Tuti Arlita
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penilaian Kesehatan Pohon dengan Metode Forest Health Monitoring di Agroforestri Kopi Kawasan Lindung Desa Kekuyang Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah Fauziah Ariesta Siregar; Tuti Arlita; Essy Harnelly
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.219 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24397

Abstract

Abstrak. . Salah satu cara memelihara kelestarian kawasan lindung melalui kesehatan hutan. Kawasan lindung Desa Kekuyang Kecamatan Ketol yang memiliki luas 3.814,1 ha merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki banyak persebaran pohon. Tindakan penilaian kesehatan hutan perlu dilaksanakan untuk mengetahui kesehatan dan kerusakan pohon. Pemantauan kesehatan pohon menghasilkan status kesehatan hutan yang terdiri dari persen hidup tanaman, organisme penyebab kerusakan, tingkat keparahan kerusakan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penilaian kesehatan pohon penting dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan pohon di agroforestri kopi di kawasan lindung Desa Kekuyang Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Manfaat dari kesehatan pohon adalah sebagai alat untuk mengetahui status, perubahan, dan kecenderungan kondisi suatu hutan serta memberikan rekomendasi kepada para pengelola hutan untuk pengambilan keputusan berdasarkan data yang sudah ada. Pengambilan data indikator kesehatan kawasan  lindung dilakukan dengan metode forest health monitoring (FHM). Penggunaan metode ini dilakukan dengan membuat plot untuk menentukan sampel yang dapat mewakili populasi. Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (global positioning system), meteran,  pita meter, kamera, kalkulator, alat tulis, dan papan ujian. Bahan yang akan digunakan adalah lembar pengamatan tally sheet. Simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah kondisi kesehatan pohon di agroforestri kurang sehat.Tree Health Assessment Using Forest Health Monitoring Method in Protected Area Of Kekuyang Village, Ketol Sub-District, Central Aceh District.Abstract. One way to preserve protected areas is through forest health. The protected area of Kekuyang Village, Ketol Sub-district, which has an area of 3,814.1 ha, is a nature conservation area that has a lot of tree distribution. Forest health assessment measures need to be implemented to determine the health and damage of trees. Tree health monitoring produces a forest health status consisting of percent plant life, organisms that cause damage, severity of damage, and factors that influence it. The benefits of tree health are as a tool to determine the status, changes, and trends in the condition of a forest and provide recommendations to forest managers for decision making based on existing data. Data collection on protected area health indicators was conducted using the forest health monitoring (FHM) method. The use of this method is done by making plots to determine samples that can represent the population. The tools that will be used in this research are GPS (global positioning system), meter, tape meter, camera, calculator, stationery, and exam board. The material to be used is a tally sheet observation sheet. The conclusion that can be obtained from this research is that the health condition of trees in agroforestry is less healthy.
Kontribusi Komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu dan Pertanian Pada Hutan Kemasyarakatan di Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara Ira Asmawar Butar-Butar; Tuti Arlita; Fikrinda Fikrinda
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.883 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24466

Abstract

Abstrak. Hutan Kemasyarakatan (HKm) merupakan suatu bentuk pengelolaan hutan yang melibatkan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan komoditas pertanian yang terdapat di sekitar hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis komoditas HHBK dan pertanian yang dimanfaatkan serta kontribusinya terhadap pendapatan masyarakat HKm Rencong di Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Lokasi penelitian terletak di Desa Blang Mane dan Desa Peureupok Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat HKm Rencong memanfaatkan tiga jenis komoditas HHBK dan empat jenis komoditas pertanian. Jenis komoditas HHBK yang dimanfaatkan yaitu jernang (Daemonorop draco) janeng (Dioscorea hispida) dan madu (Apis dorsata). Jenis komoditas pertanian yaitu pinang (Areca catechu), kakao (Theobroma cacao), jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa L.). Kontribusi komoditas HHBK terhadap pendapatan masyarakat HKm Rencong sebesar 25,66% sedangkan komoditas pertanian adalah 74,34%. Pendapatan total masyarakat yang berasal dari komoditas HHBK dan komoditas pertanian Rp. 424.952.000,00 dengan rata-rata Rp. 11.198.261,48. Contribution of Non-Timber Forest Products and Agricultural Commodities in Rencong Community Forest in Paya Bakong Sub-District North Aceh DistrictAbstract. Community Forestry is a form of forest management that involves the community in managing and utilizing non-timber forest product commodities and agricultural commodities found around the forest. This study aims to determine the types of non-timber forest product and agricultural commodities used and their contribution to the income of the HKm Rencong community in Paya Bakong District, North Aceh Regency. This study used a purposive sampling method. The research location is located in Blang Mane Village and Peureupok Village, Paya Bakong District, North Aceh Regency. The results showed that the people of HKm Rencong utilized three types of non-timber forest product commodities and four types of agricultural commodities. The types of non-timber forest product commodities used are jernang (Daemonorop draco) janeng (Dioscorea hispida) and honey (Apis dorsata). The types of agricultural commodities are areca nut (Areca catechu), cocoa (Theobroma cacao), ginger (Zingiber officinale) and turmeric (Curcuma longa L.). The contribution of non-timber forest product commodities to the income of the HKm Rencong community is 25,66%, while agricultural commodities are 74,34%. The total income of the community from non-timber forest product commodities and agricultural commodities is Rp. 424,952,000.00 with an average of Rp. 11,198,261.48.
Studi Tingkat Kesejahteraan Rusa Sambar (Cervus unicolor) Taman Rusa Sibreh, Aceh Besar Saidil Mubarak; Tuti Arlita; Erdiansyah Rahmi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.402 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18670

Abstract

Abstrak. Terdapat 40 jenis spesies rusa di seluruh dunia (Ariantiningsih, 2000), lima diantaranya ada di Indonesia yaitu rusa sambar (Cervus unicolor), rusa bawean (Axis kuhlii), rusa timor (Cervus timorensis), kijang kuning (Muntiacus atherodes) dan kijang muncak (Muntiacus muntjak). Hasil penelitian menunjukan tingkat kesejahteraan rusa sambar pada Taman Rusa Sibreh mendapatkan total nilai terbobot rata-rata 65,78%. Penerapan aspek bebas dari rasa lapar dan haus pada rusa sambar dinilai sudah cukup baik, namun masih ada kekurangan dalam indikator seperti kuantitas pakan yang kurang mencukupi dan pemberian pakan oleh pengunjung yang tidak terkontrol dan tidak ada peraturan khusus bagi pengunjung.Study of Welfare Level of Sambar Deer (Cervus unicolor) in Taman Rusa Sibreh, Aceh BesarAbstract. There are 40 types of deer species worldwide (Ariantiningsih, 2000), five of which are in Indonesia, namely the sambar deer (Cervus unicolor), bawean deer (Axis kuhlii), timor deer (Cervus timorensis), yellow deer (Muntiacus atherodes), and deer muncak (Muntiacus muntjak). The results showed that the welfare level of the Sambar Deer at the Sibreh Deer Park obtained a total weighted average value of 65.78%. The application of the free aspect of hunger and thirst in sambar deer is considered quite good, but there are still deficiencies in indicators such as insufficient feed quantity and uncontrolled feeding by visitors and no special regulations for visitors.
Analisis Strategi Pembangunan Hutan Kota ( Studi Kasus Taman Hutan Kota Langsa) Taufiq Kinandar; Tuti Arlita; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.299 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22665

Abstract

Abstrak. Kota Langsa, kota berkembang terletak sekitar 400 Km dari kota Banda Aceh. Kota langsa sebelumnya berstatus administratif berdasarkan keputusan Nomor 64 Tahun 1991 tentang pembentukan kota administratif. Langsa kemudian diberikan status kota oleh Undang – Undang Nomor 3 tahun 2001. Sebagian besar wilayah Kota Langsa dikelilingi perkebunan kelapa sawit serta terjadi alih fungsi lahan yang disebabkan oleh masyarakat guna untuk pemukiman serta pihak – pihak pengusaha. Guna mengatasi permasalahan tersebut, penerapan konsep hutan kota dalam perencanaan tata kota merupakan metode yang efektif dan efisien serta memberikan peluang bagi penerapan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode survei sosial. untuk mendapatkan data, baik faktor-faktor pendukung maupun faktor-faktor penghambat dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Responden yang diwawancarai adalah pihak pengelola dan pengunjung Taman Hutan Kota Langsa dengan jumlah 40 responden. Data dan informasi yang terkumpul selanjutnya diolah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengidentifikasi permasalahan eksternal dan internal serta implementasi pembangunan hutan Kota Langsa. Analisis SWOT untuk menentukan strategi dalam pembangunan hutan kota dengan tujuan mendapatkan strategi terbaik dalam pembangunan hutan Kota Langsa sesuai kondisi pada saat ini. Kemudian menghasilkan strategi pembangunan taman hutan kota langsa berada kuadran I atau berada pada posisi progresif strategi (+,+), dimana posisi ini menandakan sebuah pengelola Taman Hutan Kota Langsa memiliki banyak peluang, namun juga sangat memiliki kekuatan. Hal ini menunjukan bahwa program pengembangan strategi Taman Hutan Kota meski banyak peluang namun dapat memanfaatkan kekuatan dari faktor kekuatan internal untuk menghindari dan mengurangi ancaman eksternal. Adapun strategi yang dipilih sesuai dengan posisi kuadran I, yaitu strategi progresif. Penerapan strategi melalui pemanfaatan seluruh kekuatan internal yang dimiliki Taman Hutan Kota langsa untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Penguatan peran Pemerintah Daerah untuk pengelolaan hutan Langsa Provinsi Aceh melalui berbagai kegiatan edukasi dan advokasi penglolaan hutan kota. Perlunya peningkatan pemanfaatan sumberdaya manusia (masyarakat dan pemerintah) dan pemanfaatan lahan masyarakat setempat sehingga perekonomian masyarakat sekitar dapat ditingkatkan.Urban Forest Develoment Strategy Anallysis Case Study Langsa City Forest Park, Langsa City, Aceh ProvinceAbstract. Langsa City, a developing city located about 400 Km from the city of Banda Aceh. Langsa city previously had administrative status based on Decree No. 64/1991 on the formation of an administrative city. Langsa was then given the status of a city by Law No. 3 of 2001. Most of the area of Langsa City is surrounded by oil palm plantations and there has been a conversion of land caused by the community for settlement and business parties. In order to overcome these problems, the application of the concept of urban forest in urban planning is an effective and efficient method and provides opportunities for the application of the concept of environmentally sound development. This study uses a social survey method. to get data, both supporting factors and inhibiting factors were carried out by means of in-depth interviews. Respondents who were interviewed were the managers and visitors of Langsa City Forest Park with a total of 40 respondents. The data and information collected are then processed in accordance with the objectives to be achieved in this study. The data analysis used is descriptive analysis to identify external and internal problems as well as the implementation of Langsa City forest development. SWOT analysis to determine strategies in urban forest development with the aim of getting the best strategy in Langsa City forest development according to current conditions. Then produce a strategy for the development of the Langsa urban forest park in quadrant I or in a strategic progressive position (+,+), where this position indicates a manager of the Langsa City Forest Park has many opportunities, but also has great strength. This shows that the Urban Forest Park strategy development program, although there are many opportunities, can take advantage of the strengths of internal strength factors to avoid and reduce external threats. The strategy chosen is in accordance with the position of quadrant I, namely the progressive strategy. Implementation of the strategy through the use of all internal strengths owned by Langsa City Forest Park to take advantage of existing external opportunities. Strengthening the role of the Regional Government for the management of the Langsa forest in Aceh Province through various educational activities and advocacy for urban forest management.