Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

POTENSI TANAMAN KANGKUNG AIR DALAM MEMPERBAIKI KUALITAS LIMBAH CAIR RUMAH POTONG AYAM Muhammad Najib Ngirfani; Rizqa Puspitarini
BIOMA Vol 5, No 1 (2020): BIOMA : JURNAL BIOLOGI DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bioma.v5i1.2897

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi tanaman kangkung air dalam memperbaiki kualitas limbah cair RPA dengan mengkaji pengaruh jumlah tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) terhadap efisiensi penurunan COD dan BOD limbah cair Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah jumlah tanaman kangkung air dengan 5 variasi yaitu 0 tanaman (O), 2 tanaman (A), 4 tanaman (B), 6 tanaman (C) dan 8 tanaman (D) dengan variabel  terikat adalah parameter kualitas limbah cair RPA yaitu COD dan BOD. Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA dilanjutkan dengan uji lanjut tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kangkung air mampu menurukan COD dan BOD limbah cair RPA. Jumlah tanaman kangkung air berpengaruh terhadap efisiensi penurunan COD dan BOD. Jumlah tanaman kangkung air paling efektif menurunkan COD dan BOD limbah cair RPA adalah 4 tanaman kangkung air dalam 3 liter limbah cair.
PENGARUH UKURAN PARTIKEL, ZAT AKTIVATOR, WAKTU AKTIVASI DAN WAKTU SERAP ADSORBEN FLY ASH UNTUK MENGURANGI KADAR KADMIUM (Cd) PADA AIR LINDI DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR PURWOREJO, JAWA TENGAH Rizqa Puspitarini; Arinto Kurniawan SN; Rukmini AR
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.685 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v13i2.6459

Abstract

Proses penimbunan sampah secara terus-menerus di daerah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menghasilkan pencemar berupa air lindi. Unsur logam berat yang sering ditemukan dalam air lindi adalah arsen, besi, kadmium, kromium, merkuri, nikel, seng, tembaga, dan timbal. Sumber air tanah yang terkontaminasi oleh zat kimia akan menyebabkan terganggunya kelangsungan hidup masyarakat disekitar TPA. Kadar pencemar yang terkandung dalam air lindi terutama kandungan logam berat dapat dilakukan dengan pemanfaatan limbah abu terbang batubara (fly ash) sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya ukuran partikel, zat aktivator dan waktu aktivasi dan waktu penyerapan yang efektif   terhadap kinerja adsorben limbah abu terbang batubara (fly ash) untuk mendegradasi logam Kadmium (Cd) dalam air lindi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain pencucian abu terbang, pembuatan zat aktivator, aktivasi dengan penambahan zat aktivator, pembuatan larutan standar, analisis logam berat pada air lindi sebelum penambahan fly ash, uji kapasitas adsorben fly ash. Berdasarkan hasil penelitian dapat  diambil kesimpulan bahwa ukuran partikel 90 µ memiliki daya serap tinggi fly ash dalam menyerap logam kadmium dalam air lindi. Waktu aktivasi optimum terjadi pada waktu 180 menit pada proses aktivasi. Zat aktivator NaOH yang memiliki daya serap tinggi  fly ash dalam menyerap logam kadmium pada air lindi.  Waktu serap 90 menit memiliki daya serap yang tinggi fly ash  dalam menyerap logam kadmium pada air lindi. Daya serap fly ash dalam menyerap logam kadmium optimum dalam lindi pada perlakuan ukuran partikel 90 µ, zat aktivator NaOH 3M, waktu aktivasi 180 menit dan waktu serap 90 menit.
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN BAMBU DAN WAKTU AMALGAMASI TERHADAP PEROLEHAN EMAS Rizqa Puspitarini; Mukh Mintadi; Suwardiyanto Suwardiyanto
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i1.2119

Abstract

Daun bambu digunakan untuk pengolahan emas dalam bentuk senyawa secara amalgamasi. Variasi waktu yang digunakan untuk proses amalgamasi adalah 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Uji-t dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara metode amalgamasi penambahan daun bambu dan tanpa daun bambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan daun bambu dapat meningkatkan perolehan emas. Kadar logam emas (Au) secara amalgamasi tanpa daun bambu diperoleh sebesar 0,09 ppm, sedangkan  amalgamasi dengan daun bambu memiliki kadar tertinggi sebesar 0,28 ppm. Kadar emas optimum sebesar 0,28 ppm artinya kadar yang diserap daun bambu sebesar 0,28 gram/ton. Variasi waktu proses amalgamasi berpengaruh terhadap hasil amalgamasi. Hasil terbanyak diperoleh pada proses amalgamasi selama 48 jam. Ada perbedaan yang signifikan antara kadar emas yang diperoleh dengan proses  amalgamasi penambahan daun bambu dan tanpa daun bambu. Kata kunci: amalgamasi,daun bambu, uji-t 
Pengaruh Ukuran Partikel, Zat Aktivator, Waktu Aktivasi dan Waktu Serap Adsorben Fly Ash untuk Mendegradasi Logam Timbal (Pb) pada Air Lindi Rizqa Puspitarini; Arinto Kurniawan SN; Hesti Winarno
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1384.788 KB)

Abstract

Proses penimbunan sampah secara terus-menerus di daerahTempatPembuangan Akhir (TPA) menghasilkan pencemar berupa airlindi (leachate).Kadar pencemar yang terkandung dalam air linditerutama kandungan logam berat dapat dilakukan denganpemanfaatan limbah abu terbang batubara (fly ash) sebagai adsorben.Tujuan penelitian ini adalahmengetahui besarnya ukuran partikel, zataktivator dan waktu aktivasi dan waktu penyerapan yang efektifterhadap kinerja adsorben limbah abu terbang batubara (fly ash)untuk mendegradasi logam berat Timbal (Pb) dalam air lindi. Metodeyang dilakukan dalam penelitian ini antara lain pencucian abuterbang, pembuatan zat aktivator, aktivasi dengan penambahan zataktivator, pembuatan larutan standar, analisis logam berat pada airlindi sebelum penambahan fly ash, uji kapasitas adsorben fly ash.Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan fly ash mampumendegradasi logam berat pada air lindi TPA. Daya serap optimumlogam Timbal (Pb) terhadap fly ash pada aktivator H2SO4 2%diperoleh pada ukuran partikel 90μ, waktu aktivasi 180 menit danwaktu serap 120 menit. Daya serap optimum Daya serap optimumlogam Timbal (Pb) terhadap fly ash pada perlakuan zat aktivatorH2SO4 2% dan NaOH 3M dengan ukuran partikel 90μ, waktu aktivasi180 menit dan waktu serap 120 menit.
STUDI PENYEBARAN LOGAM BERAT TIMBAL DAN KADMIUM AIR LINDI DAN AIR SUMUR DI TPA PASURUHAN KABUPATEN MAGELANG Rizqa Puspitarini; Riva Ismawati; Nuryono; Muhammad Wildan Mizana
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 15 No. 2 (2023): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah menjadi masalah serius di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan oleh adanya kepadatan penduduk yang tinggi. Penimbunan sampah terus menerus akan menghasilkan pencemaran pada air lindi, baik yang berupa senyawa organik maupun anorganik termasuk logam berat. Pada penelitian ini dievaluasi penyebaran logam berat timbal (Pb) dan cadmium (Cd) dalam air lindi baik di air lindi maupun di kolam penampungan di TPA Pasuruhan, Kabupaten Magelang. Evaluasi kadar Pb dan Cd juga dilakukan dalam air sumur di sekitar TPA. Sampel air diambil di daerah air lindi inlet pada saluran irigasi, air lindi kolam tampung, sumur pantau dan sumur produksi. Kadar Pb dan Cd dianalisis spektrofotometri serapan atom dan dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 untuk air lindi dan air sumur menggunakan baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 untuk air sumur pantau dan sumur produksi. Hasil menunjukkan bahwa kadar Pb dalam air lindi dan air sumur melebihi baku mutu. Kadar Pb dalam air lindi inlet  0,83 mg/L dan kolam tampung  0,43 mg/L, sedangkan kadar Cd pada lindi inlet diperoleh hasil 0,05 mg/L dan kolam tampung 0,04 mg/L. Kadar Pb sumur pantau 0,05 mg/L dan sumur produksi 0,03 mg/L, sedangkan kadar Cd sumur pantau 0,008 mg/L dan sumur produksi 0,006 mg/L.  Kadar logam Pb dan Cd dalam air sumur pantau dan air sumur produksi masih memenuhi baku mutu.
MONITORING TOTAL DISSOLVED SOLID (TDS), KONDUKTIVITAS DAN pH PADA AIR LINDI DAN AIR SUMUR TPA PASURUHAN KABUPATEN MAGELANG Rizqa Puspitarini; Riva Ismawati
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v8i4.8735

Abstract

Pengolahan sampah dengan open dumping memiliki beberapa kelemahan diantaranya memerlukan lahan yang luas untuk menampung sampah. Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya menimbulkan bau tidak sedap, mengurangi keindahan lingkungan. menjadi sarang dari vector penyakit, sumber pencemaran lingkungan dari air lindi yang dihasilkan. Lindi menjadi salah satu sumber pencemar dan mempunyai dampak serius bagi sumber air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas air lindi dan air sumur TPA Pasuruhan berdasarkan nilai total dissolved solid (TDS), konduktivitas dan pH. Sampel air lindi, air sumur pantau, dan air sumur produksi diambil dan dilakukan di TPA Pasuruhan Kab. Magelang dengan metode grab sampel. Sampel air lindi dan air sumur diukur TDS, Konduktivitas dan pH dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 dan air sumur dengan  menggunakan  baku mutu  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TDS tertinggi pada TDS Inlet 7024 mg/L, TDS kolam tampung 7770 mg/L, TDS sumur pantau 3754 mg/L dan TDS sumur produksi 163 mg/L. Konduktivitas tertinggi pada konduktivitas inlet 7774 µs/cm , konduktivitas kolam tampung 7333 µs/cm, konduktivitas sumur pantau 3754 µs/cm dan konduktivitas sumur produksi 331 µs/cm. pH terendah pada pH inlet 3,9, pH kolam tampung 4,7, pH sumur pantau 4,7, pH sumur produksi 3,9. Parameter TDS dan konduktivitas untuk air lindi inlet, kolam tampung maupun sumur pantau melebihi baku mutu. pH untuk kolam tampung dan sumur produksi melampaui baku mutu.   Kata kunci: Konduktivitas,Lindi,  Sampah, TDS
KUALITAS AIR BAKU UNTUK DEPOT AIR MINUM AIR ISI ULANG (STUDI KASUS DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ANGKE TAMBORA) Puspitarini, Rizqa; Ismawati, Riva
Dampak Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.19.1.1-7.2022

Abstract

Water for consumption purposes must be standardized, in terms of quality, physical, chemical and biological parameters, therefore will not cause side effects to health. Water quality standards indicate the recommended and permitted concentration value for all parameters. This research aims to examine the quality of water sourced from the Salak mountain springs. The location of clean water sampling was carried out on Ciapus Mount Salak raw water. Water quality test results from physical parameters of clean water including turbidity, color, total dissolved solid, temperature and odor have. Chemical parameters int the clean water standard are pH, iron, fluoride, hardness, Manganese, Nitrate, nitrite, cyanide, mercury, arsenic, cadmium, chromium, selenium, zinc, sulfate, lead and organic. Biological parameters of clean water including MPN coliform and Escherichia coli have standardized quality standards. Based on research results that all parameter of clean water including physical, chemical and biological have standardized quality can used to treatment drinking water.Keywords: clean water, drinking water, water quality standard, chemical parameter, biological parameterABSTRAKAir yang dikonsumsi harus memenuhi standar kualitas fisika, kimia dan biologi agar tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Baku mutu kualitas air mengidikasikan batas kadar tertinggi yang disarankan untuk semua parameter. Penelitian ini bertujuan menguji kualitas air yang bersumber dari mata air Gunung Salak. Parameter uji kualitas air fisika meliputi kekeruhan, warna, padatan terlarut, suhu dan bau. Parameter uji kualitas air kimia meliputi pH, besi, fluorida, kesadahan, mangan, nitrat, nitrit, sianida, merkuri, arsen, kadmium, khromium, selenium, seng, sulfat, timbal dan zat organik. Parameter uji kualitas air fisika meliputi MPN coliform and Escherichia coli. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua parameter kualitas air bersih yang meliputi fisika, kimia dan biologi memenuhi baku mutu yang dapat digunakan bahan baku pengolahan air minum.Kata Kunci: air bersih, air minum, standar kualitas air, pamateter kimia, parameter fisika
UTILIZATION OF MORINGA OLIEFERA LEAVES COAGULANT FOR LEACHATE TREATMENT : CASE STUDY OF PASURUHAN LANDFILL, MAGELANG REGENCY Rizqa Puspitarini; Riva Ismawati; Adi Iriyanto
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 9, No 3 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waste has caused environmental problems, especially waste processing that is not yet optimal. Open dumping waste processing is still used in waste processing. Open dumping waste processing will produce leachate pollution. The research aims to test the quality of leachate by utilizing the natural coagulant of Moringa leaves to reduce the total dissolved solids (TDS) and conductivity of the leachate. The coagulant was made by macerating Moringa leaves using 70% ethanol and leaving it for 72 hours. Moringa leaf coagulant was contacted with leachate samples from the Pasuruhan Magelang landfill using variations in coagulant mass and contact time. Treatment with a coagulant mass of 1 gram and a contact time of 10 minutes was able to reduce leachate TDS levels by 1020 mg/L with an effectiveness of 55.98%. Treatment with a coagulant mass of 1 gram and a contact time of 15 minutes can reduce the leachate conductivity by 2333 cm/s with 79.38%. The use of natural coagulants from Moringa oliefera leaves can be used as an alternative treatment method for handling leachate. Keyword:: Leachate, Moringa Oliefera
Potential Utilization of Lamtoro Leaves (Leucaena leucocephala) as Natural Coagulants Riva Ismawati; Rina Rahayu; Rizqa Puspitarini
Indonesian Journal of Science and Education Vol. 7 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Science and Education
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/ijose.v7i1.566

Abstract

Water is a vital element for human beings. However, there are still limited clean water services in Indonesia. Raw water treatment is needed to ensure the availability of clean water. One of the methods is by using the coagulation process. The coagulant functions to speed up the coagulation process. Although effective in water treatment, chemical coagulants have some disadvantages. Therefore, it is necessary to develop natural coagulants to overcome the weakness of chemical ones. Natural ingredients can be used as coagulants if they have many macromolecules. Lamtoro leaves are one of the natural materials that are only used to feed the animal. This research aims to examine the potential of lamtoro leaf as a natural coagulant in terms of its content. The research is conducted by testing lamtoro leaf powder using Fourier Transform Infrared Spectroscopy and proximate test. Infrared spectra of lamtoro leaves show the presence of absorption peaks for specific groups of carbohydrate and protein compounds. The proximate test results show that lamtoro leaves contain 24.7% protein and 53.71% carbohydrates. The high protein and carbohydrate contents in lamtoro leaves enable them to be used as a natural coagulant.