Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

OPTIMASI TRANSFORMASI GENETIKA MELALUI AGROBACTERIUM PADA TANAMAN PADI Hazmi, Muhammad; Ermawati, Netty; Sugiharto, Bambang
AGRITROP Vol 12, No 1 (2014): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.739 KB) | DOI: 10.32528/agr.v12i1.694

Abstract

Keberhasilan transformasi genetika pada tanaman padi sangat dipengaruhi oleh karakternya yang bersifat recalsitrant, terutama padi jenis indica yang banyak ditanam oleh petani di Indonesia. Oleh karena itu, optimasi metode selalu diperlukan sebelum melakukan transformasi genetika pada tanaman padi. Transformasi gen GUS sering digunakan sebagai sarana optimasi metode transformasi sebelum melakukan overekspresi gen yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa komponen transformasi gen melalui Agrobacterium tumefaciens dapat bekerja secara efektif pada tanaman padi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biosain Politeknik Jember dari bulan Maret sampai dengan Desember 2013. Konstruk gen GUS diperoleh dari Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Jember. Padi yang digunakan adalah varietas Inpari 20 dari BPTP Malang dan CV Dongjin dari Korea Selatan sebanyak 20 biji dari setiap verietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi gen GUS melalui Agrobacterium tumefaciens berhasil menginfeksi eksplan. Eksplan yang diinfeksi tumbuh pada media seleksi antibiotik higromisin sampai umur 65 hari setelah infeksi. Hasil uji GUS menunjukkan bahwa gen GUS tidak terekspresi pada tanaman Padi. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan DNA promoter dan plasmit pCAMBIA tidak kompatibel pada tanaman padi. Agrobacterium tumefaciens dapat digunakan untuk transformasi genetika pada tanaman padi, tetapi perlu DNA promoter dan plasmit yang kompatibel.Kata kunci: Optimasi, transformasi, gen GUS,  Agrobacterium tumefaciens, dan padi.
EFFECT OF MEDIUM COMPOSITIONS ON THE GROWTH OF RICE (ORYZA SATIVA L. CV. CIHERANG) CALLUS Ruliana Umar; Yossi Wibisono; Netty Ermawati
UNEJ e-Proceeding 2016: Proceeding The 1st International Basic Science Conference
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The efficiency of in-vitro regeneration of rice is spesific, which means a suitable medium for the regeneration of one variety may not be similar to other varieties. In this study, eksplan was derived from sterile radical of Ciherang var. This experiment consist two steps. First, induction of callus, and the second step was callus regeneration. The formulation for calli induction consists of three levels, such as i1 (2.4 D 2 ppm), i2 (2.4 D 3 ppm + BAP 0.25 ppm + Casein Hydrolisate 300 ppm + Proline 600 ppm) and i3 (2.4 D 2 ppm + Kinetin 0.5 ppm + Casein Hydrolisate 500 ppm + Proline 500 ppm) with N6 as a basic medium. Callus generated from those media then used in the next experiments for shoot regeneration which consists of two factors, the first factor was concentration of hormones BAP (r) (1 ppm, 2 ppm) and the second factor was concentration of the hormone Kinetin (k) (1 ppm, 2 ppm) with MS as a basic medium. The results showed that the highest embryogenic callus was obtained from i3 treatment by 62,96%. The fastest rate of greeny callus and the emergence of shoots were found in i2r2k2 and i2r2k1 treatments. The results indicated that the media supplemented with high concentration of Kinetin (2 ppm) was more effective to induce the greeny of callus, and slightly lower concentration (1 ppm) leads to the formation of shoots.
Isolation and Characterization of Gene Encoded Tonoplast Intrinsic Proteins from Halophyte Plant Salicornia herbacea Netty Ermawati
Jurnal ILMU DASAR Vol 12 No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1326.445 KB)

Abstract

Salicornia herbacea is a succulent halophyte plant which grows optimally under 300 mM NaCl. These plants may have acquired specific genes that are essential for tolerating salt. To obtain insight into the comprehensive molecular characteristics related to the salt tolerance mechanism, we performed a screening of salt-inducible genes in S. herbacea shoots by differential display. A comparative analysis of gene expression between control and salt-stressed conditions led to the detection of 6 cDNA clones induced by salt. Sequence analysis and database searching revealed that all of the clones have homology with tonoplast intrinsic proteins. We designated them as ShTIP1 to ShTIP6 (S. herbacea Tonoplast Intrinsic Proteins). One the identified genes, ShTIP6 showed higher induced under salt stress compared to other ShTIP genes. In this study, we characterized the expression of ShTIP6 in different organs and stresses.
Optimasi Pertumbuhan Plantlet Cattleya Melalui Kombinasi Kekuatan Media Murashige-Skoog dan Bahan Organik Rianti Latifah; Titien Suhermiatin; Netty Ermawati
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 1 No 1 (2017): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v1i1.20

Abstract

Salah satu teknik untuk mengoptimalkan pertumbuhan Anggrek Cattleya yaitu menggunakan kultur in vitro dengan cara menyusun isi media. Nutrisi di dalam media sangat penting untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan anggrek. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi media alternatif yang rendah biaya, bahan-bahan mudah ditemukan dan mampu memenuhi kebutuhan tanaman. Penyusunan media dilakukan dengan kekuatan media Murashige-Skoog (MS) dan bahan organik yang berbeda seperti ekstrak wortel dan air kelapa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi media MS yang berbeda, dan faktor kedua adalah komposisi kombinasi filtrat wortel dan air kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ¼ MS dan media penuh MS tidak memberikan pengaruh perbedaan yang nyata terhadap semua parameter. Kombinasi terbaik dan berbeda nyata ditunjukkan ½ MS + 50 ml/L filtrat wortel + 200 ml/L air kelapa yang menghasilkan interaksi yang sangat berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman dan jumlah akar berbeda secara nyata pada 16 minggu setelah tanam. Selain itu, bahan organik dengan 50 ml/L filtrat wortel + 200 ml/L air kelapa menghasilkan tinggi tanaman yang berbeda sangat nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Uji Efektivitas Ukuran Umbi dan Penambahan Biourine Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bibit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Unggul Nugroho; Rahmat Ali Syaban; Netty Ermawati
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 1 No 2 (2017): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v1i2.38

Abstract

Salah satu metode untuk meningkatkan produksi bawang adalah menggunakan ukuran umbi dan penambahan biourine. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui pengaruh ukuran umbi dan konsentrasi biourine terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah. Pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2016 penelitian ini sedang dilakukukan,  bertempat di lahan pertanian Politeknik Negeri Jember. Rancangan acak kelompok (RAK)  adalah methode yang digunakan untuk menghitung  hasil dari Penelitian yang sudah dilaksanakan tersebut, yang terdiri atas dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama merupakan ukuran umbi dan faktor kedua konsentrasi biourine. Faktor ukuran umbi terdiri dari tiga tingkat, yaitu U1 = umbi kecil (Ø = <1,5 cm atau <5 g / umbi), U2 = umbi sedang (Ø = 1,5-1,8 cm atau 5-10 g / umbi), U3 = Umbi besar (Ø => 1,8 cm atau> 10 g / umbi. Faktor konsentrasi biourine terdiri tiga tingkat, yaitu B1 = konsentrasi 50 ml / liter, B2 = konsentrasi 75 ml / liter, B3 = konsentrasi 100 ml / liter. Data yang tersaji pada setiap parameter pengamatan penelitianakan dianalisis dengan menggunakan rumus uji F (ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut BNT 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan ukuran umbi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman dan Jumlah daun pada 14 dan 28 HST. Perlakuan ukuran umbi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter Bobot umbi basah, umbi kering dan jumlah umbi per rumpun juga, sedangkan perlakuan konsentrasi biourine berpengaruh signifikan terhadap parameter diameter umbi. Interaksi ukuran umbi dan konsentrasi biourine tidak memberikan pengaruh yang signifikan Semua parameter pengamatan.
KEMAMPUAN KOMPETISI RELATIVE TEBU-PRG EVENT-5 TERHADAP GULMA DAUN SEMPIT DAN DAUN LEBAR MELALUI PENDEKATAN REPLACEMENT SERIES (RELATIVE COMPETITIVE ABILITY OF SUGARCANE EVENT-5 AND ITS PRIMARY WEEDS USING REPLACEMENT SERIES APPROACH) Netty Ermawati; Nurmala Sari; Novita Cholifah Ida; Bambang Sugiharto
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 16 No 1 (2016): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v16i1.113

Abstract

Event-5 is a genetically modified (GM) sugarcane that engineered by introducing the Sucrose-Phosphate Synthase (SPS) gene to enhance the sugar productivity. To fulfill the security requirements of genetically modified products in the safety agriculture and the enviroment, it is necessary to test the competitive ability to the primary weeds which grow in the sugarcane cultivation areas. This study aimed to determine whether the transgenic sugarcane (Event-5) potentially invasive to the weeds at the critical stage of growth, that could effect the environmental balances. This research was conducted at Screen House and Laboratory for Biosciences, State Polytechnic of Jember, designed using the replacement series method in a Randomized Complete Block Design without factorial treatment. The combination treatments were Event-5, Non-transgenic sugarcane (NT) and the weeds (Ciperus rotundus and Portulaca olecarea) densities which consists of thirty-three treatments. The competitive ability test was determined by the rate of vegetative growth and the relative dry weight biomass of Event-5, NT plant and the weeds. The results indicated that the growth rate of Event-5, as well as the accumulation of dry weight of transgenic sugarcane were highly decrease than those of the weeds. The relative crowding coefficient (RCC) value of Event-5 showed lower compared to the P. olecarea weed, and sligtly higher to the C. rotundus weed. The RCC value of weed (C. rotundus) was higher than the RCC value of Event-5, suggested that the weed was potentially invasive to the transgenic sugarcane, and the Event-5 was not potential as a weed. 
OPTIMASI TRANSFORMASI GENETIKA MELALUI AGROBACTERIUM PADA TANAMAN PADI Muhammad Hazmi; Netty Ermawati; Bambang Sugiharto
AGRITROP Vol 12, No 1 (2014): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v12i1.694

Abstract

Keberhasilan transformasi genetika pada tanaman padi sangat dipengaruhi oleh karakternya yang bersifat recalsitrant, terutama padi jenis indica yang banyak ditanam oleh petani di Indonesia. Oleh karena itu, optimasi metode selalu diperlukan sebelum melakukan transformasi genetika pada tanaman padi. Transformasi gen GUS sering digunakan sebagai sarana optimasi metode transformasi sebelum melakukan overekspresi gen yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa komponen transformasi gen melalui Agrobacterium tumefaciens dapat bekerja secara efektif pada tanaman padi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biosain Politeknik Jember dari bulan Maret sampai dengan Desember 2013. Konstruk gen GUS diperoleh dari Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Jember. Padi yang digunakan adalah varietas Inpari 20 dari BPTP Malang dan CV Dongjin dari Korea Selatan sebanyak 20 biji dari setiap verietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi gen GUS melalui Agrobacterium tumefaciens berhasil menginfeksi eksplan. Eksplan yang diinfeksi tumbuh pada media seleksi antibiotik higromisin sampai umur 65 hari setelah infeksi. Hasil uji GUS menunjukkan bahwa gen GUS tidak terekspresi pada tanaman Padi. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan DNA promoter dan plasmit pCAMBIA tidak kompatibel pada tanaman padi. Agrobacterium tumefaciens dapat digunakan untuk transformasi genetika pada tanaman padi, tetapi perlu DNA promoter dan plasmit yang kompatibel.Kata kunci: Optimasi, transformasi, gen GUS,  Agrobacterium tumefaciens, dan padi.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN EKSTRAK KULIT KACANG METE UNTUK ANTIVIRAL NABATI PADA TANAMAN KEDELAI Andayanie, Wuye Ria; Ermawati, Netty
Jurnal Terapan Abdimas Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v6i1.7370

Abstract

Abstract. Cashew plants is one of the plantation commodities in Indonesia that has high economic value. Cashew nut shell waste can be used as a botanical antiviral for Cowpea mild mottle virus. This activity aims for soybean farmers to be able to provide their own insecticidal at low prices and easily obtained. The method used viz. : 1) an interview and observation, 2) the method of socialization with lectures and discussions or questions and answers; 3) training methods with lecture, demonstrations and direct practice with demoplot. Based on the analysis of community service programs, the following conclusions are obtained: 1) in terms of achievements based on the objectives, substance and efforts of this community service program, it is considered to be very effective in building community independence based on local potential, namely waste originating from cashew nut shells and soybean planting in forest shade area; 2) in terms of the results, benefits and impacts resulting from this community service program are numerous, namely: increasing public awareness to utilize waste originating from cashew nut shell waste for antiviral, increasing community knowledge and skills in the field of processing waste cashew  nut shell for botanical antiviral. Abstrak. Tanaman jambu mete merupakan salah satu komoditas perkebunan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Limbah kulit kacang mete dapat digunakan sebagai antiviral nabati untuk Cowpea mild mottle virus. Kegiatan ini bertujuan agar petani kedelai dapat menyediakan  antiviral sendiri dengan harga murah dan mudah didapat. Metode yang digunakan : 1) wawancara dan observasi, 2) metode sosialisasi dengan ceramah dan diskusi atau tanya jawab; 3) metode pelatihan dengan ceramah dan demonstrasi serta praktek langsung dengan demoplot. Berdasarkan analisis program pengabdian kepada masyarakat, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) dari segi capaian sesuai tujuan, substansi dan upaya program pengabdian masyarakat ini dinilai sangat efektif dalam membangun kemandirian masyarakat berbasis potensi lokal, yaitu limbah yang berasal dari kulit kacang mete dan penanaman kedelai di kawasan hutan lindung; 2) Dari segi hasil, manfaat dan dampak yang dihasilkan dari program pengabdian kepada masyarakat ini sangat banyak, yaitu: meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan limbah yang berasal dari limbah kulit kacang mete sebagai antiviral, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat di bidang pengolahan limbah kacang mete untuk antiviral nabati.