Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ADSORPSI BAHAN ORGANIK ALAMI (BOA) AIR GAMBUT PADA TANAH LEMPUNG GAMBUT ALAMI DAN TERAKTIVASI: STUDI KESETIMBANGAN ISOTERM DAN KINETIKA ADSORPSI Mahmud Mahmud; Suprihanto Notodarmojo; Tri Padmi; Prayatni Soewondo
INFO-TEKNIK Vol 13, No 1 (2012): INFOTEKNIK VOL. 13 NO. 1 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/infotek.v13i1.1813

Abstract

Tanah lempung gambut (TLG) merupakan tanah lempung yang berada di bawah lapisan tanah gambut. Keberadaannya di Indonesia sangat berlimpah dan potensial digunakan sebagai adsorben murah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model isoterm dan model kinetika yang sesuai pada adsorpsi bahan organik alami (BOA)terhadap TLG, sehingga dapat membantu mempelajari mekanisme penyisihan yang terjadi. Fraksi BOA yang hidrofobik dan BOA dengan BM besar memberikan kontribusi yang paling besar terhadap warna air gambut. Pada pH asam, komponen BOA air gambut dengan SUVA rendah (fraksi hidrofilik dan BM rendah) lebih baik disisihkan oleh adsorben TLG, dan sebaliknya pada pH yang lebih tinggi komponen BOA dengan SUVA tinggi yaitu BOA dengan karakter hidrofobik, aromatik dan BM tinggi dapat disisihkan dengan lebih baik. Pada tahap-tahap awal adsorpsi sampai waktu kontak 10 menit, fraksi BOA dengan SUVA besar merupakan fraksi BOA yang paling mudah diadsorp oleh TLG, dan pada tahap selanjutnya yaitu waktu kontak >10menit, TLG dapat mengadsorp fraksi BOA dengan SUVA kecil. Model isoterm Langmuir merupakan model isoterm yang sesuai untuk adsorpsi BOA air gambut terhadap TLG alami, sedangkan model isoterm Freundlich sesuai untuk adsorpsi BOA terhadap TLG teraktivasi dan PAC. Model kinetika pseudo-second-order adalah model kinetika yang cocok digunakan untuk adsorpsi BOA air gambut terhadap ketiga jenis adsorben: TLG alami, TLG teraktivasi dan PAC.
EFISIENSI TANAMAN EQUISETUM HYMALE DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN FOSFAT AIR LIMBAH LAUNDRY MENGGUNAKAN SISTEM CONSTRUCTED WETLAND Wulanda Anggi Munuqy; Prayatni Soewondo
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi Lingkungan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jtl.v2i2.28756

Abstract

Air limbah laundry mengandung berbagai polutan salah satunya Fosfat, yang berpotensi mencemari lingkungan jika tidak diolah dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevalusai efektifitas sistem constructed wetland menggunakan tanaman Equisetum hyemale dalam menurunkan kadar fosfat dan parameter polutan lainnya pada air limbah laundry. Sistem constructed wetland dirancang dengan pasir dilengkapi dengan tanaman Equisetum hyemale sebagai agen fitoremediasi. Air limbah laundry dialirkan melalui sistem selama 5 hari, sampel dianalisis setiap hari dengan 3 interval waktu untuk mengukur parameter pH dan Fosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem constructed wetland dengan Equisetum hyemale mampu menurunkan kadar fosfat hingga 96,75% dalam waktu 5 hari. Efektifivitas sistem ini menunjukkan bahwa Equisetum hyemale memiliki potensi sebagai agen fitoremediasi yang efektif dalam mengurangi kandungan polutan pada air limbah laundry. Fitoadsorpsi menjadi mekanisme utama dalam penyisihan fosfat oleh Equisetum hyemale sesuai dengan model kinetika orde pertama dengan R2 0,9014.
Analisis Kinetika Laju Pertumbuhan Lumpur Aktif Artificial menggunakan Karbon Aktif pada Tahap Seeding Priyoharjo, Angga Mustofa; Prayatni Soewondo
Jurnal Serambi Engineering Vol. 10 No. 3 (2025): Juli 2025
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Textile industry WWTP systems generally use chemical and biological activated sludge. Activated sludge systems tend to require a long retention time and are less effective in degrading color. One technology that can be developed is the improvisation of activated sludge microorganisms with the addition of powdered activated carbon. This research is to develop a combination technology of powdered activated carbon addition in the seeding stage and see its effect on the growth rate of microorganisms during the seeding and acclimatization stages. The initial stage was a seeding process using liquid starter bacteria carried out in 5 reactors with a capacity of 5 L, with the dose of activated carbon addition in reactors 1, 2, 3, 4 and 5 namely 0 mg/l, 100 mg/l, 400 mg/l, 800 mg/l and 1000 mg/l and a blank reactor with only activated carbon without the addition of starter bacteria. Parameters observed during the study were DO, pH, MLSS and COD values. The seeding process is carried out for 28 days until the MLSS reaches 2000 mg/l, followed by an acclimatization stage which is carried out for 30 days with a COD value set at 1000 mg/l using an artificial substrate. At the seeding stage, the optimal reactor was R5, which was based on the increase in MLSS over time and the kinetics of growth rate as a µmax value of 0.2179 days⁻¹ and acclimatization stages 1 and 2 with µmax values of 0.0853 days⁻¹ and 0.0959 days-1, respectively.