Articles
IMPLEMENTASI PENGONTROL PID PADA MODEL FISIS ELEKTRONIK
Darmawan Hidayat
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA Vol. 18 No. 02 (2017): Eksakta : Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN : 2549-7464)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA), Universitas Negeri Padang, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (957.503 KB)
|
DOI: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/75
Pengontrol proporsional, integral plus derivatif (PID) merupakan suatu strategi kendali yang paling banyak digunakan di industri untuk mengatasi masalah-masalah dalam sistem kendali dan untuk keperluan sistem kendali otomatik suatu proses. Oleh karena itu, pemahaman atas kinerja dan penerapan pengontrol PID sangat diperlukan guna keperluan analisis performansi suatu sistem kendali. Makalah ini melaporkan implementasi pengontrol PID dan analisis respon pengontrol PID elektronik sistem kendali umpanbalik pada suatu model fisis elektronik yang dibangun dari komponen elektronika resistor (R) dan kapasitor (C) guna keperluan peraga kelas dan praktikum sistem kendali di Program Studi Teknik Elektro, Universitas Padjadjaran. Dengan cara ini besaran yang terlibat adalah tegangan sehingga memudahkan pengamatan di osiloskop untuk analisis respon pengaruh parameter Kp, Ki dan Kd pengontrol PID di laboratorium. Analisis respon dilakukan melalui eksperimen dan simulasi komputer. Analisis respon menunjukkan bahwa jika Kp diperbesar maka keadaan mantap akan lebih lambat tercapai, tetapi terjadi kesalahan keadaan mantap. Setelah menggunakan pengontrol integral, kesalahan keadaan mantap hilang dan jika Ki diperbesar maka keadaan mantap lebih cepat tercapai, tetapi osilasi bertambah. Setelah menggunakan pengontrol diferensial,osilasi berkurang dan jika Kd diperbesar maka keadaan mantap akan lebih cepat tercapai. Sistem kendali dengan pengontrol PID telah dibangun dan diuji melalui model fisis elektronik rangkaian RC. Hasil analisis respon sistem melalui eksperimen dan simulasi menyimpulkan bahwa perangkat sistem kendali umpanbalik yang dibangun menunjukkan performansi yang sesuai dengan teori kendali otomatik dan dapat digunakan guna keperluan proses belajar-mengajar.
ANALISIS RESPON PENGONTROL ON-OFF PADA KENDALI UMPAN BALIK SISTEM FISIS ELEKTRONIK
Darmawan Hidayat
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA Vol. 19 No. 1 (2018): Eksakta : Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN : 2549-7464)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA), Universitas Negeri Padang, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (577.453 KB)
|
DOI: 10.24036/eksakta/vol19-iss1/119
Pengontrol On-Off merupakan salah satu jenis aksi pengontrolan yang banyak digunakan pada kontrol otomatis di industri karena kontrol ini sederhana dan relatif murah. Terdapat dua aspek penting yang harus dipertimbangkan pada pengontrol on-off. Pertama adalah frekuensi osilasi respon yang berpengaruh pada umur ketahanan komponen aktuator. Kedua adalah amplitudo osilasi respon yang memengaruhi besar rugi-rugi energi pada respon sistem kendali keseluruhan. Makalah ini memaparkan suatu strategi dalam mengatur frekuensi dan amplitudo osilasi respon dengan menerapkan histeresis pada bagian pengontrol on-off. Pengaruh parameter waktu tunda (delay) dan penguatan (gain) histeresis terhadap frekuensi dan amplitudo osilasi respon sitem kendali on-off diteliti. Sebagai implementasi, bagian-bagian sistem pengontrol on-off meliputi detektor kesalahan dan waktu tunda histeresis diwujudkan dengan mikrokontroler AT89C51. Saklar elektronik digunakan sebagai model fisis aktuator on-off. Blok sistem proses (plant) dan umpanbalik diwujudkan dengan model fisis elektronik rangkaian resistor dan kapasitor (R dan C) orde satu. Dengan cara ini seluruh besaran fisis yang terlibat adalah berupa tegangan sehingga memudahkan dalam analisis respon sistem kendali on-off karena dapat ditampilkan pada osiloskop guna keperluan pengamatan di laboratorium. Hasil analisis respon dari eksperimen dan simulasi menunjukkan bahwa jika waktu tunda histeresis semakin besar maka frekuensi osilasi menurun namun amplitudo osilasi meningkat dan waktu settling semakin besar. Selain itu, jika penguatan histeresis semakin besar maka frekuensi osilasi respon menurun namun amplitudo osilasi meningkat dan waktu settling semakin cepat. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa penerapan histeresis dapat menentukan performansi suatu sistem kendali on-off sehingga pengguna dapat mengatur respon sistem kendali sesuai dengan kriteria pengontrolan yang ditentukan dan diperlukan.
Analysis Cracking Corrosion on Carbon Steel Pipes API 5L-X65 In Solution 7700 ml Aquades, 250 ml Acetic Acid and 50 ml Ammonia with Gas CO2 and H2S in Saturation Condition
Nendi Suhendi Syafei;
Darmawan Hidayat;
Emilliano Emilliano;
Liu Kin Men
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA Vol. 19 No. 2 (2018): Eksakta : Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN : 2549-7464)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA), Universitas Negeri Padang, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1060.336 KB)
|
DOI: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/138
The oil and gas industry exploration that will generally be followed by corrosive substances including sweet gas (eg H2S and CO2), it will result in corrosion event. The corrosion stress cracking will cause the carbon steel pipe to break so that production oil and gas can be stopped. The research aims in this paper is to analyze the corrosion event of carbon steel pipe in laboratory scale on acid environment with the existence of sweet gas H2O and CO2 by using three points loading method. This research uses carbon steel pipe API 5L-X65 which stay in condensation environment of 7700 ml aquades, 250 ml acetic acid and 50 ml ammonia, then filled sweet gas CO2 and H2S in saturated state. Based on the test results of microstructure and microscope polarized, there is a phenomenon corrosion stress cracking, i.e transgranular stress cracking corrosion and intergranular stress cracking corrosion. The accelerate corrosion that happened at the test sample will be greater if ever greater given deflection for the time of the same presentation. Crack deepness in the test of the test sample will deeper if ever greater given deflection. The cracks in the sample test will deeper if it was given stress σ greater for the same exposure time.
Comparison of Corrosion Rate in the Environment of 10% Acetic Acid solution with different Deflection.
Nendi Suhendi Syafei;
S S Rizki;
Suryaningsih Suryaningsih;
Darmawan Hidayat
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA Vol. 20 No. 2 (2019): Eksakta : Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN : 2549-7464)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA), Universitas Negeri Padang, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (879.335 KB)
|
DOI: 10.24036/eksakta/vol20-iss2/190
The oil and gas industry exploration that will generally be followed by corrosive substances including sweet gas (eg H2S and CO2), it will result in corrosion event. The corrosion stress cracking will cause the carbon steel pipe to break so that production oil and gas can be stopped. The research aims in this paper is to analyze the corrosion event of carbon steel pipe in laboratory scale on acid environment with the existence of sweet gas H2O and CO2 by using three points loading method. This research uses carbon steel pipe API 5L-X65 which stay in condensation environment of 1350 ml aquades, 150 ml acetic acid. Based on the figure (5.a) and figure (5.b) that the corrosion rate will increase with increasing exposure time, and the greater the stress that is given, the corrosion rate increases according to the image (6.a) and image (6.b). Whereas based on the results of microstructural tests using optical microscopes, pitting corrosion occurs, and corrosion events occur are the stress corrosion cracking transgranular and intergranular based on figure 8.
Simulasi Pengontrol On/Off pada Sistem Kendali Umpan Balik dengan Model Fisis Elektronik
Darmawan Hidayat;
Meutia Rahmatika;
Nendi Suhendi Syafei;
Bernard Y. Tumbelaka
TELKA - Jurnal Telekomunikasi, Elektronika, Komputasi dan Kontrol Vol 4, No 1 (2018): TELKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/telka.v4n1.43-53
Pengontrol on/off merupakan salah satu jenis aksi pengontrolan yang banyak digunakan pada pengontrol otomatis karena sederhana dan relatif murah. Terdapat dua parameter respon sistem kendali yang harus dipertimbangkan pada aplikasi pengontrol on/off. Pertama adalah frekuensi osilasi respon yang menentukan osilasi aktuator dan memengaruhi umur ketahanan komponen aktuator. Kedua adalah amplitudo (deviasi) osilasi respon yang menentukan akurasi dan efisiensi energi pengontrolan. Makalah ini membahas kajian pengaruh parameter waktu tunda histeresis, T dan penguatan, M pengontrol on/off tersebut terhadap respon kendali umpan balik. Kajian dilakukan melalui simulasi MATLAB. Hasil simulasi dibandingkan dengan implementasi menjadi sistem fisis yang dibangun dengan suatu mikrokontroler digital, aktuator saklar elektronik, dan rangkaian elektronik proses dan komponen umpan balik dari komponen pasif resistor dan kapasitor (RC). Hasil simulasi menunjukkan bahwa semakin besar nilai T maka waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk mencapai keadaan mantap semakin lama, frekuensi osilasi keluaran semakin kecil, amplitudo osilasi respon semakin besar pula. Semakin besar nilai parameter M, maka waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk mencapai keadaan mantap semakin cepat, amplitudo respon semakin besar dan frekuensi osilasi semakin kecil. Berdasarkan pengujian, dapat disimpulkan bahwa respon pengontrolan umpan balik dengan menggunakan pengontrol on/off dapat diatur sesuai kriteria pengontrolan dengan mengatur parameter delay histeresis dan penguatan pengontrol on/off.
Sistem Sensor Estimasi Tingkat Kematangan Buah Stroberi Berdasarkan Kecerahan Warna Merah
Darmawan Hidayat;
Bambang Mukti Wibawa;
Setianto Setianto;
Nendi Suhendi Syafei;
Arif Choerudin Suanda
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 2, No 2: December 2017
Publisher : Politeknik Sukabumi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31544/jtera.v2.i2.2017.83-90
Seleksi tingkat kematangan pada buah stroberi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitasnya. Tingkat kematangan dalam panen merupakan faktor paling penting yang menentukan kualitas buah. Stroberi yang telah matang optimal memiliki banyak kandungan nutrisi. Sensor tingkat kematangan stroberi telah dibuat berdasarkan kecerahan warna merah pada permukaan kulit stroberi. Sistem sensor dirancang dengan menggunakan Light Dependent Resistor (LDR) sebagai sensor intensitas cahaya dan Light Emitting Diode (LED) sebagai sumber cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kematangan stroberi dengan menggunakan tiga derajat warna merah, yaitu light-red, fresh-red dan black-red untuk membedakan tingkat kematangan buah stroberi. Nilai tingkat kematangan untuk light-red 671,2, fresh-red 709,05 dan black-red 777,5. Hasil menunjukkan bahwa sensor dapat mendeteksi tingkat kematangan stroberi dengan presisi 93,3%. Dengan demikian, sensor tingkat kematangan stroberi dapat direalisasikan.
Analisis Korosi Retak Tegangan pada Pipa Baja Karbon dalam Larutan Asam dan Sweet Gas
Nendi Suhendi Syafei;
Darmawan Hidayat;
Bernard Y. Tumbelaka;
Liu Kin Men
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 3, No 1: June 2018
Publisher : Politeknik Sukabumi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31544/jtera.v3.i1.2018.137-144
Pada eksplorasi di industri migas bahwa umumnya akan diikuti dengan zat korosif termasuk sweet gas (misalnya H2S dan CO2), maka akan mengakibatkan terjadinya peristiwa korosi. Bila terjadi peristiwa korosi retak tegangan akan mengakibatkan pipa baja karbon pecah sehingga berdampak produksi migas bisa terhenti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peristiwa korosi pipa baja karbon skala laboratorium dalam lingkungan asam dengan adanya sweet gas H2O dan CO2 dengan menggunakan metoda tiga titik pembebanan. Penelitian ini menggunakan bahan pipa baja karbon API 5L-X65 yang berada dalam lingkungan larutan asam asetat dan amoniak, kemudian diisikan sweet gas CO2 dan H2S dalam keadaan jenuh. Berdasarkan hasil uji mikrostruktur dan mikroskop terpolarisasi, terjadi peristiwa korosi retak tegangan, yaitu korosi retak tegangan transgranular dan korosi retak tegangan intergranular. Laju korosi yang terjadi pada sampel uji akan semakin besar, apabila defleksi yang diberikan semakin besar. Dalamnya retakan pada sampel uji akan semakin dalam apabila defleksi yang diberikan semakin besar. Laju korosi pada sampel uji akan semakin besar untuk defleksi yang sama tetapi variasi waktu paparan berbeda.
Perancangan dan Fabrikasi Sistem Complex Impedance Analyzer Berbasis Chipset AD5933
Ikhsan Nurdianis;
Darmawan Hidayat;
Nendi Suhendi Syafei
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 4, No 2: December 2019
Publisher : Politeknik Sukabumi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31544/jtera.v4.i2.2019.139-146
Sistem complex impedance analyzer adalah sebuah perangkat pengukuran impedansi yang dapat diprogram untuk melakukan penyisiran frekuensi dari 10 hingga 100 kHz dengan jumlah penyisiran 10 titik pengukuran. Perangkat ini memungkinkan parameter impedansi suatu sistem fisis eksternal yang disebut sebagai Device Under Test (DUT) dapat diketahui dengan memberikan sinyal sinusoidal sesuai frekuensi yang telah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat sistem complex impedance analyzer berbasis chipset AD5933. Respon frekuensi DUT dapat diperoleh dari hasil sampling analog-to-digital converter (ADC) dan komputasi discrete fourier transform (DFT) yang dilakukan oleh mesin DSP untuk mengembalikan data nilai real dan data nilai imajiner sinyal respon sistem DUT pada tiap nilai frekuensi yang ditentukan. Seluruh proses ini meliputi pembangkitan sinyal sinusoidal, konversi ADC, hingga komputasi DFT dilakukan di dalam chipset AD5933. Pengujian rangkaian kompleks orde pertama dengan resistor 10 kW dan kapasitor 470 pF yang dirangkai secara seri sebagai sampel DUT menghasilkan karakteristik magnitudo aktual |Z| yaitu pada frekuensi tinggi. Kapasitor berperilaku sebagai short circuit sehingga magnitudo aktual |Z| mendekati nilai R. Keadaan tersebut dibatasi oleh titik frekuensi cut-off dari respon frekuensi yang diperoleh. Hal tersebut berimplikasi kepada nilai fasa aktual Z yang semakin mendekati 0°.
Generator Pulsa Spike Terprogram untuk Pemicu Transduser Ultrasonik
Darmawan Hidayat;
Taofik Ismail;
Nendi Suhendi Syafei;
Bambang Mukti Wibawa
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 3, No 2: December 2018
Publisher : Politeknik Sukabumi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31544/jtera.v3.i2.2018.295-302
Salah satu metode pembangkitan gelombang ultrasonik berbasis piezoelektrik adalah dengan memicu transduser oleh pulsa singkat dan tegangan tinggi. Pulsa ini dapat dibangkitkan dengan pensaklaran (switching) tegangan tinggi searah (DC) oleh pulsa penggerak (drive). Makalah ini menyajikan perancangan dan fabrikasi generator pulsa-singkat tegangan-tinggi repetitif terprogram dengan berbasis mikrokontroler ATMEGA 128. Pulsa dibangkitkan dari mikrokontroler ATMega sehingga interval dan skala repetisi dapat diatur melalui tombol input. Parameter-parameter pulsa tersebut ditampilkan pada peraga LCD (Liquid Crystal Display) untuk mempermudah pengguna dalam operasional generator. Pulsa dari mikrokontroler diubah menjadi lebar pulsa yang lebih singkat melalui sebuah multivibrator monostabil. Pulsa dari multivibrator selanjutnya diubah menjadi sinyal singkat level +15V sebagai input gerbang MOSFET untuk pensaklaran tegangan tinggi DC lalu dikonversi menjadi sinyal spike negatif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pulsa singkat repetitif terprogram dapat dibangkitkan untuk pensaklaran tegangan DC oleh MOSFET. Lebar pulsa sinyal spike negatif dibangkitkan hingga 100 ns. Sinyal ini mampu memicu transduser 1 MHz untuk pembangkitan gelombang ultrasonik. Berdasarkan pengujian, dapat disimpulkan bahwa generator dapat membangkitkan sinyal spike negatif dengan repetisi yang terprogram dan sesuai dengan frekuensi kerja transduser ultrasonik.
Fabrikasi Transformator Step-up 1-kV Fasa Tunggal untuk Generator Pemicu Transduser Ultrasonik
Darmawan Hidayat;
Nendi Suhendi Syafei;
Bambang Mukti Wibawa;
Bernard Y. Tumbelaka
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 3, No 1: June 2018
Publisher : Politeknik Sukabumi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31544/jtera.v3.i1.2018.11-16
Generator pulsa tegangan tinggi diperlukan untuk memicu transduser ultrasonik dalam proses pembangkitan gelombang ultrasonik. Salah satu komponen sumber daya generator pulsa ini adalah tegangan tinggi searah (DC) orde 1 kV. Makalah ini melaporkan desain dan fabrikasi tegangan tinggi DC melalui transformator step-up inti besi fasa tunggal 0,5 mA dengan tegangan punak-puncak sinusoida sekunder hingga 1 kV 50 Hz. Masukan primer adalah jala-jala 220 VAC dengan variasi tegangan AC terminal sekunder 100, 200, 400, 600, 800 dan 1000 V. Sebuah dioda jembatan penyearah digunakan untuk penyearahan penuh tegangan AC sekunder menjadi DC. Kinerja transformator meliputi rasio dan linearitas penguatan tegangan, tanggapan frekuensi, dan analisis pembebanan. Hasil pengujian menunjukkan amplitudo tegangan sekunder meningkat linear seiring kenaikan tegangan sekunder dengan tegangan sekunder maksimum adalah 1220 V untuk masukan primer 220 VAC. Hasil penyearahan menunjukkan penyearahan penuh dengan ripple kurang dari 1%. Berdasarkan hasil seluruh pengujian, transformator dapat mencatu tegangan tinggi yang diperlukan hingga ~1 kV dengan daya maksimum sekitar 400 Watt memenuhi kriteria untuk mencatu generator pulsa tegangan tinggi.