T. Fauzi
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Perbandingan Permintaan Bawang Bombai dan Bawang Merah Aceh di Kota Banda Aceh Tessya Astari; Otto Nur Abdullah; T. Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 4 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.8 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i4.15828

Abstract

Abstrak. Bawang merah  merupakan komoditas sayuran umbi yang populer dikalangan masyarakat yang telah lama dibudidayakan di Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan daya beli masyarakat yang cenderung naik. Kota Banda Aceh tidak cukup untuk melakukan supply bawang merah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi, sehingga didatangkan bawang merah dari beberapa daerah diantaranya Kota Medan. Bawang merah Medan merupakan jenis bawang bombai yang di impor dari India, Cina, dan Thailand dan dipasok melalui distributor dari Kota Medan. Perbedaan harga jual bawang merah, jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan keluarga menjadi penyebab terjadinya perbedaan permintaan antara bawang bombai dan bawang merah Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan  permintaan antara bawang bombai dan bawang merah Aceh pada konsumen di Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan di pasar peunayong menggunakan 60 sample diantaranya 30 orang konsumen bawang bombai, dan 30 orang konsumen bawang merah Aceh. Data dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linier beganda, uji t, uji F, dan koefisien determinasi (R2).  Hasil penelitian menunjukkan permintaaan bawang bombai dipengaruhi oleh harga bawang bombai, dan pendapatan keluarga. Sedangkan permintaan bawang merah Aceh dipengaruhi oleh harga bawang merah Aceh, dan jumlah tanggungan keluarga.Comparative Analysis of The Demand for Onions and Aceh’s Shallots in Banda Aceh CityAbstract. Shallots are a popular  root vegetable commodity that has been cultivated in Indonesia for a long time. Community needs for shallots from year to year have increased along with population growth and people's purchasing power tends to go up. The city of Banda Aceh is not sufficient to supply shallots to fulfill the community needs whice are quite high, so onions are imported from several regions including the city of Medan. Medan shallot is a type of onion imported from India, China, and Thailand and supplied through distributors from Medan City. The difference in the selling price of shallots, the  number of familydependents and family income is the cause of the difference in demand between Aceh's onions and shallots. This study aims to analyze the differences in demand between onions and Aceh shallots and among consumers in the city of Banda Aceh. This research was conducted at the Peunayong market using 60 samples, including 30 consumers of onions, and 30 consumers of Aceh's shallots. Data were analyzed using multiple regression analysis, t test, F test, and the coefficient of determination (R2) .The results showed that the demand for onions are influenced by the price of onions and family income. Meanwhile, the demand for Aceh's shallots are influenced by the price of Aceh's shallots and the number of family dependents.
Analisis Pemasaran Bawang Merah (Allium cepa) di Desa Lam manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Nurida Arafah; Elvira Iskandar; T. Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.451 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v2i1.2259

Abstract

Bawang merah merupakan  komoditi holtikurtura yang tergolong sayuran  rempah di mana komoditi ini cukup penting sebagai sumber penghasilan petani dan pendapatan  Negara. Itu artinya  produk  bawang merah sangat besar kontribusinya untuk masyarakat dan Negara, karena selain di pasarkan didalam  negeri komoditi ini juga diekspor. Desa Lam Manyang merupakan daerah sentra penghasil bawang merah di Kecamatan Peukan Bada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis saluran pemasaran, besarnya margin dan efisiensi pemasaran bawang merah di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif, metode analisis margin dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Saluran pemasaran bawang merah menggunakan saluran satu tingkat dan saluran dua tingkat; (2) Margin pemasaran bawang merah pada Tipe I sebesar Rp.25.140 per kg dan pada Tipe II sebesar Rp.25.000 per kg; (3) Efisiensi pemasaran bawang merah pada Tipe I sebesar 55,86%%  dan pada Tipe II 55,55%.Marketing Analysis Onion (Allium Cepa) In The Village Of Lam Manyang Sub-District Of Peukan Bada Aceh Besar RegencyOnion is a vegetable horticulture classified as herbs, where commodities is quite important as a source of farmers' income and state revenue. That means that the product is very large onion contribution to society and the state, because in addition to the domestic market this commodity is also exported. The village of Lam Manyang an onion-producing centers in the sub-district of Peukan Bada. The purpose of this study was to determine the type of marketing channels, the amount of margin and marketing efficiency onion in the village of Lam Manyang sub-district of Peukan Bada. This study was conducted by survey method. The analytical method used is descriptive analysis method margin and marketing efficiency. The results of study showed that: (1) Onion marketing channel using channel one and channel two-tier level; (2) Marketing margin onion on Type I Rp. 25 140 per kg and the Type II Rp. 25,000 per kg; (3) Marketing efficiency of onion by 55.86 % of Type I and Type II at 55.55%.
Analisis Penerapan Intensifikasi Pada Tanaman Cabe Di Lahan Tanaman Kopi Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Atu Lintang. Auvi Khaidad; Romano Romano; T. Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.816 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i3.17593

Abstract

Planting of coffee crops will be a problem for farmers when coffee crops have not produced. Farmers will lose income for approximately two years before these main crops produce. Through the intensification program of chili and coffee crops are expected to increase and overcome the loss of income of farmers. This study aims to analyze the growth of coffee plants and productivity of intermittent plants, named chili. The method used in this study is Multi Purpose Project (case study). The results of this study showed that the income obtained by farmers in farming intensification of coffee and chili plants in Atu Lintang subdistrict is Rp 47.702.150 on average per farmer / growing season. Coffee and chili intensification farming is worth to run because the B/C Ratio obtained from coffee and chili farming is much greater than 1, which is 4. Production costs amounting to Rp 11.097.850 are only production costs in the first growing season, but farmers only need to spend Rp 10.412.433. Each village spends a different cost to conduct intensification activities of coffee and chili plants.