Muhammad Ihsan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ideologi Islam Reformis dalam Tafsir Muhammad Ihsan; Ishmatul Karimah Syam
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i1.15845

Abstract

This study aims to explain the interpretation of the reformist era, in terms of ideology, influence, commentators who existed at that time, and criticisms of their commentators on traditional Islam. This study uses qualitative methods with descriptive analysis sourced from literature studies. This paper concludes that reformists took place in the 20th century due to European expansion. The presence of this ideology also affects science, especially in the field of interpretation. Tafsir in this century was heavily influenced by the thoughts of Egyptian reformers such as Muhammad Abduh and others. Its development has progressed rapidly, such as various new styles and methods coming afterward. The commentators are Oemar Bakri, Buya Hamka, KH. Bisri Musthofa, Mahmud Yunus, and Quraish Shihab, the reformists, also criticized the traditionalists who were considered too blind to taqlid towards the ulama. Also, their thoughts which are still shackled by customs, have become sharp criticisms of the reformists against traditionalists. This reformist or renewal is considered a breath of fresh air for Muslims to be more modernist, technological, and not lagging behind western progress.
Argumentasi Eksistensial Tafsir Sufi Eni Zulaiha; Muhammad Yahya; Muhammad Ihsan
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 3 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i3.18317

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas tafsir sufi secara ringkas dengan menelisik sejarah kemunculannya lalu membahas batasan-batasannya dan juga perdebatan yang mengiringinya. Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan menggunakan pendekatan studi pustaka. Penelitian dalam artikel ini mengantarkan pembaca dalam memahami istilah tafsir sufi (tafsir Isyari). Diantara pembahasannya yakni sejarah kemunculan tafsir sufi, dimana gerakannya yang secara massif baru lahir pasca wafatnya Nabi Muhammad. Kemudian batasan-batasan tafsir sufi dan juga perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam memandang tafsir sufi. Yang pada akhirnya dapat disimpulkan secara umum terbagi menjadi dua pandangan dalam menyikapi hadirnya tafsir sufi sebagai bagian dari literatur tafsir yang disebabkan perbedaan perspektif dan dalil (alasan) masing-masing, yaitu kelompok yang menerima dan juga yang menolak.
Paradigma Wasathiyah Perspektif Tafsir Al-Qur’an Muhammad Ihsan
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 2 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i2.27838

Abstract

Dalam fenomena dunia Islam kontemporer, sikap dalam beragama melahirkan dua kutub yang saling tarik menarik antara ekstrem kanan (radikalis) serta ekstrem kiri (liberalis). Dalam upaya membebaskan umat dari dua macam sikap beragama tersebut, kemudian dimunculkanlah upaya moderasi yang menyusul terkenal dengan sebutan wasathiyah. Perbedaan perspektif mengenai wasathiyyah juga terjadi di kalangan cendikiawan muslim. Oleh karena demikian, artikel ini akan membahas tentang persamaan dan perbedaan dalam memahami wasathiyyah menurut Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an dan Muhammad Sayyid Thanhawi dalam tafsir Al-Wasith. Artikel ini menggunakan pendekatan deskriptif-analisis dengan jenis penelitian kualitatif. Hasil dari artikel ini mengungkapkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam memahami wasathiyyah dalam pandangan Sayyid Qutb juga Sayyid Thanthawi. Di mana persamaan dan perbedaan tersebut membangun sebuah paradigma baru dari gabungan keduanya.