Taufiq Hidayanto
Universitas Lambung Mangkurat

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGEMBANGAN MEDIA SIMULATIF “TRAVEL GAME” KONTEKS LINGKUNGAN LAHAN BASAH UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA Iskandar Zulkarnain; Taufiq Hidayanto; Muhammad Riza
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.9784

Abstract

Tujuan mata pelajaran matematika yang disebutkan dalam standar isi BSNP Depdiknas yaitu menerapkan konsep-konsep dan algoritma-algoritma dalam matematika untuk memecahkan masalah. Masalah yang dikemukakan dapat berupa masalah kehidupan sehari-hari. Namun, hasil PISA dan TIMMS menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia tergolong rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan media dalam pembelajaran matematika. Untuk itu, pengembangan media pembelajaran matematika perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media simulatif “travel game” konteks lingkungan lahan basah untuk pembelajaran matematika. Penelitian yang dilaksanakan berjenis penelitian pengembangan. Alur pelaksanaan penelitian ini mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Plomp yaitu tahap penelitian pendahuluan (preliminary research), tahap prototyping (prototyping stage), dan tahap assessment (assessment phase), namun penelitian ini hanya terbatas pada prototyping. Media yang dikembangkan diuji validitasnya oleh ahli pendidikan matematika, ahli Bahasa, ahli desain-produk, dan guru matematika. Hasil validasi menunjukkan bahwa prototype yang dikembangkan valid.   Kata kunci: Media simulatif, travel game, Lingkungan Lahan Basah Abstract: The objectives of mathematics subjects mentioned in the content standards of the National Education Board's BSNP are to apply concepts and algorithms in mathematics to solve problems. The problems raised can be in the form of problems of everyday life. However. However, the results of PISA and TIMMS show that the mathematics ability of students in Indonesia is classified as low. One of the efforts that can be made is the use of media in mathematics learning. For that, the development of mathematics learning media needs to be done. This study aims to develop a simulative media "travel game" in the context of a wetland environment for learning mathematics. The research carried out was of the type of development research. The steps of this research implementation refer to the steps put forward by Plomp, namely the preliminary research stage, the prototyping stage, and the assessment phase, but this research is limited to prototyping. The validity of the media developed was tested by mathematics education experts, linguists, product-design experts, and mathematics teachers. The validation results show that the developed prototype is valid. Keywords: Simulative media, travel games, Wetlands Environment
PENALARAN KOVARIASIONAL MAHASISWA DALAM MEMODELKAN GRAFIK HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN KECEPATAN Taufiq Hidayanto; Iskandar Zulkarnain; Kamaliyah Kamaliyah; Ismail Ismail
JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Vol 13, No 2 (2020): JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Volume 13 Nomor 2 Agustus
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.488 KB) | DOI: 10.30870/jppm.v13i2.8380

Abstract

 Penalaran kovariasional merupakan salah satu bentuk penalarana matematis yang perlu dimiliki seseorang baik untuk memahami konsep maupun menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Realitanya bahwa penalaran kovariasional mahasiswa tergolong rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penalaran kovariasional mahasiswa dalam memodelkan hubungan antara waktu dan kecepatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek sebanyak 87 mahasiswa semester 3. Analisis data yang dilakukan yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penalaran kovariasional mahasiswa terbagi menjadi 5 kategori, yaitu mahasiswa memodelkan grafik namun tidak bermakna, Mahasiswa memodelkan grafik dengan menggeneralisasi masalah, mahasiswa memodelkan grafik yang terus naik sehingga tidak sesuai konteks, mahasiswa memodelkan grafik yang perubahan bentuknya tidak sesuai konteks, dan mahasiswa memodelkan grafik dengan rinci dan sesuai konteks. Kata kunci: penalaran kovariasional, memodelkan grafik, waktu dan kecepatan
Workshop Pembuatan Soal Matematika Berbantukan Google form serta Teknik Analisis Validitas-Reliabilitasnya bagi Guru Peserta MGMP Matematika MTs dan MA Kota Banjarmasin Karim Karim; Taufiq Hidayanto; Kamaliyah Kamaliyah; Maulana Fatiehurrizqie Arrasyid
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i3.2518

Abstract

Covid-19 telah menjadi pandemi dan melanda di bebagai negara di dunia. Pandemic ini berdampak pada pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Menjawab tantangan tersebut, kementerian menerbitkan surat edaran terkait kebijakan pembelajaran dan tentang pedoman pembelajaran pada masa pandemi covid-19. Salah satu bentuk kebijakan di dunia pendidikan adalah pelaksanaan program belajar dari rumah dengan memangfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran yang memanfaatkan TIK adalah pembelajaran daring. Namun, tidak semua guru mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran secara daring dengan memanfaatkan platform yang tersedia. Oleh karena itu, perlu diadakan pelatihan evaluasi Pembelajaran Matematika pada masa Pendemi Covid 19 beserta teknik analisis validitas-reliabilitasnya bagi Guru Peserta MGMP Matematika MTs dan MA di Kota Banjarmasin. Melalui workshop ini, pemahaman peserta terkait google form untuk pembuatan soal evaluasi matematika mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0.931 (dengan rentang skor 0 sampai 10). Berdasarkan hasil tersebut, tim menyarankan perlunya kolaborasi antara dosen perguruan tinggi bersama MGMP Matematika untuk terus bersinergi dalam memajukan kualitas pendidikan.  Covid-19 has become a pandemic and has hit several countries in the world. This pandemic has had an impact on the implementation of education in Indonesia. Responding to these challenges, the ministry issued a circular regarding learning policies and learning guidelines during the Covid-19 pandemic. One form of policy in education is the implementation of a home learning program using information and communication technology. Learning that uses ICT is online learning. However, not all teachers can carry out online learning evaluations by utilizing the available platforms. Therefore, it is necessary to hold a Mathematics Learning evaluation training during the Covid 19 pandemic and validity-reliability analysis techniques for MTs and MA Mathematics MGMP Participants in Banjarmasin City. Through this workshop, the participants' understanding regarding the google form for making math evaluation questions increased by an average of 0.931 (with the score range of 0 to 10). Based on these results, the team suggested the need for collaboration between college lecturers and the Mathematics MGMP to continue working together to advance the quality of education. 
Pengembangan Tes Formatif Aritmatika Sosial Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan Konteks Lingkungan Lahan Basah Rinda Sari; Chairil Faif Pasani; Taufiq Hidayanto
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v10i1.12927

Abstract

Salah satu materi SMP kelas VII adalah aritmatika sosial. Materi ini sangat penting dijadikan sebagai bekal menjalani kehidupan di masyarakat dan melatih siswa untuk berpikir kreatif serta kritis dalam melaksanakan kegiatan jual-beli. Sejalan dengan kurikulum 2013, dimana kurikulum ini mendorong adanya keterampilan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Pada pelaksanaannya tidak semua kemampuan HOTS dapat tersaji, dikarenakan kendala waktu pengerjaan dan kemampuan siswa. Selain itu, soal masih berkonteks lingkungan sekolah sehingga belum memuat konteks lahan basah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan tes formatif yang dapat mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan kontekstual. Menghasilkan perangkat tes formatif berbasis HOTS materi aritmatika sosial dengan konteks lingkungan lahan basah yang valid menjadi tujuan dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan model formative research yang diadaptasi dari Tessmer. Tahapan penelitian hanya dilakukan sampai tahap expert reviews dikarenakan kondisi pandemi Covid-19. Validasi dilakukan oleh tiga orang ahli. Hasil penelitian berupa 30 butir soal tes formatif pilihan ganda berbasis HOTS. Berdasarkan kevalidan tes formatif diperoleh skor rata -rata sebesar 3,49 dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Dengan demikian kriteria kevalidan tes formatif matematika pada materi aritmatika sosial berbasis HOTS untuk siswa SMP kelas VII dengan konteks lingkungan lahan basah dikatakan sangat valid. Kata kunci: tes formatif, aritmatika sosial, HOTS, konteks lingkungan lahan basah Abstract: One of the material for SMP class VII is social arithmetic. This material is very important as a provision to live life in society and train students to think creatively and critically in carrying out buying and selling activities. In line with the 2013 curriculum, this curriculum encourages Higher Order Thinking Skills (HOTS). In practice, not all HOTS abilities can be presented, due to time constraints and student abilities. In addition, the question is still in the context of the school environment so that it does not include the context of wetlands. To overcome these problems, formative tests are needed that can hone students' higher-order and contextual thinking skills. Generating a formative test kit based on HOTS social arithmetic material with a valid wetland environmental context is the goal of this research. The research method used is development research with a formative research model adapted from Tessmer. The research stage was only carried out until the expert reviews stage due to the Covid-19 pandemic. Validation was carried out by three experts. The results of the study were 30 items of the HOTS-based multiple choice formative test. Based on the validity of the formative test, an average score of 3.49 was obtained in terms of material, construction, and language. Thus, the criteria for the validity of the mathematical formative test on HOTS-based social arithmetic material for seventh grade junior high school students with the context of a wetland environment are said to be very valid. Keyword: formative tests, social arithmetic, HOTS, wetland environmental context
Pengembangan LKPD Elektronik Materi Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-Siku Berbasis Etnomatematika Muhammad Riza; Noor Fajriah; Taufiq Hidayanto
Jurnal Derivat: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Derivat (Juli 2022)
Publisher : Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1406.919 KB) | DOI: 10.31316/j.derivat.v9i1.2275

Abstract

Online learning was an option during the COVID-19 pandemic, so teachers cannot directly see the activities of their students. Therefore, exciting teaching materials were needed and facilitate independent learning for students. Based on this, an electronic LKPD for trigonometric comparisons in ethnomathematical-based right triangles was developed in the cultural heritage buildings of Banjarmasin City. The purpose of this research was to produce valid LKPD. This study uses the research and development (RnD) method with a 4D model but was carried out only up to three stages: define, design, and develop. The results of material validation based on aspects: format, content, language, and culture were declared valid. Meanwhile, based on media validation, which was seen from the elements: design and ease of operation are also categorized as accurate, so an ethnomathematics-based electronic LKPD was obtained in a valid Banjarmasin City cultural heritage building. Electronic LKPD still needs to be tested on students to be used in the learning process.Keyword: Electronic student worksheets, trigonometric comparisons, ethnomathematics, cultural heritage buildings.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MENYUSUN SOAL LITERASI MATEMATIKA KONTEKS LINGKUNGAN LAHAN BASAH Taufiq Hidayanto; Kamaliyah Kamaliyah; Muhammad Rayhan Ramadhan; Muhammad Alif Anwar
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v10i2.14595

Abstract

Agar dapat menemukan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan penerapan matematika di kehidupan sehari-hari, siswa harus mempunyai literasi matematika yang baik. Namun, hasil PISA menunjukkan bahwa literasi matematika siswa di Indonesia masih belum memuaskan. Untuk itu, perlu ada upaya peningkatan mutu pendidikan yang salah satunya fokus pada standar proses pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan diawali dengan penyiapan guru yang kredibel. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menelusuri kemampuan mahasiswa calon guru dalam penyusunan soal literasi matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan mahasiswa pendidikan matematika dalam menyusun soal literasi matematika konteks lingkungan lahan basah perlu dilakukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 42 mahasiswa prodi Pendidikan Matematika. Mahasiswa diberi tugas untuk membuat soal literasi matematika, selanjutnya setiap soal yang telah dibuat dinilai oleh peneliti dan tiga orang penilai dengan latar belakang dosen Pendidikan matematika. Hasil penilaian terhadap soal yang dikembangkan oleh mahasiswa, didapat rata-rata mahasiswa berkemampuan baik dalam menyusun soal literasi matematika konteks lingkungan lahan basah. Meskipun demikian, masih ada mahasiswa yang berkemampuan kurang baik dan tidak baik. Kata kunci: Menyusun soal, Literasi Matematika, Mahasiswa, Lingkungan Lahan Basah Abstract: In order to find solutions to problems related to the application of mathematics in everyday life, students must have good mathematical literacy. However, the PISA results show that students' mathematical literacy in Indonesia is still not satisfactory. For this reason, there needs to be an effort to improve the quality of education, one of which focuses on learning process standards. Improving the quality of education begins with the preparation of credible teachers. One of the efforts that can be made is to trace the ability of prospective teacher students in developing mathematical literacy questions. This study aims to identify the abilities of mathematics education students in developing mathematical literacy questions in the context of a wetland environment. The research method used is descriptive qualitative. The subjects in this study were 42 students of Mathematics Education Study Program. Students were given the task of developing math literacy questions, then each question that had been made was assessed by the researcher and three assessors with a background in mathematics education lecturers. The results of the assessment of the questions developed by students showed that on average students had good skills in developing mathematical literacy questions in the context of the wetland environment. Even so, there are still students who have poor and not good abilities.Keywords: Developing questions, Mathematical Literacy, Students, Wetland Environment.
PENGEMBANGAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 5 MENGGUNAKAN KONTEKS LAHAN BASAH Amelia Fatmawati; Chairil Faif Pasani; Taufiq Hidayanto
JURMADIKTA Vol 2 No 2 (2022): JURMADIKTA
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.357 KB) | DOI: 10.20527/jurmadikta.v2i2.1242

Abstract

PISA merupakan suatu studi yang dilaksanakan tiga tahun sekali oleh OECD. PISA bertujuan untuk mengukur literasi matematika peserta didik. Namun, kemampuan literasi matematika peserta didik Indonesia dalam menjawab soal PISA level 5 masih rendah. Agar matematika menjadi lebih dekat dengan lingkungan peserta didik, maka sebagai salah satu peningkatan kemampuan literasi matematika peserta didik dilakukan pengembangan soal matematika model PISA level 5 menggunakan konteks lahan basah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan soal matematika model PISA level 5 menggunakan konteks lahan basah yang valid dan praktis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan dengan model Tessmer tipe formative research yang terdiri dari tahap preliminary dan tahap formative evaluation yang meliputi self evaluation, expert reviews, one-to-one, small group, dan field test tetapi penelitian ini hanya sampai pada small group. Pada penelitian ini data dikumpulkan menggunakan tes dan angket. Data dianalisis secara kualitatif berdasarkan kritik dan saran validator serta siswa, dan secara kuantitatif berupa skor yang diperoleh dari lembar validasi dan lembar angket kepraktisan soal. Hasil rata-rata total seluruh aspek yang didapat pada penelitian ini adalah 3,66 dengan kategori valid dan 4,04 dengan kategori praktis. Dengan demikian, soal matematika model PISA level 5 menggunakan konteks lahan basah memenuhi kriteria valid dan praktis.
PENGEMBANGAN TES FORMATIF SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERBASIS HOTS DENGAN KONTEKS MASJID SULTAN SURIANSYAH Nor Laila Purnama Sari; Hidayah Ansori; Taufiq Hidayanto
JURMADIKTA Vol 2 No 2 (2022): JURMADIKTA
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.422 KB) | DOI: 10.20527/jurmadikta.v2i2.1258

Abstract

Pendidikan abad 21 memberikan tantangan kepada guru, siswa, maupun penyelenggara pendidikan. Pada abad ini penting untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, dimana saat ini Indonesia menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum ini juga menuntut dari segi materi pelajaran adanya kebermaknaan, agar dapat menyentuh aspek kehidupan siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui tes dengan konteks budaya setempat. Disisi lain, sebagian siswa kurang mendapati soal yang berkaitan dengan budaya. Salah satu kebudayaan Kalimantan Selatan ialah Masjid Sultan Suriansyah, kebudayaan ini dapat dikaitkan dengan materi matematika yakni materi segitiga dan segiempat, dimana KD dari materi ini merujuk pada KKO HOTS untuk mengarahkan siswa mampu berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini menghasilkan tes formatif berbasis HOTS dengan konteks Masjid Sultan Suriansyah pada materi segitiga dan segiempat berbentuk pilihan ganda yang valid. Metode penelitian yang digunakan diadaptasi dari Tessmer yaitu R&D dengan model formative research. Teknik analisis data yang digunakan yaitu kuantitatif dan kualitatif, diperoleh dari penilaian dan saran dari 3 orang validator. Penelitian ini menghasilkan 22 butir soal berbentuk pilihan ganda, dimana dari segi materi, konstruksi, bahasa, dan aspek tambahan memenuhi kriteria valid dengan kategori sangat valid serta mendapat VR sebesar 3,69.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS ETNOMATEMATIKA BUDAYA BANJAR PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP/MTS Helda Rahmawati; Karim Karim; Taufiq Hidayanto
JURMADIKTA Vol 2 No 3 (2022): JURMADIKTA
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.801 KB) | DOI: 10.20527/jurmadikta.v2i3.1374

Abstract

Budaya Banjar merupakan salah satu budaya yang mendominasi di Kalimantan Selatan yang perlu diperkenalkan untuk menumbuhkan sikap menghargai dan menjunjung tinggi arti kebudayaan kepada peserta didik. Pengembangan LKPD berbasis kebudayaan Banjar merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sekaligus dapat memperkenalkan serta menumbuhkan sikap menghargai dan menjunjung tinggi arti budaya Banjar itu sendiri. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD berbasis etnomatematika budaya Banjar pada materi teorema Pythagoras kelas VIII SMP/MTs. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (research and development) model Plomp. Model Plomp yang digunakan terdiri dari empat fase yaitu diantaranya fase investigasi awal, fase perancangan, fase realisasi/konstruksi, fase tes, evaluasi, dan revisi. Pada fase tes, evaluasi, dan revisi dilakukan uji validitas oleh tiga validator ahli dan uji kepraktisan oleh peserta didik. Hasil uji validitas terhadap perangkat pembelajaran berupa LKPD yang dikembangkan menunjukkan LKPD mencapai kriteria sangat valid dan hasil uji kepraktisan menunjukkan LKPD mencapai kriteria praktis. Sehingga, dihasilkan perangkat pembelajaran berupa LKPD berbasis etnomatematika budaya Banjar materi teorema Pythagoras SMP/MTs kelas VIII yang valid dan praktis.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM) NUMERASI KONTEKS KEARIFAN LOKAL KALIMANTAN SELATAN UNTUK SISWA SMA Mahpi Aulia; Karim Karim; Taufiq Hidayanto
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v11i1.15505

Abstract

Kurangnya sumber referensi soal-soal Assessmen Kompetensi Minimum (AKM) numerasi yang membuat siswa SMA kurang terampil menyelesaikan masalah dalam AKM yang dilaksanakan oleh sekolah. Oleh karena itu, diperlukan kesediaan soal-soal AKM numerasi untuk siswa SMA. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan instrumen AKM numerasi konteks kearifan lokal Kalimantan Selatan untuk siswa SMA. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan model Plomp. Subjek uji coba penelitian adalah 35 siswa kelas XI MIPA 5 SMAN 7 Banjarmasin. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen validasi ahli, angket respon siswa, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan: (1) instrumen AKM numerasi termasuk valid secara logis karena nilai validitasnya sebesar 3,85 dengan kategori valid, (2) setiap butir soal dalam instrumen AKM numerasi termasuk valid secara empiris karena nilai validitas butir soal dengan tingkat signifikansi 5% antara r-hitung r-tabel atau r-hitung , (3) instrumen AKM numerasi termasuk praktis karena nilai kepraktisannya sebesar 4,03 dengan kategori praktis. Dengan demikian, instrumen AKM numerasi konteks kearifan lokal Kalimantan Selatan yang dikembangkan berkategori valid dan praktis. Kata kunci: AKM, Numerasi, Kearifan Lokal. Abstract: The lack of reference sources of Minimum Competency Assessment (MCA) questions in numeration part makes high school students less skilled in solving problems in the MCA carried out by schools. Therefore, this study aims to produce a numeration instrument of MCA in the context of South Kalimantan local wisdom for Senior High School. This research includes development research using the Plomp model. The subjects of the research trial were 35 students of eleventh grade of SMAN 7 Banjarmasin. Data collection techniques used expert validation instruments, student response questionnaires, and tests. The results showed: (1) the numeration instrument of MCA was logically valid because the validity value was 3.85 with a valid category, (2) each item in the numeration AKM instrument was empirically valid because the value of the validity of the items with a significance level of 5% was between r-calculation > r table or r-calculation > 0.334, (3) The numeration AKM instrument is considered practical because its practicality value is 4.03 in the practical category. Thus, the numeration instrument of MCA in the context of South Kalimantan that have been developed are categorized as valid and practical. Keywords: Minimum Competency Assessment (MCA), Numeration, Local Wisdom.