Kota kecil memiliki peran sebagai penyaring arus urbanisasi dari perdesaan ke kota-kota besar. Dalam menjalankan perannya sebagai penyaring arus urbanisasi, kota kecil harus mempunyai kapasitas dalam mendorong perkembangan wilayahnya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah di kota-kota kecil dalam pembangunan fisik adalah mengembangkan sektor infrastruktur perkotaan, seperti jaringan jalan, drainase, air bersih, persampahan, sanitasi, listrik dan telepon. Infrastruktur jalan merupakan infrastruktur yang paling berpengaruh dalam proses urbanisasi. Jalan memiliki fungsi sebagai prasarana untuk perpindahan barang dan manusia sehingga jalan memerlukan pembangunan dan pemeliharaan. Dalam melakukan Pembangunan dan pemeliharaan jalan, suatu wilayah atau kota memerlukan pembiayaan. Pembiayaan infrastruktur jalan diperlukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas jalan agar sesuai kebutuhan wilayah tersebut. Dari latar belakang tersebut, muncul pertanyaan bagaimana pembiayaan jalan di suatu kota kecil untuk menghadapi dampak urbanisasi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pembiyaan infrstruktur jalan di wilayah studi, yaitu Kota Ampel. Analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dan tujuan penelitian adalah analisis deskriptif yang meliputi peran dan fungsi kota kecil, peran pemerintah, swasta dan masyarakat serta analisis pembiayaan jalan. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi untuk pemerintah daerah dalam memperbaiki pola pembiyaan infrastruktur jalan serta mengoptimalkan peran masing-masing pihak dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan.