melalui retak dan celah sehingga membentuk lubang.Kepadatan mutlak dimaksudkan sebagai kepadatan tertinggi yang dapat dicapai oleh campuran sehingga campuran tersebut tidak dapat menjadi padat lagi, untuk memperkecil pori dan ronggapada campuran perkerasaan digunakan metode pemadatan alat Marshall dan Percentage Refusal Density.Kadar aspal yang memenuhi spesifikasi Marshall berada pada rentang 5,95% dan 6,85% sehingga KAO diperoleh sebesar 6,4% dibulatkan 6,5%. Benda uji campuran Percentage Refusal Density menggunakan KAO sebesar 6%, 6,5% dan 7%, untuk membandingkan nilai VIM.Hasil penelitianmenunjukan bahwa pemadatan menggunakan alat Percentage Refusal Density nilai kepadatan lebih besar, kepadatan semakin besar nilai VIMrefusal lebih kecil dibandingkan dengan VIM Marshall dan KAOrefusal diperoleh 6,2%.Kata Kunci: Kadar Aspal Optimum, Percentage Refusal Density, VIMRefusal, ABSTRACTEconomic growth and industry development impacted to the enhancement to traffic movement. Pavement damage generally affected by large pore and void due to poor compaction, which resulted the water could get into the pavement structure through crack and gap and forming holes. The absolute density means the highest density (maximum) that can be achieved by the mixture that the mixture cannot become more solid, to minimize voids and pores in the mixture then used the method of Marshall tool compaction and Percentage Refusal Density. Asphalt content that meets the specification of Marshall is in the range of 5,95% and 6,85% that OBC value gained is 6,4% rounded to 6,5%. The specimen of Percentage Refusal Density used OBC value of 6%, 6,5%, and 7% to compare the value of VIM obtained. The result showed that compaction using Percentage Refusal Density tools produce bigger density value, with bigger density it means that the value VIMrefusal is smaller than VIM Marshall and OBCrefusal value obtained is 6,2%.Keywords: Optimum Bitumen Content, Percentage Refusal Density, VIMRefusal,
Studi Penggunaan Lahan Parkir Mobil di Kampus Itenas Bandung Adinda Trie Buana; Silvia Sukirman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.73

Abstract

ABSTRAKJumlah perguruan tinggi di Kota Bandung yang berkembang pesat memberikan dampak terhadap kebutuhan pelayanan transportasi termasuk pelayanan parkir. Kampus sebagai salah satu kegiatan yang tidak terlepas dari masalah perparkiran yang banyak mengurangi kenyaman dalam lingkungan kampus.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan ruang parkir mobil di dalam Itenas Bandung. Data yang diperlukan dalam analisis didapatkan dari hasil survei lapangan pada tanggal 30 November 2015 jam 06:00-18:00 WIB. Berdasarkan hasil suvei diperoleh, kebutuhan satuan ruang parkir mobil sebesar 233 kendaraan, dengan luas 2679,5 m2, jumlah kendaraan mobil yang keluar & masuk parkir di area Kampus Itenas adalah 447 kendaraan, 24 kendaraan yang menginap (>12 jam), akumulasi puncak terjadi pada selang waktu 11:30-12:00 WIB dengan indeks parkir sebesar 93%, dengan angka pergantian parkir sebesar 2,21. Dari penelitian diperoleh bahwa durasi parkir di Kampus Itenas < 30 menit adalah 21,94%, yang dapat diartikan 21,94% dari pengguna kendaraan mobil hanya melakukan kegiatan antar-jemput.Kata Kunci : Ruang Parkir, Kebutuhan Parkir, Kendaraan ABSTRACTThe amount universities of education in Bandung city give an impact on the needs of transportation services including parking services. Campus as one of activities that can’t be separated from the parking problems that significantly reduce comfort in a Campus environment. This study aims to analyze the need for parking spaces in National Institute of Technology Bandung City. The data required in this analyze obtained from field surveys. The necessary data obtained in analysis of result field survey on 30 November 2015 at 06:00-18:00 WIB. Based on survey during result, unit parking requirement for car is 233 vehicles, total parking area 2679,5 m2, obtained cumulative of vehicle out and vehicle in area parking Itenas is 447 cars categories vehicle, 24 cars categories stay overnight (>12 hours), the peak accumulation for car categories vehicle occurred at 11:30-12:00 time interval with parking index 93%, with the turn over parking index 2,21. The research found the duration of parking in Itenas < 30 minutes is 21,94%, means 21,94% of car vehicle users is drop off-pick up.Key words: Parking Space, Parking Requirements, Vehicles
Desain Tebal Perkerasan Lentur Landas Pacu Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang Menggunakan Metode Design & Maintenance Guide 27, Inggris Aldo Budi Prayoga; Silvia Sukirman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 2: Juni 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i2.38

Abstract

ABSTRAKPerkerasan merupakan salah satu komponen pada runway yang harus didesain dan dievaluasi agar dapat melayani lalu-lintas pesawat sehingga tidak menyebabkan kerusakan dan mengakibatkan terganggunya kinerja bandara. Studi kasus pada penelitian ini adalah mendesain tebal perkerasan lentur Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Design & Maintenance Guide 27. Tiga alternatif repetisi beban berdasarkan jenis penerbangan yang diasumsikan yaitu alternatif 1 50% internasional dan domestik, alternatif 2 75% internasional dan 25% domestik dan alternatif 3 100% internasional. Dari hasil desain berdasarkan 3 alternatif repetisi beban didapatkan hasil tebal perkerasan yang sama, yaitu 40 mm Marshall Asphalt Surface Course, 60 mm Marshall Asphalt Binder Course, 120 mm Marshall Asphalt Base Course, 401 mm Type FH Drylean Concrete untuk tipe High Strength Bound Base Material dan 563 mm Type F Drylean Concrete untuk tipe Bound Base Material.Kata kunci: perkerasan lentur, runway, marshall asphalt, HSBBM, BBM ABSTRACT                                                                              Pavement is a component of runway that must be designed and evaluated in order to serve airplane traffic so that is not causing damage and result disruption of airport performance. The case studies in this research is to design 3rd Runway's flexible pavement of the Soekarno-Hatta airport use Design & Maintenance Guide 27 . 3 alternative load reps based on the assumed flight type ie alternative 1 with 50% international and domestic, alternative 2 75% international and 25% domestic and alternative 3 100% international. From the results of the design based on 3 alternative reps load obtained the same pavement thickness results, namely 40 mm Marshall Asphalt Surface Course, 60 mm Marshall Asphalt Binder Course, 120 mm Marshall Asphalt Base Course, 401 mm Type FH Drylean Concrete for High Strength Bound Base Material and 563 mm Type F Drylean Concrete for Bound Base Material type. Keywords: flexible pavement, runway, marshall aphalt, HSBBM, BBM
Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Logging di Kabupaten Penajam, Kalimantan Timur Mohammad Algi Brilianto; Silvia Sukirman; Welly Pradipta
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 2: Juni 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i2.47

Abstract

ABSTRAKPerkerasan merupakan salah satu komponen prasarana pada kegiatan logging yang harus didesain agar dapat melayani lalu-lintas kendaraan berat. Metode Austroads 2006 dan Bina Marga 2017 merupakan panduan dalam perencanaan tebal perkerasan jalan logging. Studi kasus untuk penelitian ini dilakukan di Kabupaten Penajam, Kalimantan Timur. Berdasarkan data yang diperoleh dari konsultan perencana, niilai CBR pada ruas jalan rencana dibagi menjadi empat segmen dengan nilai CBR pada segmen 1 = 3%, segmen 2 = 9%, segmen 3 = 29% dan segmen 4 = 9%. Perencanaan dilakukan dengan umur rencana 10 tahun dan tingkat pertumbuhan 3%. Jenis perkerasan yang digunakan untuk kedua metode berupa batu pecah. Hasil perencanaan tebal perkerasan menggunakan metode Austroads 2006 untuk segmen 1 = 480 mm, segmen 2 = 320 mm, segmen 3 = 160 mm dan segmen 4 = 320 mm. Hasil perencanaan tebal perkerasan menggunakan metode Bina Marga 2017 untuk segmen 1 = 480 mm, segmen 2 = 260 mm, segmen 3 = 140 mm dan segmen 4 = 260 mm.Kata kunci: perencanaan tebal perkerasan jalan logging  ABSTRACTPavement is one of the infrastructure components in logging activities that must be designed in order to serve heavy vehicle traffic. Austroads 2006 method and Bina Marga 2017 methodis a guide to design the thickness of logging pavement. Case study for this research was conducted in Penajam District, East Kalimantan. Based on the data obtained from the planner consultant, the CBR value on the road plan is divided into four segments with CBR value in segment 1 = 3%, segment 2 = 9%, segment 3 = 29% and segment 4 = 9%. The planning is done with 10 years and 3% growth rate. Types of pavement used for both methods is granular. The results of pavement thickness planning using Austroads 2006 method for segment 1 = 480 mm, segment 2 = 320 mm, segment 3 = 160 mm and segment 4 = 320 mm. The results of pavement thickness planning using Bina Marga 2017 method for segment 1 = 480 mm, segment 2 = 260 mm, segment 3 = 140 mm and segment 4 = 260 mm.Keywords: thickness design of pavement logging