Nunung Runiawati
Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perencanaan Program Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah pada Masa Pandemi Covid-19 di Badan Keuangan Kota Bukittinggi Sarah Fahira; Rd. Ahmad Buchari; Nunung Runiawati
JANE - Jurnal Administrasi Negara Vol 14, No 1 (2022): JANE (Jurnal Administrasi Negara)-Agustus 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jane.v14i1.41321

Abstract

This research on the planning of the Local Revenue (PAD) Optimization Program at Financial Agency of Bukittinggi City was motivated by the failure to achieve one of the performance indicator targets of the PAD Optimization Program in 2020, precisely when the Covid-19 pandemic began to hit Bukittinggi City. The pandemic that has occurred has prompted the government to implement several policies such as the policy of limiting community activities, Refocusing Policy and Budget Reallocation which have an impact on the sluggish community economy which is marked by a significant decrease in PAD compared to previous years. The decrease in PAD has an impact on not achieving the PAD Optimization Program targets. With these problems, this study seeks to find out, understand and analyze the PAD Optimization Program planning carried out by the Financial Agency of Bukittinggi City, especially during the 2020 Covid-19 Pandemic. This study uses the theory of the program planning process according to Pawlak and Vinter in 2004 with qualitative research methods. There were 4 informants in this study, namely, Head of Revenue, Head of Subdivision of Determination, Head of Subdivision of Planning and Finance of the Financial Agency of Bukittinggi, and Head of Research and Development of the Research and Development Planning Agency (Bapelitbang) of Bukittinggi City. Data was collected by means of observation, interviews, and literature study. The data analysis technique in this study was carried out through 3 stages, namely, the data reduction stage, data presentation and conclusion drawing. The results of this study indicate that overall, the planning of the PAD Optimization Program has not been carried out properly by the Financial Agency of Bukittinggi City, because there were still two planning stages that are not in accordance with the program planning theory proposed by Pawlak and Vinter. Penelitian mengenai perencanaan Program Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Badan Keuangan Kota Bukittinggi ini dilatarbelakangi oleh tidak tercapainya salah satu target indikator kinerja dari Program Optimalisasi PAD pada tahun 2020 lalu, tepatnya ketika Pandemi Covid-19 mulai melanda Kota Bukittinggi. Pandemi yang terjadi mendorong pemerintah untuk menerapkan beberapa kebijakan seperti kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat, Kebijakan Refocusing dan Realokasi Anggaran yang berdampak pada lesunya perekonomian masyarakat yang ditandai dengan penurunan PAD yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan PAD tersebut berimbas pada tidak tercapainya sasaran Program Optimalisasi PAD. Dengan adanya permasalahan tersebut, penelitian ini berusaha untuk mengetahui, memahami dan menganalisis perencanaan Program Optimalisasi PAD yang dilakukan oleh Badan Keuangan Kota Bukittinggi terutama pada masa Pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. Penelitian ini menggunakan teori proses perencanaan program menurut Pawlak dan Vinter tahun 2004 dengan metode penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yaitu, Kepala Bidang Pendapatan, Kasubbid Penetapan, Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Badan Keuangan Kota Bukittinggi, serta Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bukittinggi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap yaitu, tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, perencanaan Program Optimalisasi PAD belum dilakukan dengan baik oleh Badan Keuangan Kota Bukittinggi, karena masih terdapat dua tahap perencanaan yang belum sesuai dengan teori perencanaan program yang dikemukakan oleh Pawlak dan Vinter.
EFEKTIVITAS PROGRAM MAL GRHA TIYASA SEBAGAI MODEL PELAYANAN PUBLIK DI KOTA BOGOR Nur Aeni Rahmatilah; Darto Miradhia; Nunung Runiawati
JANE - Jurnal Administrasi Negara Vol 13, No 1 (2021): JANE (Jurnal Administrasi Negara)-Agustus 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jane.v13i1.35043

Abstract

ABSTRACTThe background that underlies the writing of this an indication of the problem that the effectiveness of the Grha Tiyasa Mall program in Bogor  by the One Stop Integrated Services and Investment Agency, such as the unstable number of visitors, the types of services that can be done are still limited, and socialization programs for the community that are still lacking. The purpose of this study was to determine and analyze how the effectiveness of the Mal Grha Tiyasa program as a model of public services in Bogor. This study uses a qualitative approach. Furthermore, the theoretical basis used in this study is five principles that influence the program's effectiveness by Riant Nugroho, which consists of the right program, the right implementation, the right target, the right environment, and the proper process. The data analysis technique in this study was carried out through data reduction, data presentation, and data verification as a form of concluding. This study indicates that the Grha Tiyasa Mall program in Bogor has not been effective because the quality of the services provided has not been maximized. The target number of visitors and socialization has not been achieved. The quality of services offered has not been maximized, seen from the lack of facilities and infrastructure supporting the service process and limited services. Some services to the community cannot be carried out in the Grha Tiyasa Mall program. The achievement of the unstable and unattainable target number of visitors was due to the uneven socialization process to all the people of Bogor, resulting in the community being less aware of the Mal Grha Tiyasa program and not participating in the program so that the local government did not expect the response as well as the points that have not been achieved in the program objectives stated in the Regulation of the Mayor of Bogor Number 39 of 2019 concerning Public Service Malls.ABSTRAKLatar belakang yang mendasari penulisan ini adalah adanya indikasi masalah bahwa efektivitas program Mal Grha Tiyasa di Kota Bogor oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanana Terpadu Satu Pintu belum optimal, seperti jumlah masyarakat pengunjung yang tidak stabil, jenis pelayanan yang dapat dilakukan masih terbatas, dan sosialisasi program kepada masyarakat yang masih kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana efektivitas program Mal Grha Tiyasa sebagai model pelayanan publik di Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Lebih lanjut landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 prinsip yang mempengaruhi efektivitas program oleh Riant Nugroho, yang terdiri dari tepat program, tepat pelaksana, tepat target, tepat lingkungan, dan tepat proses. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data sebagai bentuk penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program Mal Grha Tiyasa di Kota Bogor belum efektif, dikarenakan kualitas dari pelayanan yang diberikan belum maksimal serta pencapaian jumlah target pengunjung dan sosialisasi yang tidak tercapai. Kualitas pelayanan yang diberikan belum maksimal terlihat dari kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pada proses pelayanan serta jenis pelayanan yang terbatas sehingga beberapa pelayanan kepada masyarakat tidak dapat dilakukan pada program Mal Grha Tiyasa. Pencapaian jumlah target pengunjung yang tidak stabil dan tidak tercapai disebabkan oleh proses sosialisasi yang belum merata kepada seluruh masyarakat Kota Bogor, mengakibatkan masyarakat kurang mengetahui adanya program Mal Grha Tiyasa dan kurang berpartisipasi pada program sehingga memberi tanggapan yang belum diharapkan oleh pemerintah daerah. Serta belum tercapainya poin-poin pada tujuan program yang tertera dalam Peraturan Walikota Bogor Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Mal Pelayanan Publik. 
EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI DANA DESA TAHUN 2020 DI DESA PLUMBON KECAMATAN PLUMBON KABUPATEN CIREBON Syntia Meida Nur’aini; Nina Karlina; Nunung Runiawati
JANE - Jurnal Administrasi Negara Vol 14, No 1 (2022): JANE (Jurnal Administrasi Negara)-Agustus 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jane.v14i1.41322

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pandemi Covid-19 yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, sosial, dan ekonomi. Pada aspek ekonomi banyaknya pemutusan hubungan kerja, usaha yang tutup, dan penghasilan masyarakat menurun. Oleh karena itu, Program BLT – Dana Desa dibuat untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan dari dampak pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaannya, program BLT – Dana Desa di Desa Plumbon masih mengalami masalah seperti keterlambatan dalam pencairan BLT – Dana Desa dan kurangnya sosialisasi program yang dilakukan oleh penanggung jawab sosialisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mendapatkan data serta informasi yang berhubungan dengan efektivitas dari adanya BLT – Dana Desa tahun 2020 yang diberikan kepada masyarakat Desa Plumbon, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan teori efektivitas program yang dikemukakan oleh Budiani tahun 2009 dengan metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 26 orang yaitu Tim monitoring dan evaluasi Program BLT – Dana Desa dari kecamatan, Kepala Desa Plumbon Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, Sekretaris Desa Plumbon Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, Ketua RT, Ketua RW, dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program BLT – Dana Desa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan studi literatur. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu kondensasi data, penyajian data, dan verifikasi data sebagai bentuk penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan Program BLT – Dana Desa tahun 2020 di Desa Plumbon Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon belum berjalan efektif. Ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi yaitu pada masalah jadwal pencairan dan sosialisasi kepada masyarakat. This research is motivated by the Covid-19 pandemic that affects various aspects of life such as health, social and economic. In the economic aspect, there are many layoffs, businesses are closed, and people's incomes are declining. Therefore, the BLT – Village Fund Program was created to protect the poor and vulnerable from the impact of the Covid-19 pandemic. In its implementation, the BLT - Village Fund program in Plumbon Village is still experiencing problems such as delays in disbursing BLT - Village Funds and the lack of program socialization carried out by the person in charge of socialization. The purpose of this research was to seek, collect, and obtain data and information related to the effectiveness of the 2020 BLT – Village Fund given to the people of Plumbon Village, Plumbon District, Cirebon Regency. This research uses the theory of program effectiveness proposed by Budiani in 2009 with a qualitative method. The informants in this research were 26 people, namely the monitoring and evaluation team of the BLT Program - Village Fund from the district, the Head of Plumbon Village, Plumbon District, Cirebon Regency, the Plumbon Village Secretary, Plumbon District, Cirebon Regency, head of RT, head of RW, and the Beneficiary Families (KPM) of the BLT - Village Funds Program. Data collection techniques are used by observation, interviews, and literature studies. The data analysis technique in this research was carried out through several stages, namely data condensation, data display, and verifying conclusions. The results of this research show that the overall BLT – Village Fund Program 2020 in Plumbon Village, Plumbon District, Cirebon Regency, has not been effective. There are some things that need to be improved again, namely on the issue of disbursement schedule and socialization to the community.
GOOD TOURISM GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE KAMPUNG TELUK SEMANTING KABUPATEN BERAU Wini Ananda Utamy; Elisa Susanti; Nunung Runiawati
JANE - Jurnal Administrasi Negara Vol 14, No 2 (2023): JANE (Jurnal Administrasi Negara)-Februari 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jane.v14i2.45126

Abstract

At present, all development in Indonesia applies the concept of sustainability, including in the tourism sector. In order to achieve this mission, the process needs to be carried out with good tourism governance. Mangrove Ecotourism itself has received various supports from three key actors, namely the government, the private sector, and the community. However, in reality the management of ecotourism has not met expectations, so it is interesting to study. The research method used is descriptive qualitative by collecting data through observation, literature study, and interviews with 9 informants involved in the management of the Teluk Semanting’s Mangrove Ecotourism. It aims to understand, analyze, and explain various aspects of existing management. The theory put forward (Sunaryo 2013) is in the form of synergistic active participation between three key actors in achieving success indicators that refer to the principles of sustainable and environmentally sound tourism development, namely active participation of related communities, involvement of all stakeholders, local ownership partnerships, sustainable use of resources. , accommodating community aspirations, environmental carrying capacity, program monitoring and evaluation, environmental accountability, training for related communities, as well as promotion and advocacy of local cultural values are used as references in this research. The results showed that the management of the Teluk Semanting’s Mangrove Ecotourism had been carried out well even though 5 out of 10 indicators were not yet optimal, in more detail in the form of a lack of human resources from the community, not yet effective communication between actors, especially the government and the private sector, some tourism resources have not been classified safe for tourists, there are no waste processing utilities and inadequate telecommunication networks, there are no records related to training, and the lack of culture and promotional information.  Pada saat ini segala pembangunan yang ada di Indonesia menerapkan konsep bekerlanjutan termasuk dalam sektor pariwisata. Guna mencapai misi tersebut maka dalam prosesnya perlulah dilakukan dengan tata kelola kepariwisataan yang baik. Ekowisata Mangrove ini sendiri telah mendapat berbagai dukungan dari tiga aktor kunci yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Namun dalam kenyataannya pengelolaan ekowisata ini belum sesuai harapan sehingga menarik untuk diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data melalui observasi, studi literatur, dan wawancara dengan 9 orang informan yang terlibat dalam pengelolaan Ekowisata Mangrove Teluk Semanting. Hal ini bertujuan untuk memahami, menganalisis, dan menjelaskan berbagai aspek pengelolaan yang ada. Teori yang dikemukakan (Sunaryo 2013) berupa partisipasi aktif yang sinergis antar tiga aktor kunci dalam mencapai indikator keberhasilannya yang mengacu pada prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yaitu partisipasi aktif masyarakat terkait, keterlibatan segenap pemangku kepentingan, kemitraan kepemilikal lokal, pemanfaatan sumber daya secara berlanjut, mengakomodasi aspirasi masyarakat, daya dukung lingkungan, monitoring dan evaluasi program, akuntabilitas lingkungan, pelatihan pada masyarakat terkait, serta promosi dan advokasi nilai budaya lokal dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan Ekowisata Mangrove Teluk Semanting telah terlaksana dengan baik meskipun 5 dari 10 indikator yang ada belum optimal, secara lebih rincinya berupa kurangnya sumber daya manusia dari masyarakat, belum efektifnya komunikasi antar para aktor khususnya pemerintah dan swasta, beberapa sumber daya pariwisata belum tergolong aman bagi wisatawan, tidak adanya utilitas pengolahan limbah dan jaringan telekomunikasi yang belum memadai, tidak adanya pencatatan terkait pelatihan, dan minimnya budaya serta informasi promosi.
EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH BARANG MILIK DAERAH (SIMDA BMD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDUNG Ivan Hari Putra; Slamet Usman Ismanto; Nunung Runiawati
JANE - Jurnal Administrasi Negara Vol 14, No 1 (2022): JANE (Jurnal Administrasi Negara)-Agustus 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jane.v14i1.41311

Abstract

An information system called Sistem Informasi Manajemen Daerah Barang Milik Daerah (SIMDA BMD) is a local asset management information system used to achieve high quality local government finances management. But in reality, the use of SIMDA BMD in Bandung City Government doesn’t really affect the quality of local government finances management. The purpose of this research is to describe the effectiveness of SIMDA BMD in Bandung City Government. The method used in this research is qualitative research, where this research is focused on the aspects that describe the effectiveness of Sistem Informasi Manajemen Daerah Barang Milik Daerah (SIMDA BMD) in the Bandung City Government. The guidance theory of this research is the theory of effectivess of information system proposed by DeLone and McLean (2003) which consists of 6 (six) dimensions, Information Quality, System Quality, Service Quality, Intention to Use, User Satisfaction, and Net Benefits.The result of this research doesn’t show that Sistem Informasi Manajemen Daerah Barang Milik Daerah (SIMDA BMD) in Bandung City Government is effective. Based on the result, the information quality and system quality of SIMDA BMD isn’t good enough to support user’s works. Also, users are not satisfied with the system itself while the system also haven’t achieved its outcome yet. The supporting hardwares and softwares, other information system that has better quality according to users, and the mandatory use of the system for all asset management-related works are the factors that affect the effectiveness of Sistem Informasi Manajemen Daerah Barang Milik Daerah (SIMDA BMD).  Pemerintah Indonesia mengembangkan sistem informasi berupa Sistem Informasi Manajemen Daerah Barang Milik Daerah (SIMDA BMD) untuk digunakan pada pemerintah daerah guna mendukung pengelolaan aset dalam mencapai tata kelola keuangan daerah yang baik. Namun pada penggunaannya di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bandung, SIMDA BMD belum mampu memberikan hasil pada tata kelola keuangan daerah yang baik. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas dari SIMDA BMD pada Pemerintah Daerah Kota Bandung Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan aspek-aspek yang berkaitan dengan efektivitas Sistem Informasi Manajemen Daerah Barang Milik Daerah (SIMDA BMD) pada Pemerintah Daerah Kota Bandung. Teori yang dikemukakan oleh DeLone dan McLean (2003) menjadi acuan dalam penelitian ini, dimana dalam menggambarkan efektivitas sistem informasi dapat dilihat dari 6 (enam) dimensi, yaitu Kualitas Informasi, Kualitas Sistem, Kualitas Pelayanan, Maksud Penggunaan, Kepuasan Pengguna, dan Manfaat Bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Daerah Barang Milik Daerah (SIMDA BMD) belum efektif digunakan pada Pemerintah Daerah Kota Bandung. Hal ini dibuktikan dengan kualitas informasi dan kualitas sistem yang kurang baik dan pengguna yang merasa tidak puas dalam menggunakan SIMDA BMD serta belum tercapainya outcome dari SIMDA BMD ini sendiri. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan efektivitas SIMDA BMD pada Pemerintah Daerah Kota Bandung adalah perangkat pendukung dari SIMDA BMD, adanya sistem informasi lain yang dianggap lebih baik oleh pengguna, serta kewajiban dalam penggunaannya.