Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

JUAL BELI RAMUAN TRADISIONALMASYARAKAT DAYAK PERSPEKTIF BELOM BAHADAT DAN ETIKA BISNIS SYARIAH (STUDI KASUS DI PASAR KAHAYAN KOTA PALANGKA RAYA) Jefry Tarantang; Bella Mutiara Kasih
AL-QARDH Vol 3, No 2 (2018): AL-QARDH
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.356 KB) | DOI: 10.23971/jaq.v3i2.1177

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai praktik jual beli masyarakat Dayak dalam menjual ramuan tradisional di pasar Kahayan kota Palangka Raya dilakukan para pedagang yang berumur di atas 55 tahun di karenakan kematangan pengetahuan yang dimiliki para pedagang, selain itu tidak semua masyarakat asli suku Dayak memiliki pengetahuan tentang ramuan tradisional ini, karena tidak ada sumber tertulis yang dapat dijadikan pedoman mereka. Hanya mengandalkan bakat turun-temurun dari para leluhur mereka. Etika jual beli masyarakat Dayak dalam berdagang ramuan tradisional adalah  terdapat penerapan falsafah Belom Bahadat pada praktik jual beli mereka. Peneliti menyimpulkan terdapat prinsip tolong-menolong yang amat kuat dan dijunjung tinggi oleh pedagang yang merupakan masyarakat adat Dayak, dengan slogan mereka yaitu Handep tuntung haduhup yang artinya menanggulangi masalah bersama dan saling tolong-menolong. Jual beli ramuan tradisional masyarakat dayak di Pasar Kahayan Kota Palangka Raya perspektif belom bahadat dan etika bisnis syariah terdapat adanya kesamaan antara filosofi Belom Bahadat, yaitu hidup bertata krama dan beradab dan hidup dalam kedamaian, kebersamaan, kesetaraan, keharmonisan, toleransi, menjunjung tinggi hukum dan kerja sama untuk meraih kesejahteraan bersama yang diaplikasikan dalam etika jual beli masyarakat Dayak dalam berdagang ramuan tradisional dengan etika bisnis syariah antara lain adanya prinsip Ketuhanan, rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), tahqiq ‘adl (me­wujudkan keadilan), nubuwwah (kenabian). As-siddiq (transparansi), freedom to act (kebebasan dalam bertindak dan berusaha) dan socio-profit oriented.
JUAL BELI RAMUAN TRADISIONALMASYARAKAT DAYAK PERSPEKTIF BELOM BAHADAT DAN ETIKA BISNIS SYARIAH (STUDI KASUS DI PASAR KAHAYAN KOTA PALANGKA RAYA) Jefry Tarantang; Bella Mutiara Kasih
AL-QARDH Vol 3, No 2 (2018): AL-QARDH
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/jaq.v3i2.1177

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai praktik jual beli masyarakat Dayak dalam menjual ramuan tradisional di pasar Kahayan kota Palangka Raya dilakukan para pedagang yang berumur di atas 55 tahun di karenakan kematangan pengetahuan yang dimiliki para pedagang, selain itu tidak semua masyarakat asli suku Dayak memiliki pengetahuan tentang ramuan tradisional ini, karena tidak ada sumber tertulis yang dapat dijadikan pedoman mereka. Hanya mengandalkan bakat turun-temurun dari para leluhur mereka. Etika jual beli masyarakat Dayak dalam berdagang ramuan tradisional adalah  terdapat penerapan falsafah Belom Bahadat pada praktik jual beli mereka. Peneliti menyimpulkan terdapat prinsip tolong-menolong yang amat kuat dan dijunjung tinggi oleh pedagang yang merupakan masyarakat adat Dayak, dengan slogan mereka yaitu Handep tuntung haduhup yang artinya menanggulangi masalah bersama dan saling tolong-menolong. Jual beli ramuan tradisional masyarakat dayak di Pasar Kahayan Kota Palangka Raya perspektif belom bahadat dan etika bisnis syariah terdapat adanya kesamaan antara filosofi Belom Bahadat, yaitu hidup bertata krama dan beradab dan hidup dalam kedamaian, kebersamaan, kesetaraan, keharmonisan, toleransi, menjunjung tinggi hukum dan kerja sama untuk meraih kesejahteraan bersama yang diaplikasikan dalam etika jual beli masyarakat Dayak dalam berdagang ramuan tradisional dengan etika bisnis syariah antara lain adanya prinsip Ketuhanan, rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), tahqiq ‘adl (me­wujudkan keadilan), nubuwwah (kenabian). As-siddiq (transparansi), freedom to act (kebebasan dalam bertindak dan berusaha) dan socio-profit oriented.
Mengulik Metode Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi (Tafsir Bi Al Matsur, Tafsir Bi Al Ra`Yi, Tafsir Bi Al Isyari) Bella Mutiara Kasih; Taufik Warman Mahfuzh; Syamhudian Noor
AL-IBNOR Vol. 3 No. 1 (2025): Al-Ibnor : Jurnal Kependidikan
Publisher : STAI Kuala Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63849/alibnor-vol3-no1-2025-id163

Abstract

This article discusses the interpretation approach, namely tafsir bi al matsur, tafsir bi al ra'yi, tafsir bi isyari. With the aim of knowing the explanation and differences of various approaches to the science of interpretation, namely tafsir bi al matsur, tafsir bi al ra'yi, tafsir bi isyari. This article uses qualitative research based on literature (library research) with a qualitative descriptive approach and descriptive analysis techniques. The results of this study show the differences in interpretation methods between tafsir bi al matsur, namely the method of interpreting verses using other verses or the hadith of the Prophet Muhammad, tafsir bi al ra'yi, namely interpretation taken based on ijtihad and the thoughts of the mufassir after knowing Arabic and its methods, legal arguments are addressed in the interpretation, while tafsir bi al isyari is an interpretation carried out based on existing or obscure signs and can be understood and known by people who have knowledge in their fields and have a high level of piety. Interpretation through interpretation of the verses of the Qur'an must be in accordance with or in line with the literal or apparent meaning of the verses of the Qur'an which are interpreted from various angles.