Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Konten Seks dalam Affectionate game di Situs Girlsgogames.co.id. Skripsi. Rizqi Ganis Ashari; Tandiyo Pradekso; Nurrist Surayya Ulfa; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.79 KB)

Abstract

Video game yang awalnya berperan sebagai media hiburan, kini dipandang sebagai media massa. Kemampuannya untuk menghasilkan gambar dan suara, interaktivitas, dan memperlihatkan proses mengenai sesuatu, menjadikan game serupa dengan media massa. Sayangnya, meski telah menjadi media massa, konten pada media ini belum diliterasikan. Sementara itu, konten berbahaya seperti seksualitas dapat menjadi bagian dari media ini. Akibatnya, game dianggap sebagai pemicu berbagai perilaku menyimpang, salah satunya perilaku seks oleh anak dibawah umur. Penelitian ini bertujuan mengetahui konten seks yang ada dalam affectionate game di situs Girlsgogames.co.id dan menjelaskan bagaimana konten seks itu dikemas dalam permainan. Affectionate game adalah game yang memberikan pengalaman bermain, dimana pemain dituntut untuk mengekpresikan cinta. Hasil penelitian dimanfaatkan sebagai satu bentuk kontribusi dalam keragaman penelitian game studies dan rekomendasi kepada orang tua mengenai konten seksualitas pada affectionate game, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan sejak dini. Selanjutnya, konten seks dibagi menjadi 2 variabel, seks melalui penampilan dan kegiatan seksualitas. Selain itu, posisi konten seks dalam permainan juga menjadi bagian penelitian ini. Metode deskriptif analisis isi kuantitatif, digunakan dalam penelitian ini. Sebanyak 54 game dipilih sebagai sample dari 343 game yang ada pada kategori Permainan Petualangan Bagi Anak Perempuan. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Game dianalisis oleh 3 koder laki-laki. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Holsti, dan seluruh variabel yang diteliti menunjukkan angka di atas 70%. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan tampilannya, karakter primer affectionate game ditampilkan sebagai hypersexualized karakater, atau penggambaran yang dilebih-lebihkan pada bagian tubuh baik melalui pakaian (perempuan=68,5% dan laki-laki=22%), ketelanjangan sebagian (perempuan=64,8% dan laki-laki=16,7%), ataupun proporsi tubuh yang tidak realistik (perempuan=72,2% and laki-laki=33,3%). Sementara itu, kegiatan seks yang ditemukan di game ini adalah ciuman (87%) dan rayuan (13%). Sebagian besar kegiatan seks dikemas sebagai player act (90,76%), sehingga pemain memainkan konten seks sebagai tujuan utama permainan.
PORNOGRAPHICATION: SOCIAL IMPACT OF COMMODIFICATION PRACTICE OF SEX CONTENT IN THE CARTOON INDUSTRY IN INSTAGRAM Wiwid Adiyanto; Rizqi Ganis Ashari
Mediakom Vol 4 No 1 (2021): Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika, Informasi dan Komunikasi Publik (APTIKA dan IKP) Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/diakom.v4i1.88

Abstract

Konten seksual yang marak di media sosial Instagram mendapat banyak perhatian dari pengguna media sosial tersebut. Fenomena tersebut menjadi hal yang bertolak belakang bila dilihat dari aturan yang berlaku. Undang-Undang nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi, telah menjelaskan bahwa adanya larangan berkaitan dengan keberadaan konten pornografi di berbagai media. Objek penelitian ini adalah kartun dari akun Instagram @okkycreed dan @eslollipop yang karyanya tidak terlepas dari parodi seks. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan mekanisme pornographication sebagai dampak sosial dari komodifikasi konten seks dalam industri kartun di Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan fokus pada kajian ekonomi politik media yang terkait komodifikasi. Analisis dalam studi ini mengacu pada gagasan Anette Dina Sorensen terkait pornographication. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa konten seks dijadikan daya tarik pengguna Instagram untuk mengikuti karya dari @okkycreed dan @eslollipop yang akhirnya akun tersebut bersifat komersil dengan masuknya iklan pada akun tersebut. Fenomena tabu tentang seks di Indonesia dikomodifikasi. Dampak sosial yang muncul karena maraknya konten pornografi di media sosial adalah timbulnya fenomena pornographication. Literasi media perlu dilakukan untuk menumbuhkan sikap kritis masyarakat dalam bermedia, mengingat media sosial bersifat self-regulating.