Muhammad Novrizal Abdi Sahid
Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Jl. Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia, 55281

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Ekstrak Etanolik Seledri (Apium graveolens L.) Memperbaiki Indeks Aktivitas Penyakit Kolitis Ulseratif dan Makroskopik Panjang Kolon Pada Tikus Yang di Induksi Asam Asetat Ardian Dewangga; Chandra Saputra; Muhammad Novrizal Abdi Sahid; Andayana Puspitasari Gani
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v7i1.55884

Abstract

Kolitis ulseratif adalah kondisi peradangan yang menyerang kolon, dipengaruhi faktor genetik, gangguan imun, dan lingkungan yang ditandai adanya peradangan pada kolon dan bisa berlanjut pada pembentukan luka atau ulkus serta juga dapat memicu tumbuhnya kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanolik seledri untuk perbaikan indeks aktivitas penyakit kolitis ulseratif pada tikus yang diinduksi asam asetat. Lima belas ekor tikus wistar jantan secara acak dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok normal, kontrol positif (pemberian 5-asam amino salisilat), kontrol negatif, dan ekstrak etanolik seledri (dosis 100 mg/KgBB dan 300 mg/KgBB). Asam asetat 4 % sebagai penginduksi kolitis diberikan pada semua kelompok kecuali kelompok normal. Respon inflamasi terhadap induksi kolitis dinilai dengan mengamati indeks aktivitas penyakit kolitis ulseratif dan makroskopik panjang kolon. Hasil penelitian menunjukan terjadi penurunan indeks aktivitas penyakit kolitis ulseratif dan makroskopik panjang kolon setelah mendapat ekstrak etanolik seledri pada dosis 100 mg/KgBB dan 300 mg/KgBB pada tikus yang diinduksi asam asetat 4%. Dosis 300 mg/kgBB menunjukkan aktivitas yang lebih baik dari dosis 100 mg/kgBB dari parameter indeks aktivitas penyakit dan makroskopik panjang kolon. Pada pengukuran panjang kolon dosis 300 mg/kgBB menunjukkan perbedaan siginifkan dibandingkan kontrol negatif (p<0,05). Dari parameter kolitis diatas menunjukkan bahwa EES mempunyai potensi yang baik dalam terapi kolitis ulseratif.  
Pengaruh Pemberian Suspensi Serbuk dan Nanopartikel Seledri (Apium graveolens) Terhadap Kondisi Kolitis Pada Mencit yang Diinduksi DSS (Dextran Sodium Sulphate) Chandra Saputra; Ardian Dewangga; Muhammad Novrizal Abdi Sahid; Akhmad Kharis Nugroho
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 7, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v7i3.55947

Abstract

Kolitis adalah penyakit yang mekanismenya didasari oleh infiltrasi sel radang ke mukosa saluran cerna. Sejumlah tanaman memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi salah satunya adalah tanaman seledri (Apium groveolens). Kandungan fenolik dan flavonoid dari tanaman seledri, berpotensi memberikan efek proteksi pada lambung dan menurunkan iritasi lambung serta berpotensi digunakan sebagai antiinflamasi pada penyakit kolitis. Pengembangan tanaman seledri menjadi suatu bentuk sediaan obat tradisional memiliki beberapa kendala antara lain kelarutan yang kecil dari suatu ekstrak tanaman yang mengakibatkan absorbsi dan bioavailabilitas yang rendah, sehingga perlu dilakukan pengembangan sedian, seperti dalam bentuk nanopartikel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian Suspensi Serbuk dan Nanopartikel Seledri terhadap kondisi kolitis pada mencit yang diinduksi DSS. Metode penelitian ini menggunakan mencit jantan galur DDY, yang dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok 1 diberikan Suspensi Nanopartikel Seledri (NS) dosis 350 mg/kgBB selama 5 hari pada mencit yang diinduksi DSS 4%, kelompok 2 diberikan Suspensi Serbuk Seledri (SS) dosis 700 mg/kgBB selama 5 hari pada mencit yang diinduksi DSS 4%, kelompok 3 diberikan CMC-Na 0,25% selama 5 hari pada mencit yang diinduksi DSS 4%, dan kelompok 4 diberikan 5-Asam Aminosalisilat (5-ASA) dosis 100 mg/kgBB selama 5 hari pada mencit yang diinduksi DSS 4%. Kemudian dilakukan pengamatan skoring indeks aktivitas kolitis. Penelitian ini menunjukkan bahwa seledri dalam bentuk nanopartikel memberikan efek perbaikan pada kondisi kolitis yang signifikan dengan penuruan skor indeks aktivitas kolitis sebesar 73,62% dibandingkan dengan seledri dalam bentuk serbuk (p
The Empowerment of Livestock Farmers in Subclinical Mastitis Test with GAMA Anti-Haptoglobin in “Sahabat Ternak” Etawah Crossbreed Goat Farm Fajar Budi Lestari; Madarina Wasissa; Muhammad Novrizal Abdi Sahid; Siti Isrina Oktavia Salasia
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.747 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.60490

Abstract

Sahabat Ternak is one of the Etawah crossbreed (PE) goat farm groups in Sleman. This farm group focuses on goat milk production and processed goods. Problems that commonly arise in dairy goat farms are the cases of subclinical mastitis, which are quite high. This disease may cause a decrease in milk production and quality. The mastitis subclinical detection method which is often used by the farming community is the somatic cell count (SCC) and California mastitis test (CMT). However, both tests have low accuracy. Recently, a new method named GAMA Anti-Haptoglobin, which is more accurate and can be done easily has been established by livestock farmers. This community service aims to empower livestock farmers in applying GAMA Anti-Haptoglobin as a sensitive, rapid, and accurate subclinical mastitis detection kit in Sahabat Ternak goat farm. The method used in this activity consisted of discussion, socialization, and training for livestock farmers, as well as laboratory testing, evaluation of test findings, and treatment for PE goats. After the training, the livestock farmers were able to apply GAMA Anti-Haptoglobin mastitis detection method effectively. The implementation of this easy and accurate field mastitis detection method, as well as personnel with reliable skills, will support in the decrease of mastitis cases and increase milk production and quality, as well as community welfare.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) terhadap Respon Inflamasi Tikus yang diinduksi Kolitis Tri Fitri Yana Utami; Muhammad Novrizal Abdi Sahid; Ediati Ediati; Ika Puspita Sari
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 8, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v8i3.71388

Abstract

Kolitis Ulseratif (KU) merupakan penyakit peradangan usus yang dapat berkembang menjadi kanker usus dan akan meningkatkan kematian jika tidak tertangani dengan baik. Pengobatan KU dilakukan dengan pemberian kortikosteroid, imunosupresan dan agen biologis, namun hal itu dapat menyebabkan munculnya penyakit lainnya. Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) mengandung senyawa flavonoid yang mampu memberikan efek preventif dan terapeutik dengan menurunkan sitokin proinflamasi sehingga diperkirakan dapat memperbaiki kondisi KU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian Ekstrak Buah Mengkudu (EBM) terhadap KU pada tikus yang diinduksi asam asetat. EBM diperoleh dari ekstraksi metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Induksi KU dilakukan pada tikus Sprague Dawley menggunakan 2% asam asetat. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu:  K1 (kontrol normal); K2 (kontrol negatif); K3 (Kontrol positif); K4, K5 dan K6 yaitu perlakuan berturut-turut diberi EBM dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Kemudian dilakukan pengamatan respon inflamasi dengan paramater skoring penilaian indeks aktivitas penyakit (IAP) kolitis (berat badan, konsistensi feses, dan keberadaan darah pada feses), makrokopi lesi kolon serta rasio berat kolon/panjang kolon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EBM berpengaruh pada penurunan skor IAP KU, makroskopi lesi kolon dan rasio berat kolon/ panjang kolon pada dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB dimana dosis 400 mg/kgBB menunjukkan aktivitas yang lebih baik dan menunjukkan perbedaan siginifikan (p<0,05) dibandingkan kontrol negatif. EBM memberikan respon yang baik pada kondisi KU jika dinilai dengan parameter tersebut. Perbaikan respon inflamasi pada KU oleh EBM, menjadikan EBM sebagai kandidat pengobatan KU yang potensial.