Amallia Nugettsiana Setyawati
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGLIHATAN STEREOSKOPIS PADA MIOPIA RINGAN Zara Yupita Azra; Riski Prihatningtias; Amallia Nugettsiana Setyawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.495 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18656

Abstract

Latar Belakang  : Retinopati diabetika merupakan komplikasi diabetes yang mempengaruhi kemampuan penglihatan dan diskriminasi warna. Retinopati diabetika terbagi menjadi retinopati diabetika non-proliferatif (NPDR) dan retinopati diabetika proliferatif (PDR). Kempuan penglihatan dan diskriminasi warna memburuk seiring dengan meningkatnya derajat retinopati diabetika.Tujuan  : Menganalisis perbedaan skor buta warna pada pasien retinopati diabetika non-proliferatif dan retinopati diabetika proliferatif.Metode  : Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik menggunakan rancangan belah lintang. Subyek penelitian adalah 31 mata penderita NPDR dan 31 mata PDR yang dipilih secara consecutive sampling dan dilakukan pemeriksaan skor buta warna dengan Farnsworth Musell 28 hue test. Data diolah dengan menggunakan uji parametrik t tidak berpasangan.Hasil  : Rerata skor buta warna pada pasien retinopati diabetika non-proliferatif sebesar 563,7±154,3 dan rerata skor buta warna pada pasien retinopati diabetika proliferatif sebesar 841,6±212,9. Terdapat perbedaan skor buta warna yang bermakna antara pasien NPDR dan PDR (p=<0,00)Kesimpulan  : Terdapat perbedaan yang signifikan antara skor buta warna pasien retinopati diabetika non-proliferatif dan retinopati diabetika proliferatif.
PENGARUH EKSTRAK BUAH KIWI (ACTINIDIA DELICIOSA) TERHADAP KADAR ENZIM HEPAR TIKUS WISTAR TERINDUKSI PARASETAMOL Naufal Fauzan Ihsan; Innawati Jusup; Amallia Nugettsiana Setyawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.413 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18600

Abstract

Latar Belakang : Kasus efek samping obat parasetamol berupa kerusakan hepar sekitar 9,5% akibat pemberian parasetamol  yang melebihi dosis terapeutik. Metabolit aktif obat ini akan memicu pembentukan stress oksidatif. Kerusakan hepar dapat dideteksi dini melalui enzim hepar (ALT dan AST). Buah kiwi (Actinidia deliciosa) memiliki potensi sebagai hepatoprotektor karena kaya akan vitamin C dan senyawa polifenol.Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak Actinidia deliciosa terhadap kadar enzim hepar tikus wistar terinduksi parasetamol.Metode : Penelitian true experimental dengan metode post test only with control group design. Penelitian ini menggunakan lima kelompok, kelompok kontrol negatif yang diberi pakan standar (K1), kelompok kontrol positif yang diberi pakan standar dan induksi parasetamol (K2), dan kelompok perlakuan yang diberi pakan standar, induksi parasetamol, dan ekstrak Actinidia deliciosa 100 mg/kgBB (P1), 200 mg/kgBB (P2), serta 400 mg/kgBB (P3).Hasil : Kadar ALT kelompok K1 72,08 ± 4,56 ng/dL, kelompok K2 325,61 ± 82,80 ng/dL, kelompok P1 311,67 ± 89,80 ng/dL, kelompok P2 474,15 ± 94,21 ng/dL, dan kelompok P3 444,61 ± 131,83 ng/dL. Kadar AST kelompok K1 128,43 ± 6,85 ng/dL, kelompok K2 388,35 ± 84,83 ng/dL kelompok P1 239,65 ± 76,75 ng/dL, kelompok P2 597,00 ± 46,70 ng/dL, dan kelompok P3 556,20 ± 98,61. Terdapat perbedaan kadar ALT bermakna antarkelompok (p = 0,040) dan AST bermakna antarkelompok (p = 0,003).Kesimpulan : Terdapat pengaruh ekstrak Actinidia deliciosa 100 mg/kgBB terhadap kadar enzim hepar tikus wistar terinduksi parasetamol.
PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KECEPATAN JALAN PADA ANAK OBESITAS Raminanda Permatasari Batubara; Erna Setiawati; Amallia Nugettsiana Setyawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.546 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18606

Abstract

Latar Belakang : Prevalensi terjadinya obesitas pada anak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Obesitas mempengaruhi geometri tubuh dan menyebabkan keterbatasan fungisonal terutama pada anggota tubuh bagian bawah, yang secara signifikan dapat mempengaruhi biomekanik kegiatan sehari-hari. Salah satu kegiatan yang akan terpengaruh adalah aktivitas berjalan. Kecepatan berjalan dapat ditingkatkan dengan cara melakukan latihan fisik. Circuit training merupakan kombinasi antara latihan aerobik dan penguatan yang memperbaiki total fitness dari komponen kondisi tubuh yang salah satunya adalah kecepatan.Tujuan : Membuktikan manfaat circuit training dapat meningkatkan kecepatan jalan anak obesitas.Metode : Penelitian eksperimental dengan rancangan one group pre and post design yang dilaksanakan di SDN Bojongsalaman 2, Semarang. Sampel penelitian ini adalah anak obesitas yang berusia 9-12 tahun dan merupakan siswa SDN Bojongsalaman 2, Semarang (n=13). Kecepatan jalan diukur dengan 10 meter walk test. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji T-berpasangan.Hasil : Rerata kecepatan jalan sebelum dilakukan perlakuan circuit training adalah sebesar 6,87 ± 0,45 dan rerata kecepatan jalan sesudah dilakukan perlakuan circuit training adalah sebesar 6,72±0,47. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kecepatan jalan setelah dilakukan perlakuan. Peningkatan dinilai bermakna setelah diuji dengan menggunakan uji T-berpasangan.Simpulan : Perlakuan circuit training selama 6 minggu atau 12 kali dengan frekuensi 2 kali per minggu dapat meningkatkan kecepatan jalan.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP KADAR MDA SERUM TIKUS SPRAGUE DAWLEY SETELAH DIBERIKAN PAPARAN ASAP ROKOK Reynold Christian Sirait; Kusmiyati Tjahjono; Amallia Nugettsiana Setyawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.173 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15824

Abstract

Latar Belakang : Malondialdehid (MDA) adalah salah satu marker radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan oksidatif. Paparan asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas. Antioksidan merupakan senyawa untuk mengatasi kerusakan oksidatif yang berasal dari dalam dan luar tubuh. Jintan hitam (Nigella sativa) merupakan tanaman herbal yang mempunyai potensi sebagai antioksidan. Pemberian ekstrak jintan hitam diharapkan dapat menurunkan kadar MDA.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap kadar MDA serum tikus Sprague Dawley setelah diberikan paparan asap rokok.Metode : Penelitian ini bersifat true experimental with posttest only control group design. Sampel adalah 18 ekor tikus Sprague Dawley jantan yang memenuhi kriteria, dan dibagi dalam tiga kelompok; K1 merupakan kelompok kontrol negatif; kelompok K2 diberi paparan asap rokok 4 batang/hari; kelompok P diberi paparan asap rokok 4 batang/hari dan ekstrak jintan hitam 500 mg/hari. Setelah 28 hari penelitian dilakukan pengambilan darah tikus pada hari ke-29 untuk diperiksa kadar MDA-nya. Data dianalisis dengan uji Kruskal Wallis.Hasil : Rerata kadar MDA serum: kelompok K1 sebesar 0,99 ± 0,56 µmol/L; kelompok K2 sebesar 2,28 ± 1,88 µmol/L; kelompok P sebesar 1,14 ± 0,74 µmol/L. Pada uji Kruskal Wallis tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (P>0,05).Kesimpulan : Ekstrak jintan hitam dapat menurunkan kadar MDA serum tikus Sprague Dawley yang telah diberikan paparan asap rokok secara tidak signifikan.