Andri Suprayogi
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Published : 133 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

MODEL SPASIAL ALIRAN PERMUKAAN DAN MONITORING TUTUPAN LAHAN DI KOTA SEMARANG Sasmito, Bandi; Suprayogi, Andri
JURNAL ILMIAH GEOMATIKA Vol 21, No 1 (2015)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.023 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2015.21-1.469

Abstract

Seperti kota-kota lain di dunia, perkembangan pembangunan di Kota Semarang sangat pesat. Pemantauan dan analisis kondisi fisik suatu wilayah sangat penting untuk dilakukan terhadap wilayah dengan tingkat dinamika yang cukup tinggi. Terjadinya pembangunan berpengaruh pada perubahan morfologi aliran permukaan dan kondisi tutupan lahan di sekitarnya, sehingga perlu adanya monitoring secara berkala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model spasial aliran permukaan yang nantinya digunakan untuk monitoring tutupan lahan yang ada di Kota Semarang. Hal ini perlu didukung dengan analisis klasifikasi tutupan lahan sehingga menjadi rujukan dalam konservasi daerah pengaliran sungai baik di daerah hulu (recharge area), daerah tengah sebagai penyangga dan daerah hilir sebagai tempat berkumpulnya aliran permukaan yang merasakan dampak paling besar dalam kerusakan. Monitoring aliran permukaan dan kondisi tutupan lahan dapat dilakukan secara cepat dan tepat menggunakan analisis spasial dengan memanfaatkan data DEM (Digital Elevation Model) dan citra satelit. Pemodelan hidrologi aliran permukaan dan kondisi tutupan lahan di atasnya dapat dianalisis secara bersamaan berbasis spasial dengan teknologi Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis. Didapat hasil luas vegetasi yang lebih dari 30% tidak sampai di separuh jumlah DAS (Daerah Aliran Sungai) yang ada, tepatnya hanya 5 (lima) DAS dari keseluruhan 12 (dua belas). Luas terbesar ada di DAS Blorong 62,41%. Dari analisis NDVI lahan bervegetasi dan vegetasi jarang mendominasi sampai 60%. Konservasi dan perlindungan kawasan bervegetasi pada DAS harus dilakukan untuk menghindari efek yang ditimbulkannya seperti bencana banjir.Kata kunci:  aliran permukaan, daerah aliran sungai, tutupan lahan, kerapatan vegetasi, Remote Sensing, Sistem Informasi GeografisABSTRACTLike other cities in this world, the development in Semarang is very rapidly. Monitoring and analysis of the physical condition is very important to a region with a high level dynamic. The development give effect to the morphological changes in surface runoff and land cover conditions in the vicinity, so periodic monitoring is needed. The purpose of this study is to generate a spatial model of runoff that will be used for monitoring land cover in the city of Semarang. This should be supported by the analysis of land cover classification so that makes reference to the conservation of the drainage area of the river both upstream (recharge area), central area as a buffer, and downstream areas as a gathering place for runoff that is the part that felt the most impact in damages. Monitoring the flow of surface and condition of land cover can be done quickly and accurately using spatial analysis of data utilizing DEM (Digital Elevation Model) and satellite imagery. Hydrological modelling runoff and land cover conditions on it can be analyzed simultaneously with technology spatial using Remote Sensing and Geographic Information Systems. Technology obtained results of extensive vegetation of more than 30% less than in half the number of existing watershed, rather only 5 (five) watershed on the whole 12 (twelve). The largest area is in the Blorong watershed 62.41%. From the analysis of NDVI vegetated land and sparse vegetation rarely indomination up to 60%. Conservation and protection of vegetation in the watershed region must be taken to avoid its effects such as floods.Keywords: runoff, watershed, land cover, vegetation density, Remote Sensing, Geographic Information Systems
MODEL KEKRITISAN INDEKS LINGKUNGAN DENGAN ALGORITMA URBAN HEAT ISLAND DI KOTA SEMARANG Sasmito, Bandi; Suprayogi, Andri
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 19, No 1 (2017)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1100.803 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2017.19-1.509

Abstract

 ABSTRAK Pembangunan infrastruktur di Kota Semarang berkembang sangat pesat sebagai pusat bisnis, ekonomi, industri, hiburan, dan pendidikan. Pembangunan memberikan dampak positif bagi masyarakat kota, namun terdapat juga dampak negatif yang terjadi yaitu penurunan kualitas lingkungan. Meningkatnya suhu udara adalah salah satu dampak dari penurunan kualitas lingkungan. Puncak atap dan dinding dari gedung bertingkat, tempat parkir, jalan, dan trotoar cenderung memiliki albedo yang rendah. Permukaan rendah albedo menyerap energi panas radiasi matahari lebih tinggi dari objek sekitarnya. Akibatnya, jumlah kelebihan energi panas menumpuk di sekitarnya menjadi pulau-pulau panas atau Urban Heat Island (UHI). Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi terjadinya fenomena kekritisan lingkungan akibat UHI dengan menganalisis suhu permukaan dan sebaran vegetasi di wilayah studi. Ada dua langkah metode dalam penelitian ini, pertama adalah membuat peta sebaran suhu permukaan tanah dan peta sebaran kerapatan vegetasi di tahun 2013 sampai 2016. Peta suhu permukaan dibuat dengan model algoritma Land Surface Temperature (LST) dan sebaran vegetasi adalah dengan algoritma Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). LST didapatkan dengan mengolah Citra Landsat-8 band TIRS (Thermal Infrared Red Sensor), sedangkan NDVI  didapatkan dengan mengolah Citra Landsat-8 band OLI (Operation Land Imager). Langkah kedua adalah membuat peta kekritisan lingkungan dengan algoritma ECI (Environmental Criticality Index). ECI didapatkan dari nilai LST dibagi NDVI yang direntangkan histogram spektralnya menjadi 8 bit. Melalui hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suhu permukaan di Kota Semarang meningkat dan sebaran kelas suhu tinggi meluas setiap tahun. Kekritisan lingkungan akibat UHI terdeteksi di pusat kota, yaitu wilayah Utara Kota Semarang.Kata kunci: Urban Heat Island (UHI), Land Surface Temperature (LST), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Environmental Criticality Index (ECI)ABSTRACTInfrastructure in Semarang City developes rapidly as a center of business, economics, industry, entertainment, and education. Development gives positive impact to citizen, however environmental degradation as the negative impact also occured. Temperatures rising is one of environmental degradation impact. Roof top and wall of a building, parking lot, road, and sidewalk tend to have a low albedo. The low surface albedo absorbs thermal energy from solar radiation higher than the surrounding objects. As a result, the amount of excess heat accumulate in the vicinity into heat islands or Urban Heat Island (UHI). This study aims to detect the occurrence of environmental criticality due to UHI phenomenon by analyzing the surface temperature and the distribution of vegetation in the study area. There are two steps in this research, first step is to create land surface temperature distribution map and vegetation density distribution map in the year of 2013 to 2016. The surface temperature map created by Land Surface Temperature (LST) algorithm model and vegetation distribution created by Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) algorithm. LST is obtained by processing Landsat-8 band TIRS (Thermal Infrared Sensor Red), while the NDVI obtained by processing Landsat-8 band OLI (Operation Land Imager). The second step is to create environmental criticality map with  ECI (Environmental Criticality Index) algorithm. ECI is obtained from LST value divided by NDVI spectral histogram stretched to 8 bits. From this research, can be concluded that the heat coverage in Semarang City increase and distribution of vegetation density index spread every year. Environmental criticality due to UHI occurred in downtown area, specifically in the northern side of Semarang City.Keywords:   Urban Heat Island (UHI), Land Surface Temperature (LST), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Environmental Criticality Index (ECI) 
KAJIAN VARIASI PEMODELAN PETA KLASIFIKASI CURAH HUJAN PADA ANALISIS KEKERINGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS : KABUPATEN BLORA) Suprayogi, Andri; Yuwono, Bambang Darmo
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 15, No 2 (2018): July 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v15i2.15453

Abstract

Menurut Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI), terlihat bahwa dari sekitar 1.800 kejadian bencana periode tahun 2005 hingga 2015 lebih dari 78% (11.648) merupakan bencana hydro meteorology dan sisanya  merupakan bencana geologi (BNPB, 2016). Curah hujan termasuk salah satu aspek fisik alami disamping kelerengan, jenis tanah dan batuan. Persebaran curah hujan pada umumnya  dihitung dengan pemodelan berbasis poligon thiessen dan pemodelan grid yang berbasis diantaranya inverse distance  weighting (IDW) dan Kriging dari curah hujan di stasiun  pemantauan hujan  (NWS, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan sebaran, klasifikasi, dan hasil analisis kekeringan secara kuantitatif dari data  curah hujan yang diolah dengan  model poligon thiessen atau   pemodelan grid berbasis (IDW) kriging pada area studi Kabupaten Blora. Dalam penelitian ini data hasil klasifikasi curah hujan ditumpangsusunkankan dengan parameter lain yang  bobotnya diperoleh dengan pendekatan Analytical Hierarchihcal Process (AHP). Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah, yang  14 dari  16 kecamatan diantaranya memiliki kerawanan bencana kekeringan pada tahun 2016 (Pemerintah Kabupaten Blora, 2017).  Hasil dari penelitian ini adalah klasifikasi curah hujan dan klasifikasi kekeringan antar metode penentuan kelas curah hujan yang digunakan pada Kabupaten Blora. Curah hujan yang masuk kelas rendah luas terbesarnya diperoleh dengan metoda thiessen (60.294,36 ha) dan luas terkecilnya diperoleh dengan metode IDW(6.697,59 ha). luas kelas kekeringan Sangat Berat yang curah hujannya diolah dengan pemodelan poligon thiessen memiliki nilai luasan paling besar (96.199,68 ha) dan paling rendah dari pemodelan IDW (53.542,46 ha).).
Kajian Kerentanan Ekosistem Pesisir Kabupaten Demak Berdasar Perubahan Garis Pantai dengan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Sasmito, Bandi; Suprayogi, Andri
TEKNIK Vol 38, No 1 (2017): (Juli 2017)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.293 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v38i1.12181

Abstract

Pesisir dan pantai Kabupaten Demak terdapat beragam ekosistem seperti mangrove, ikan, terumbu karang, burung pemakan ikan, udang, dan sebagainya. Sedangkan garis pantai di Kabupaten Demak mengalami perubahan yang disebabkan oleh proses abrasi dan akresi yang terpicu karena aktivitas manusia yang intensif di wilayah pesisir. Abrasi dan akresi yang terjadi dirasa mengancam keberagaman ekosistem, sehingga perlu dilakukannya perlindungan dan pelestarian kawasan pesisir dan pantai. Penelitian ini menggunakan metode berupa penggabungan teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Iinformasi Geografis (SIG) untuk mengukur kerentanan wilayah pesisir dengan memanfaatkan klasifikasi kerentanan pesisir dari Environmental Sensitivity Index (ESI) Maps serta perhitungan laju perubahan garis pantai menggunakan perangkat lunak Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Deteksi perubahan garis pantai di Kabupaten Demak dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir (2011-2015), 2. Pemodelan trend perubahan garis pantai 5 (lima) tahun kedepan (2016-2020), dan 3. Deteksi ekosistem pesisir Kabuaten Demak mana saja yang terdampak akibat perubahan garis pantai 5 tahun terakhir (2011-2015), dan trend 5 tahun kedepan (2016-2020).
Klasifikasi Berbasis Objek untuk Pemetaan Penggunaan Lahan menggunakan Citra SPOT 5 di Kecamatan Ngaglik Bashit, Nurhadi; Prasetyo, Yudo; Suprayogi, Andri
TEKNIK Vol 40, No. 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.905 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v39i3.23050

Abstract

Pesatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada peningkatan pembangunan di setiap wilayah. Hal ini menyebabkan semakin terbatasnya keberaadaan lahan pada suatu wilayah sehingga mendasari perubahan penggunaan lahan. Pembangunan harus mengikuti pada peraturan yang telah dibuat agar tidak menimbulkan masalah seperti terbentuknya lahan kritis. Oleh karena itu, pemantauan penggunaan lahan pada suatu wilayah perlu dilakukan agar pembangunan tidak menimbulkan permasalahan. Artikel ini memuat pemanfaatan metode pengindraan jauh untuk pemantauan penggunaan lahan di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode pengindraan jauh memanfaatkan data citra satelit yang akan dilakukan proses klasifikasi penggunaan lahan. Penelitian ini menggunakan data citra resolusi tinggi SPOT 5 dengan memanfaatkan metode klasifikasi berbasis objek. Klasifikasi dilakukan beberapa tahapan seperti segmentasi, merge, rule-based classification. Penelitian ini menggunakan parameter skala 70 pada proses segmentasi. Berdasarkan resolusi citra, penelitian ini menghasilkan 16 kelas klasifikasi penggunaan lahan. Pengujian akurasi dilakukan untuk melihat akurasi hasil klasifikasi yang telah dilakukan sehingga penelitian ini menghasilkan ketelitian 80%. Oleh karena itu, klasifikasi berbasis objek pada citra SPOT 5 menghasilkan akurasi yang baik. Hasil klasifikasi memperlihatkan di Kecamatan Ngaglik masih didominasi oleh pertanian lahan basah sebesar 21.892.324,90 m2 dan perumahan tidak teratur sebesar 11.596.465,01 m2. Perumahan penduduk memiliki luas setengah dari luas pertanian disebabkan karena Kecamatan Ngaglik terletak berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta
APLIKASI FOTOGRAMMETRI JARAK DEKAT UNTUK PEMODELAN 3D WAJAH MANUSIA Ananingtyas, Fadlila; Prasetyo, Yudo; Suprayogi, Andri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (932.023 KB)

Abstract

ABSTRAKWajah adalah bagian frontal kepala manusia, membentang dari dahi ke dagu dan termasuk mulut, hidung, pipi, dan mata. Identitas seseorang dapat dibangun berdasarkan  wajah. Oleh karena itu, wajah banyak digunakan diberbagai token otentikasi seperti KTP, paspor dan SIM. Fotogrametri jarak dekat merupakan salah satu bidang penerapan fotogrametri yang dapat digunakan untuk perekaman objek dengan jarak kurang dari 100 meter. Fotogrametri jarak dekat dapat dimanfaatkan dalam pemodelan 3D bangunan, kendaraan, jembatan maupun forensik.Pada penelitian ini, metode fotogrametri jarak dekat digunakan untuk pemodelan 3D wajah manusia dengan kamera digital non metrik. Kamera yang digunakan harus melalui proses kalibrasi untuk mengetahui parameter internal kamera. Proses kalibrasi dan pengolahan data dalam tugas akhir ini menggunakan perangkat lunak PhotoModeler Scanner v.7 2013. Tahap pemodelan bangunan terdiri dari marking dan referencing, proses hitungan dan pembuatan model 3D, dan visualisasi model 3D. Data yang digunakan adalah data foto yang diambil secara keseluruhan mengelilingi wajah objek manusia.Hasil akhir dalam penelitian ini adalah model 3 dimensi wajah manusia. Pengujian hasil pengolahan model 3D dilakukan dengan analisis perbandingan selisih jarak dan analisis visual oleh dokter ahli forensik. Dari hasil pengolahan data, didapat nilai RMS foto terbesar adalah 1,275 piksel. Hasil statistik menunjukkan bahwa hubungan variabel hasil Photomodeler memiliki korelasi/keterkaitan secara positif dengan variabel hasil ukuran forensik dengan hasil nilai sig 0,000000513922 memenuhi tingkat signifikansi 5%. Potensial akurasi pemrosesan model 3D masih rendah yaitu nilai 2 (Low). Berdasarkan hasil perbandingan jarak 3D, menunjukkan bahwa pemodelan memiliki nilai rata-rata selisih sebesar 1,066 mm, dengan nilai deviasi sebesar ±1,323 mm. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengukuran hasil model dan hasil pengukuran meteran.Kata Kunci : Fotogrametri Jarak Dekat, Kamera Digital Non Metrik, Wajah Manusia, Antropologi, PhotoModeler Scanner  ABSTRACTThe face is the frontal part of the human head, stretching from the forehead to the chin including the mouth, nose, cheeks and eyes. A person's identity can be recognized based on the face. Therefore, the face is widely used in various authentication tokens such as ID cards, passports and driver's license. Fotogrametri close range is one of the areas of application of photogrammetry. Close range photogrammetry can be used for recording the object within less than 100 meters. Close range photogrammetry is typically used in 3D modeling of buildings, vehicles, bridges and forensics. In this study, close-range photogrammetry method used for 3D modeling of human faces with non-metric digital camera. The camera is used to go through the calibration process to determine the internal parameters of the camera. The Process calibration and data processing in this study use software PhotoModeler Scanner v.7 2013. The building modeling stage consists of marking and referencing, the count process and 3D model creation and visualization of 3D models. The data used is the data of photos taken as a whole around the face of a human object .The final result in this study is three-dimensional model of a human face. The test results of the processing of 3D models performed by a comparative analysis of distances and visual analysis by forensic specialists. From the data processing, obtained the RMS value of the largest photo was 1.275 pixels. The statistical results showed that the relationship Photomodeler outcome variables have a correlation / relationship positively with variable results with the results of forensic size sig .000000513922 meet the 5% significance level. Potential accuracy of processing the 3D model still lower that the value of 2 (Low). Based on the comparison results within the 3D modeling has showed that the average value of a difference is 1.066 mm, with a deviation of ± 1.323 mm. This shows that there is no significant difference between the measurement results of the model and meter measurement results.Keywords: Close Range Photogrammetry, Digital Camera Non Metrics, Human Face, Anthropology, PhotoModeler Scanner  *) Penulis Penanggung Jawab
ANALISIS EFEKTIVITAS RUANGAN KULIAH DI KAMPUS TEKNIK GEODESI UNIVERSITAS DIPONEGORO BERDASARKAN PARAMETER KAPASITAS, SUARA DAN PENCAHAYAAN RUANGAN Ryadi, Michael Vashni Immanuel; Wijaya, Arwan Putra; Suprayogi, Andri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.685 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam lingkungan kampus Departemen Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, sivitas akademika sering menggunakan ruangan untuk berbagai keperluan, khususnya untuk kegiatan kuliah. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan ruangan untuk perkuliahan adalah kapasitas, kebisingan, kejelasan percakapan dan pencahayaan ruangan. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak dibandingkan dengan jumlah ruangan yang tersedia untuk kegiatan kuliah perlu dilakukan suatu studi untuk menganalisa efektivitas dari penggunaan ruang kuliah tersebut.Perkembangan teknologi pemetaan kini semakin mendukung untuk melakukan pemodelan objek secara tiga dimensi. Metode pemodelan objek secara tiga dimensi yang dapat dikembangkan adalah metode Close Range Photogrammetry atau fotogrametri rentang dekat. Model tiga dimensi ruangan yang telah terbentuk akan disederhanakan menjadi batas ruangan yang akan digunakan dalam penilaian ruangan. Pada penelitian ini, penilaian efektivitas ruangan didasarkan pada hasil pengukuran antropometri untuk analisis kapasitas, pengukuran akustik untuk analisis kebisingan dan kejelasan percakapan serta pengukuran pencahayaan ruangan untuk analisis pencahayaan ruangan.Hasil dari penelitian ini adalah penilaian tingkat efektivitas ruangan pada lima ruangan kuliah di kampus Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Tingkat efektivitas yang diperoleh adalah sedang dan kurang efektif. Ruangan dengan tingkat efektivitas sedang terbesar adalah ruang C.102 dengan presentase 85,3% sedangkan ruang dengan tingkat efektivitas kurang efektif terbesar adalah ruang B.301 dengan presentase 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk untuk melakukan penambahan daya lampu pada seluruh ruangan dan penambahan pengeras suara di ruangan B.301.
ANALISIS KESEHATAN HUTAN MANGROVE BERDASARKAN METODE KLASIFIKASI NDVI PADA CITRA SENTINEL-2 (Studi Kasus : Teluk Pangpang Kabupaten Banyuwangi) Kawamuna, Arizal; Suprayogi, Andri; Wijaya, Arwan Putra
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.496 KB)

Abstract

ABSTRAK Teluk Pangpang terletak di kecamatan Muncar dan kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Kedua kecamatan ini berlahan basah dan memiliki keanekaragaman ekosistem, baik ekosistem pasir, ekosistem rawa, ekosistem payau, dan ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove adalah salah satu obyek yang bisa diindentifikasi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit Sentinel-2 tahun 2016. Dalam menentukan luasan mangrove di daerah penelitian, penulis menggunakan metode Supervised Classification sementara untuk menentukan tingkat kesehatan vegetasi mangrove di daerah penelitian, penulis menggunakan algoritma Normalized Difference Vegetation Index (NDVI).Berdasarkan penelitian, hasil konfusi matrik dengan Overall Accuration 99,189% dan koefisien kappa 0,987. Nilai NDVI mangrove di Teluk Pangpang dengan data tertinggi 0,811 dan terendah -0,119. Korelasi antara NDVI dengan nilai kerapatan jenis yaitu 0,91. Hasil korelasi tersebut termasuk korelasi sangat kuat (0,75–1,00). Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan hubungan nilai NDVI pada citra dengan nilai kerapatan jenis adalah satu arah. Semakin tinggi nilai NDVI (kesehatan vegetasi sangat baik), maka semakin tinggi pula nilai kerapatan jenis. Hasil luasan mangrove sebesar 1039,21 ha. Dari total luas tersebut, 246,62 ha atau 23,73% daerah luasan mangrove memiliki kondisi yang sangat baik dan 409,31 ha atau 39,39% daerah luasan mangrove memiliki kondisi yang baik. Kedua kondisi tersebut didominasi di kecamatan Tegaldlimo. Selain itu, luas 148,77 ha atau 14,32% merupakan daerah mangrove dengan kondisi normal, 19,62 ha atau 1,89% merupakan daerah mangrove dengan kondisi buruk dan 214,89 ha atau 20,6% merupakan daerah mangrove dengan kondisi sangat buruk, ketiga kondisi tersebut didominasi di kecamatan Muncar. Kata Kunci: Mangrove, NDVI, Sentinel-2, Supervised Classification ABSTRACTPangpang bay is located in Muncar and Tegaldlimo districts, Banyuwangi. Both districts are wetlands and have a diversity of ecosystems such as sand ecosystem, coastal ecosystem, brackish ecosystem, and mangrove ecosystem. The mangrove ecosystem is one of the objects that can be identified using remote sensing technology. The data used in this research is Sentinel-2 year 2016 satellite image. In determining the extent of mangroves in the research area, the writer uses Supervised Classification method, while in determining the level of mangrove vegetation health in the research area, the writer uses Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) algorithm.According to the research, the result of matrix confusion with Overall Accuration is 99,189% and kappa coefficient is 0,987. The NDVI value of mangrove in Pangpang bay reaches 0,811 as the highest value and 0,119 as the lowest value. The correlation between NDVI and the value of density of type is 0,91. The result of the correlation is included to a very strong correlation 0,75-1,00). The positive correlation coefficient shows that the relationship between NDVI value on the image with the density of type is one direction. The higher NDVI value (vegetation health is very good), the higher density of type value. The result of the mangrove extent is 1039,21 ha. From the total extent, 246,62 ha or 23,73% of the area has a very good condition and 409,32 ha or 39,39% of the area has a good condition. Both conditions are dominated in Tegaldlimo district. Furthermore, 148,77 ha or 14,32% of mangroves area has normal condition, 19,62 ha or 1,89% of the area has poor condition, and 214,89 ha or 20,6% of the area has very poor condition. The three conditions are dominated in Muncar district. Keywords:  Mangrove, NDVI, Sentinel-2, Supervised Classification
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS API (STUDI KASUS: KEC. KALIWUNGU KAB. KENDAL) Ahyani, Ikhlasul Amal; Suprayogi, Andri; Awaluddin, Moehammad
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.689 KB)

Abstract

Kecamatan Kaliwungu sebagai salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal merupakan wilayah yang padat penduduk dan berkembang. Aspek pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah tatanan masyarakat yang mana dengan pendidikan tersebut tingkat sumber daya masyarakat dapat berkembang dan mengalami kemajuan. Dinas Pendidikan Kecamatan Kaliwungu mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bidang pendidikan di wilayah Kecamatan Kaliwungu. Penyediaan informasi kepada masyarakat mengenai pendidikan, khususnya sekolah, menjadi hal yang sangat penting guna mendukung kegiatan pelayanan Dinas Pendidikan Kecamatan Kaliwungu. Aplikasi informasi sarana dan prasarana pendidikan berbasis WebGIS dipilih karena dalam penyampaian dan tampilan sebuah sistem informasi geografis lebih menarik dan sangat merepresentasikan kondisi sebenarnya yang ditampilkan dalam sebuah peta, baik peta garis, citra satelit, maupun model permukaan digital. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan kerangka website HTML, bahasa pemrograman (JavaScript dan PHP), MySQL sebagai basis data, dan Google Maps API. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa aplikasi WebGIS yang menyajikan informasi sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan posisi, kemudian dilengkapi dengan peta, penunjuk arah, dan fitur lainnya. Kata Kunci : Kaliwungu, Sarana, Prasarana, Pendidikan, Aplikasi, GIS, Web, Google Maps
ANALISIS PERUBAHAN LAHAN DAN ZONA NILAI TANAH DI KECAMATAN UNGARAN TIMUR AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG - SOLO (TAHUN 2008 – 2017) Nathania, Jessica; Subiyanto, Sawitri; Suprayogi, Andri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.229 KB)

Abstract

ABSTRAK Kecamatan Ungaran Timur memiliki luas wilayah seluas 61,715 km² dan terdiri dari 10 desa yang berada di Kabupaten Semarang. Kecamatan Ungaran Timur memiliki berbagai bentuk pemanfaatan lahan, dari banyaknya penggunaan lahan penting mulai dari permukiman, industri, jalan dan fasilitas umum lainya. Seiring berjalannya waktu, penggunaan lahan akan mengalami perubahan seiring dengan pembangunan yang ada. Pembangunan jalan tol Semarang – Solo pada tahun 2009 yang dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Ungaran Timur. Seiring dengan bertambahnya waktu, Ungaran Timur menjadi kecamatan yang cukup padat. Semakin tingginya aktivitas manusia menyebabkan perubahan penggunaan lahan yang berpengaruh terhadap perubahan nilai tanah di wilayah tersebut.Penelitian ini menggunakan citra resolusi tinggi tahun 2008 dan 2016, dan peta penggunaan lahan tahun 2008 dan 2017. Data tersebut digunakan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan. Sedangkan, analisis perubahan nilai tanah menggunakan peta zona nilai tanah tahun 2008 dan peta zona nilai tanah tahun 2017 yang didapatkan dari hasil survei lapangan. Dari hasil tersebut, dilakukan analisis pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap perubahan nilai tanah di Kecamatan Ungaran Timur sebagai akibat dari pembangunan jalan tol Semarang – Solo.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan pada tahun 2008 – 2017. Kenaikan penggunaan lahan tertinggi terdapat pada permukiman sebesar 2,93% dan kenaikan terendah terdapat pada rest area tol sebesar 0,14%. Sedangkan penurunan penggunaan lahan tertinggi terdapat pada semak belukar yaitu sebesar 1,20% dan penurunan terendah terdapat pada lahan kosong sebesar 0,03%. Kenaikan dan penurunan tersebut mengacu terhadap luas Kecamatan Ungaran Timur. Perubahan zona nilai tanah akibat adanya pembangunan jalan tol dilihat dari radius 1 km dari pintu exit tol menunjukkan bahwa kenaikan harga rata-rata tanah tertinggi adalah sebesar Rp 5.039.000  terjadi karena adanya perubahan penggunaan lahan dari Tegalan menjadi Permukiman dan Perkebunan menjadi Permukiman. Sedangkan, kenaikan harga rata-rata terendah yaitu sebesar Rp 530.000 yang terjadi karena adanya perubahan penggunaan lahan dari Tegalan menjadi Permukiman dan Perkebunan menjadi Permukiman. 
Co-Authors ., Hani'ah Abdi Sukmono, Abdi Adinda Thana A. Pertiwi ADYVICTURA TINAMBUNAN Agung Setiawan Ahmad Syauqani Akhmad Didik Prastyo Albertus Indra Bagus Cahyadi Amran Nur Utomo Andreas Ardianto Prodjo Koesoemo Angga Sapto Aji, Angga Sapto Anggoro Wahyu Utomo Anisa Isna Yesiana Antoneta Yuanita Arief Laila Nugraha Arief Waskito Aji Arif Witoko Arizal Kawamuna, Arizal Arlina . Arwan Putra Wijaya Ary Nurhidayati Sugianto ATIKA MARWATI Aufan Niam Aulia Rizky Auliannisa Auliannisa Bagas Arif Widyagdo Bagas Setia Aji Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Septiana Bambang Sudarsono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bashit, Nurhadi Bodro Sisvinta hayu Briandana Januar Aji Gunadi Bunga Roliesta Sari Dafid Januar Damar Ismoyo Danang Budi Susetyo Daud Panji Permana David Beta Putra Demi Stevany Diah Ratna Setianingrum DONY AGIL PRASETYO Dwi Arini Edi Ikhsan Emeralda Amirul Ariefa Endang Purwati EVAN BRILLIANTO Fadhlan Hamdi Fadlila Ananingtyas, Fadlila Fahrunnisa Wulandari Adininggar Fajar Dwi Hernawan Fajar Rusdyanto Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Febrina Mutiara Rosita Pane Galuh Fitriarestu Santoso Gigih Pradana Gilang Andhika Surya J. Gilang Diva Pradana Giustia Puspa Geoda Grivina Yuliantika Gunita Mustika Hati Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus, Hana Sugiastu Handaru Aryo Suni Hani'ah . Hani'ah . . Hani'ah Hani'ah Hani'ah, Hani'ah Haniah Haniah Hasan Basyri Henndry . Hot Parningotan Banjarnahor Ibrohim Shiddiq Ika Rahayu Wulansari Ikhlasul Amal Ahyani INNEKE ASTRID PITALOKA Johan Irawan Kemala Medika Putri Kurnia Darmawan Laode M Sabri Lea Kristi Agustina LM. Sabri Lukman Maulana Lydia Fadilla M Khoirul Baihaqi Maulvi Surya Gustavianto Mega Dwijayanti Meilina Fika Mayangsari Moehammad Awaluddin Moehammad Awwaluddin Moehammad Awwaluddin Muhamad Arif Debalano Muhamad Salahuddin Muhammad Alimsuardi Muhammad Annis Wichi Luthfina Muhammad Fitrianto Muhammad Hakqi Muhammad Iqbal Akhsin Muhammad Rifqi Andikasani Muhammad Ulya Muhammad, Rido Mutiaraning Pertiwi Narendra Sava Hanung Nasytha Nur Farah Nathania, Jessica Nia Rahmadhani Nurhadi Bashit Nurhadi Bashit Nyoman Winda Novitasari Olivia Sinaga Paundra Ksatrio Wahyutomo Pran Shiska, Pran Raden Putra Raihan Virgatama Ramadhan Susilo Utomo Randy Alihusni Wardana Ratih Kumala Dewi Rian Yudhi Prasetyo Ridwan Ageng Ashari Ridwan Aminullah Rifky Satrio Utomo Rifqi Najib Muzaka Rizal Adhi Pratama Rizki Putra Agrarian Rizqi Umi Rahmawati Rizqie Irfan Ryadi, Michael Vashni Immanuel Ryandana Adhiwuryan Bayuaji Saraswati, Galuh Febriana Sawitri Subiyanto Septian Dewi Cahyani SILALAHI, ERTHA Singgih Wahyu Nugroho Suardi Lubis Sulaiman Hakim Sinaga Sutomo Kahar Sutomo Kahar Taufik Eka Ramadhan, Taufik Eka TAUFIQ FITRIANSYAH ADI PRADANA Tri Afiebbawa Exactanaya Tsana’a Alifia Nauthika Tyas Arni Putri Ulifatus Sa'diyah Veri Pramesto Wahyu Darmawan Wahyu Nur Rohim Wicke Widyanti Santosa Wisnu Hanggoro Yonanda Simarsoit Yudo Prasetyo Yudo Prasetyo