Banjir di DAS Tiung terjadi akibat meluapnya Sungai Tiung karena penampang sungai mengalami pendangkalan dan penyempitan. Penyebabnya berkaitan erat dengan kegiatan pendulangan intan yang tidak terkendali, mengakibatkan tanah menjadi gersang dimana resisten terhadap erosi, sehingga mengalirkan endapan ke alur sungai. Oleh karena itu diperlukan studi untuk menentukan besar debit banjir rencana dalam periode 25 tahun, sekaligus meninjau profil muka air sungai terhadap kondisi eksisting, yang akhirnya dapat dijadikan acuan dalam usaha pengendalian banjir.Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis sungai tiung dalam rangka pengendalian banjir, dalam menganalisis Sungai Tiung ini, diperlukan beberapa analisis seperti analisis hidrologi yang mencakup analisis curah hujan maksimum dengan metode Probabilitas Frekuensi (Log Normal,Gumbel dan Log Pearson Tipe III) dan analisis debit banjir rancangan dengan metode empiris seperti metode Rasional praktis,Hasper, Der Weduwen, dan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu.Pada analisis hidrolika , dalam penentuan elevasi muka air dan dimensi saluran normalisasi untuk debit periode 25 tahun digunakan program bantu Hec-Ras 3.0. Sedangkan analisis stabilitas lereng didukung dengan program bantu Xstable yang mengacu pada Modified Bishop Method.Hasil analisis hidrologi memperlihatkan besar banjir periode 25 tahun menunjukkan harga debit sebesar 54,826 m3/d dan berdasarkan hasil analisis hidraulika, besarnya dimensi saluran normalisasi untuk periode tersebut adalah 9 m (lebar dasar) dan 3,6 m (tinggi saluran) dengan talud 1: 1,5. Jarak air yang melimpas di kiri dan kanan tepi alur sungai diprediksi sebesar 8,12 m untuk periode ulang 50 tahun. Nilai keamanan terhadap keruntuhan lereng (SF) diperoleh 2,33 untuk bagian hulu dan 1,903 untuk bagian hilir dengan menggunakan program Xstable.