Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Jumlah Koloni Streptococcus Sp, Lactobacillus Sp Dan Candida Sp Di Dalam Rongga Mulut Pasien Skizofrenia Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh Ridha Andayani; Abdillah Imron Nasution; Muhammad Qadri
Cakradonya Dental Journal Vol 6, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.632 KB)

Abstract

Pasien skizofrenia dapat mengalami masalah gigi dan mulut yang sama dengan orang normal sebagai populasi umum. Namun bukti menunjukkan bahwa mereka memiliki resiko lebih besar mengalami penyakit di rongga mulut dan lebih membutuhkan perawatan rongga mulut. Terjadinya penyakit di rongga mulut sangat erat kaitannya dengan peningkatan jumlah koloni mikroorganisme seperti Streptococcus sp, Lactobacillus sp dan Candida sp. Peningkatan jumlah koloni mikroorganisme dapat meningkatkan status mikroorganisme tersebut menjadi patogen yang menyebabkan suatu penyakit di rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah koloni Streptococcus sp, Lactobacillus sp dan Candida sp di rongga mulut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan eksperimental laboratoris yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Subjek penelitian sebanyak 47 pasien skizofrenia laki-laki dan perempuan. Pada subjek dilakukan pengambilan sampel di rongga mulut dengan menggunakan cotton wooden steril yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk dikultur dan dihitung jumlah koloni mikroorganismenya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah koloni Streptococcus sp yang dikultur pada media selektif TYS20B sebanyak 93,2 x 106 CFU/ml, Lactobacillus sp yang dikultur pada media selektif MRSA sebanyak 0,6 x 106 CFU/ml, dan Candida sp yang dikultur pada media selektif SDA sebanyak 30,5 x 106 CFU/ml. Streptococcus sp merupakan mikroorganisme paling dominan pada rongga mulut pasien skizofrenia Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh sehingga dapat dikatakan karies gigi sangat rentan terjadi di rongga mulut pasien tersebut.
PEMANFAATAN WHATSAPP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MASA PANDEMI COVID-19 PADA PESERTA DIDIK MTS NURUL JADID KABUPATEN MAMUJU Muhammad Qadri; Muhammad Saddang
El-FAKHRU Vol. 1 No. 2 (2022): el-Fakhru
Publisher : PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1352.322 KB) | DOI: 10.46870/elfakhru.v1i2.225

Abstract

Learning process during the COVID-19 pandemic has various obstacles in its use. One of them is the lack of facilities such as cellphones, limited internet quota, and non-existent networks. It motivated/encouraged the researcher to conduct a research regarding the use of WhatsApp as AKIDAH AKHLAK learning media for students at Mts Nurul Jadid, Mamuju Regency. This research was conducted at Madrasah stanawiyah Nurul Jadid Mamuju in October 2020. The research used descriptive qualitative research with a phenomenological type. The results of the study showed that (1) the teaching and learning process of Akidah Akhlak is carried out online using the whatsapp application. The teacher prepared the material and uploaded it into the whatsapp application, the learning process began with praying and then entered the core of learning. The closing was done by making conclusions and ended by praying. The evaluation is done by giving assignments to students in the form of worksheets that were uploaded to the WhatsApp application. (2) the online learning is done by instructing the students to study a certain material that has been given, conclude it, and do assignments through the whatsapp application. (3) the obstacles experienced in using the WhatsApp application as a learning medium are related to the availability of supporting facilities for online learning, lack of understanding of students with the material provided by the teacher, easily bored/lazy, unmonitored students’ activities, and less objective evaluation. Keywords: WhatsApp, Online Learning Media, Pandemic Covid-19, Akidah Akhlak.
Perbandingan Jumlah Koloni Streptococcus Sp, Lactobacillus Sp Dan Candida Sp Di Dalam Rongga Mulut Pasien Skizofrenia Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh Ridha Andayani; Abdillah Imron Nasution; Muhammad Qadri
Cakradonya Dental Journal Vol 6, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasien skizofrenia dapat mengalami masalah gigi dan mulut yang sama dengan orang normal sebagai populasi umum. Namun bukti menunjukkan bahwa mereka memiliki resiko lebih besar mengalami penyakit di rongga mulut dan lebih membutuhkan perawatan rongga mulut. Terjadinya penyakit di rongga mulut sangat erat kaitannya dengan peningkatan jumlah koloni mikroorganisme seperti Streptococcus sp, Lactobacillus sp dan Candida sp. Peningkatan jumlah koloni mikroorganisme dapat meningkatkan status mikroorganisme tersebut menjadi patogen yang menyebabkan suatu penyakit di rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah koloni Streptococcus sp, Lactobacillus sp dan Candida sp di rongga mulut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan eksperimental laboratoris yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Subjek penelitian sebanyak 47 pasien skizofrenia laki-laki dan perempuan. Pada subjek dilakukan pengambilan sampel di rongga mulut dengan menggunakan cotton wooden steril yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk dikultur dan dihitung jumlah koloni mikroorganismenya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah koloni Streptococcus sp yang dikultur pada media selektif TYS20B sebanyak 93,2 x 106 CFU/ml, Lactobacillus sp yang dikultur pada media selektif MRSA sebanyak 0,6 x 106 CFU/ml, dan Candida sp yang dikultur pada media selektif SDA sebanyak 30,5 x 106 CFU/ml. Streptococcus sp merupakan mikroorganisme paling dominan pada rongga mulut pasien skizofrenia Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh sehingga dapat dikatakan karies gigi sangat rentan terjadi di rongga mulut pasien tersebut.