Hani'ah Hani'ah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN KETELITIAN PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD PADA GOOGLE EARTH UNTUK PEMETAAN BIDANG TANAH (STUDI KASUS KABUPATEN KARANGANYAR) Antoneta Yuanita; Andri Suprayogi; Hani'ah Hani'ah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4560.448 KB)

Abstract

Citra yang diperoleh dari google earth memiliki beberapa keterbatasan diantaranya adalah tidak ada informasi metadata mengenai perolehan citra yang digunakan dan tidak diketahui seberapa besar akurasi citra yang diberikan. Citra yang ditampilkan dapat di download oleh pengguna pada tinggi pengamatan dan ukuran penyimpanan file yang bervariasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akurasi citra yang diperoleh dari google earth dan pemanfaatannya pada kegiatan pemetaan bidang tanah. Citra penelitian diperoleh dari google earth. Citra dikoreksi dengan rektifikasi. Hasil digitasi luas bidang tanah pada citra terkoreksi disbandingkan dengan hasil pengukuran luas bidang tanah di lapangan sehingga dapat diketahui Root Mean Square Error (RMSe) citra quickbird yang diperoleh dari google earth untuk daerah relatif tinggi dan relatif rendah. Peta citra yang dihasilkan pada penelitian ini untuk nilai RMSe luas bidang tanah pada pemukiman di daerah relatif rendah pada gambar ukur dengan digitasi citra terkoreksi adalah 24.177 (m2), perbedaan luas terbesar adalah 3.176 (m2) dan yang terkecil adalah 1.097 (m2). Untuk nilai RMSe luas bidang tanah pada persawahan di daerah relatif rendah pada gambar ukur dengan digitasi citra terkoreksi adalah 24.339 (m2), perbedaan luas terbesar adalah 2.971 (m2) dan yang terkecil adalah 1.097 (m2). Sedangkan untuk nilai RMSe luas bidang tanah pada pemukiman di daerah yang relatif tinggi pada gambar ukur dengan digitasi citra terkoreksi 56.08 (m2), perbedaan luas terbesar adalah 6.978 (m2) dan yang terkecil adalah 3.527 (m2). Untuk nilai RMSe luas bidang tanah pada persawahan di daerah yang relatif tinggi pada gambar ukur dengan digitasi citra terkoreksi 62.346 (m2), perbedaan luas terbesar adalah 6.897 (m2) dan yang terkecil adalah 1.651 (m2). Kata Kunci : Akurasi, Citra Quickbird, Google Earth, Pemetaan Bidang Tanah
ANALISIS PRESISI PEMERUMAN DI DAERAH PERAIRAN SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN GARMIN GPS MAP 420S Restu Maheswara Ayyar Lamarolla; Bandi Sasmito; Hani'ah Hani'ah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.458 KB)

Abstract

Pemeruman adalah proses untuk memperoleh model atau bentuk dari permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface), dimana data pemeruman sangat dibutuhkan dalam industri lepas pantai maupun transportasi laut. Beberapa pekerjaan yang sangat membutuhkan data tersebut, antara lain pemasangan platform lepas pantai, pemasangan pipa bawah laut, dan pengeboran minyak dan gas. Sedangkan untuk di bidang transportasi laut, data pemeruman dibutuhkan untuk pembuatan peta pelayaran, sehingga dapat digunakan untuk navigasi jalur pelayaran yang aman.IHO selaku organisasi internasional pada bidang hidrografi telah menetapkan standarisasi prosedur pengambilan data pemeruman maupun tingkat orde data yang dihasilkan pada kegiatan tersebut. Di Indonesia, standarisasi survei hidrografi dengan menggunakan singlebeam fishfinder maupun echosounder diatur oleh Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BSNI) dengan klasifikasi ketelitian orde khusus, orde 1, orde 2, dan orde 3 sebagaimana tercantum pada SNI 19-6726-2002. Pada penelitian ini data pemeruman dilakukan menggunakan alat singlebeam fishfinder Garmin GPS Map 420S, dan pengambilan data penelitian dilakukan di kawasan pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah.Proses analisis presisi data singlebeam fishfinder Garmin GPS Map 420S dilakukan dengan cara menghitung standar deviasi antara sampel data lajur perum pergi dan sampel data lajur perum pulang yang saling bertampalan, dengan menggunakan rumus  σ = ± √a2 + (bxd)2. Hasil dari penelitian ini adalah kepresisian data singlebeam fishfinder Garmin GPS Map 420S masuk pada orde 1, dan alat ini dapat direkomendasikan untuk pembuatan peta LPI pada perairan dangkal.Kata kunci: Pemeruman, klasifikasi ketelitian, analisis presisi.
PEMBUATAN PETA JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERBABU Andriyana Lailissaum; Sutomo Kahar; Hani'ah Hani'ah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.14 KB)

Abstract

Mendaki gunung adalah kegiatan yang cukup berbahaya. Tidak sedikit orang yang telah meninggal di gunung. Sebelum mendaki gunung kita harus mempersiapkan perlengkapan, fisik, mental dan informasi tentang gunung kita akan kita daki. Kegiatan pembuatan peta jalur pendakian gunung merbabu ini dilakukan untuk menyajikan informasi yang lengkap, akurat dan sistematis tentang pendakian gunung merbabu. Informasi ini akan ditampilkan dalam sebuah buku saku kecil yang mudah dibawa kemana-mana, termasuk mendaki gunung. Peta jalur pendakian gunung merbabu ini akan disumbangkan pada basecamp pendakian gunung setempat agar bisa digunakan sebaik mungkin untuk kegiatan pendakian gunungKata kunci : Mendaki Gunung, Gunung Merbabu, Peta jalur pendakian gunung merbabu, Buku saku pandukan mendaki gunung
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP BATAS WILAYAH LAUT PROVINSI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH Indira Septiandini; Bambang Sudarsono; Hani'ah Hani'ah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.062 KB)

Abstract

Berkaitan dengan pasal 18 Undang-undang No. 32 Tahun 2004 mengenai kewenangan daerah yang memiliki wilayah laut untuk mengelola sumberdaya di wilayah lautnya, maka tingginya nilai suatu wilayah laut bagi suatu pemerintah daerah dan nilai tata batas wilayah laut menjadi suatu hal yang sangat penting. Oleh sebab itu penegasan batas wilayah laut yang merupakan garis khayal yang menjadi pemisah antara dua daerah menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.            Penegasan batas daerah laut sudah diatur ketentuannya pada Permendagri No. 76 Tahun 2012. Namun, dalam hal ini tidak dijelaskan pengaruh perubahan garis pantai terhadap penegasan batas wilayah laut tersebut. Melihat dari peraturan yang ada bahwa penarikan garis batas laut ditentukan dari titik dasar yang sudah ditetapkan di darat tepatnya pada garis pantai, sedangkan garis pantai ada yang mengalami pergeseran dari waktu ke waktu baik itu meliputi abrasi maupun akresi, maka diperlukan adanya kajian batas wilayah laut antar daerah.            Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan penggunaan citra satelit untuk menentukan batas wilayah laut dan memastikan apakah pergeseran garis pantai yang terjadi memiliki relasi secara langsung dan signifikan terhadap pergeseran batas wilayah laut antar dua daerah.Kata Kunci : Garis Pantai, Batas Wilayah Laut, Citra Satelit