Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

APLIKASI PUPUK ORGANIK DAN ZAT PENGATUR TUMBUH DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAH DAN TANAMAN Yeni Pramita; Niken Rani Wandansari; Agus Salim; Andri Laksono
UNEJ e-Proceeding 2018: Pembangunan Pertanian dan Peran Pendidikan Tinggi Agribisnis: Peluang & Tantangan di Era Indus
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sektor pertanian adalah sebagai pemasok kebutuhan pangan nasional. Akan tetapi produktivitas lahan pertanian di Indonesia semakin tahun semakin rendah karena terjadinya penurunan kualitas lahan. Untuk mengurangi penurunan kesuburan tanah sebagai daya dukung kegiatan pertanian, sekaligus memperoleh peningkatan hasil panen yang berkelanjutan, maka pemanfaatan pupuk organik secara tepat dan sesuai kebutuhan serta konyiuitas dalam pengaplikasian pupuk organik sangat di perlukan. melalui teknologi pengomposan sederhana dengan penambahan dekomposer, serta pengkayaan dengan hara lain di harapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan. Dalam penelitian ini pupuk organik yang digunakan terbuat dari campuran limbah blotong pengolahan pabrik gula sebagai bahan baku utama dan kotoran kambing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh interaksi antara pupuk organik dan ZPT yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi sawi, dan 2) dosis pupuk organik dan jenis ZPT yang terbaik terhadap tanaman uji. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Laboratorium Tanah dan Kesuburan Tanah STPP Malang dan Laboratorium Tanah Universitas Brawijaya Malang pada bulan Mei hingga September 2017. Percobaan selama kajian menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah dosis pupuk organik dengan 3 taraf perlakuan, yaitu: 0 ton/ha (P0), 100 gram/pot (≈20 ton/Ha) (P1), dan 200 gram/pot (≈40 ton/Ha) (P2). Sedangkan faktor kedua merupakan jenis ZPT dengan 3 taraf perlakuan, yaitu: tanpa pemberian ZPT (Z0), pemberian ZPT ekstrak tanaman (Z1), dan pemberian ZPT di pasaran (Z2). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan P berbeda nyata, perlakuan H ≠ berbeda nyata dan interaksi antara P x H menunjukan interaksi berbeda nyata. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan jenis ZPT terhadap kandungan hara tanah diketahui bahwa peningkatan unsur N sebesar 0,2% , unsur P sebesar 061,6 ppm dan unsur K mengalami kenaikan sebesar1,85 me/100g.
PEMANFAATAN LIMBAH BLOTONG PENGOLAHAN TEBU MENJADI PUPUK ORGANIK BERKUALITAS Latarus Fangohoy; Niken Rani Wandansari
JURNAL TRITON Vol 8 No 2 (2017): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, mempertahankan cadangan total bahan organik tanah, menyeimbangkan penggunaan pupuk anorganik dalam rangka mengurangi dampak negatifnya terhadap tanah, serta secara tidak langsung meningkatkan produktivitas lahan. Blotong merupakan limbah pabrik gula yang mengandung karbon, nitrogen, fosfat, kalium dan mineral lain yang dapat dijadikan alternatif bahan baku pembuatan pupuk organik melalui metode pengomposan, serta cukup melimpah ketersediaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan yang berasal dari limbah blotong. Penelitian untuk mendapatkan pupuk organik berkualitas dari bahan baku utama blotong dilakukan melalui pengomposan aerobik dengan metode agitasi pada varian blotong sebesar 100%, 80% dan 60% /kgVs. Dan sebagai bahan campuran digunakan kotoran kambing dengan varian sebesar 0%, 20% dan 40%, serta penambahan dedak halus, dolomit dan zeolit sebagai bahan pengkaya sebesar 15%. Perlakuan blotong dengan jumlah 100% dan tanpa penambahan bahan pengkaya merupakan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini pupuk organik yang dihasilkan dari seluruh perlakuan sudah matang secara fisik setelah 2 minggu waktu pengomposan dan mendekati ciri fisik tanah, baik dari faktor suhu, warna dan bau, serta distribusi ukuran partikel. Sedangkan berdasarkan sifat kimia pupuk organik, meskipun beberapa pupuk organik yang dihasilkan memiliki C/N rasio dan hara makro di bawah standar persyaratan Permentan no. 70 tahun 2011, namun pupuk organik tersebut dapat diaplikasikan ke dalam tanah karena memiliki C/N rasio < 20 dan pH netral.
POTENSI PEMANFAATAN LAHAN RAWA UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI WILAYAH PERBATASAN Niken Rani Wandansari; Yeni Pramita
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.209 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.29

Abstract

Pemanfaatan lahan rawa di Indonesia memiliki peranan penting dan strategis bagi pengembangan pertanian terutama mendukung ketahanan pangan Nasional. Hal ini disebabkan oleh luas lahan rawa yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian khususnya tanaman padi masih tersedia cukup luas. Lahan rawa merupakan salah satu lahan suboptimal yang memiliki kendala secara alami kesuburan tanahnya tergolong rendah. Oleh karena itu penting dilakukan pengkajian untuk mengetahui potensi pemanfaatan lahan rawa di Kab. Lingga, Kepulauan Riau untuk digunakan sebagai lahan pertanian padi sawah. Kajian ini merupakan action research menggunakan lahan seluas tiga hektar sebagai demplot pertanaman padi yang terletak di tiga kecamatan utama di Pulau Lingga. Berdasarkan hasil kajian, diketahui bahwa: (1) kendala utama pengembangan lahan rawa lebak adalah genangan maupun kekeringan yang belum dapat diprediksi dan reaksi tanah yang bersifat sangat masam-masam, serta status hara yang tergolong rendah-sedang dan (2) hasil panen menggunakan varietas INPARA 5 masih tergolong rendah, sekitar 0.5 – 2.5 ton/ha. Produksi padi pada lahan rawa lebak masih berpeluang untuk dikembangkan dan ditingkatkan dengan melalui penerapan teknologi spesifik lokasi, terutama inovasi pengelolaan air, hara dan tanaman secara terpadu, serta dilakukan pembentukan kelembagaan petani.
Efektivitas Pupuk Organik dan Interval Penyiraman terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat Riska Nur Fateha; Bait Ilhaminnur; Soemarno Soemarno; Niken Rani Wandansari
Agrotechnology Research Journal Vol 4, No 1 (2020): Agrotechnology Research Journal
Publisher : Perkumpulan Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.287 KB) | DOI: 10.20961/agrotechresj.v4i1.41393

Abstract

This research aimed to determine the effect of various organic fertilizer and watering intervals on plant growth and tomato yield, also soil nutrient content. The method used was factorial completely randomized design with a combination of organic fertilizer types (kaliandra compost, water hyacinth and Mexican sunflower compost, cow manure and straw compost, and vermicompost) and watering intervals (1, 3 and 7 days). Mycorrhizal dose used was 2 grams/plant, while organic fertilizer used was 160 g/plant. The results showed that the interaction between organic fertilizer and watering intervals did not affected significantly on tomato plant height, stem diameter, root length, initial flowering, fruit diameter, number of fruits and fresh fruit weight and soil nutrient content. Watering interval affected significantly to all parameters of the observation. Addition of organic fertilizer can increase soil C-organic content by 6.58% and P-available by 170.51% compared to controls. In general, the highest tomato production was obtained in the combination of treatments water hyacinth and Mexican sunflower compost and watering interval of 1 day, which was 231 g/plant or equivalent 7.22 tons/ha.
Peningkatan Mutu Beras Giling Menggunakan Zeolit Pada Berbagai Ketebalan Lapisan Pengeringan Gabah Niken Rani Wandansari; Arum Pratiwi; Dwi Purnomo; Latarus Fangohoy
Rona Teknik Pertanian Vol 15, No 1 (2022): Volume No. 15, No. 1, April 2022
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v15i1.24818

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gabah yang dihasilkan pada berbagai kombinasi ketebalan tumpukan gabah dan penambahan jumlah zeolit pada proses pengeringan, serta kualitas beras giling yang dihasilkan berdasarkan persentase kadar air, butir beras kepala dan butir beras patah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimental menggunakan box dryer, sedangkan design penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan tiga kali ulangan pada setiap kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tipis lapisan gabah, maka proses pengeringan menjadi lebih cepat. Demikian pula dengan semakin banyak zeolit yang ditambahkan, maka proses pengeringan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Perlakuan lapisan gabah 30 cm dan komposisi zeolit 10% mampu memberikan waktu pengeringan tercepat, yaitu sembilan jam dengan rerata kadar air gabah 13,5%. Ketebalan lapisan gabah dan penambahan zeolit secara signifikan mempengaruhi kualitas fisik beras giling, meliputi persentase kadar air, butir beras kepala, beras patah, beras menir dan butir gabah. Perlakuan ketebalan lapisan gabah 30 cm dengan persentase komposisi zeolit 10% memberikan nilai persentase butir beras kepala tertinggi, yaitu 92,5% dan butir beras patah terendah, yaitu 4,1%. Sebagian besar perlakuan menghasilkan beras dengan kualitas komersial dengan mutu menengah.Improving The Quality Of Milled Rice Using Zeolite At Various Levels Of Paddy Drying Layer Thickness.Abstract. The aim of this study was to determine the quality of the grain produced at various combinations of the paddy pile thickness and the addition of the amount of zeolite in the drying process, as well as the quality of milled rice produced based on the percentage of water content, head rice grains, and broken rice grains. The method used in this research is an experimental method using a box dryer. While the research design used was a factorial randomized block design with three replications for each treatment combination. The results showed that the thinner the layer of paddy, the faster the drying process. Likewise, the more zeolite was added, the drying process took a shorter time. Treatment of 30 cm paddy layer and 10% zeolite composition was able to provide the fastest drying time, which was nine hours with an average grain moisture content of 13.5%. The thickness of the paddy layer and the addition of zeolite significantly affected the physical quality of milled rice, including the percentage of moisture content, head of rice grains, broken rice, groats, and grain. Treatment of the thickness of the 30 cm grain layer with 10 % zeolite composition percentage gave the highest grain percentage value of rice heads, namely 92.5%, and the lowest broken rice grains, namely 4.1%. Most of the treatments produced rice of medium quality commercial quality. 
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI HIBRIDA TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR LIDAH BUAYA DAN PUPUK ANORGANIK P wandansari, niken rani; Swandaru, Hendra; Cahya, Utik Tri Wulan
BUANA SAINS Vol 24, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/bs.v24i2.5975

Abstract

This research aimed to observe the growth and production response of the Inpari 32 hybrid rice variety to the application of aloe vera liquid organic fertilizer and inorganic P fertilizer compared to the absence of the combination of these two fertilizers. The research method used was comparative, comparing rice field plots treated with a combination of inorganic P fertilizer (Phonsgreen) at a dose of 150 kg/ha and aloe vera liquid organic fertilizer (P1) at a dose of 6 liters/ha with rice field plots without the combination of the two fertilizers (P0). Parameters observed included plant height, number of tillers, number of productive tillers, panicle length, number of grains per panicle, grain weight per clump, and weight of 1000 grains. The results showed that aloe vera liquid organic fertilizer and inorganic P fertilizer could increase milled dry grain production by up to 29.9%.