Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

BIOAUGMENTASI AIR TERCEMAR LIMBAH MERKURI DI KRUENG SABEE ACEH JAYA MENGGUNAKAN ISOLAT BACILLUS DA11 Syarifah Renny Fauzi; Cut Meutia; Rahayu Ansya Fitri; Rahmad Danil; Yeni Arista; Fikrinda Fikrinda
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 13, No 3 (2017): Bernas Oktober 2017
Publisher : Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.283 KB)

Abstract

Merkuri adalah logam berat yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan yang paling fatal dapat menyebabkan kematian terhadap makhluk hidup. Permasalahan limbah merkuri khususnya di Provinsi Aceh terjadi melalui kegiatan penambangan emas ilegal sejak 2007, yang berdampak pada matinya ribuan spesies ikan di Sungai Krueng Sabee. Pemanfaatan bakteri resisten merkuri (BRM) seperti Bacillus dalam proses bioremediasi dapat mengurangi bahaya pencemaran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Bakteri Bacillus DA11 yang diaplikasikan pada air sungai tercemar limbah merkuri, untuk mengetahui pengaruh Bakteri Bacillus DA11 dalam bioaugmentasi limbah merkuri di Sungai Krueng Sabee, Aceh Jaya. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Agroteknologi,Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL-Faktorial. Terdapat dua faktor yang diteliti yaitu Bacillus DA11 (tanpa Inokulan, 10% Inokulan, dan 20% Inokulan) dan faktorlokasi pengambilan sampel air sungai tercemar merkuri (hulu, median dan hilir). Percobaan dilakukan dengan tiga ulangan sehingga terdapat 27 satuanpercobaan. Pada setiap Daerah Aliran Sungai (DAS) diambil sampel air sebanyak 4,5 liter dan dianalisis kadar merkuri awal di Laboratorium MIPA Kimia, Universitas Syiah Kuala, dengan metode AAS. Isolat Bacillus DA11 diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Jurusan Biologi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Parameter yang diamati berupa kadar merkuri, pH air, dan suhu air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa pemberian Bacillus berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan kadar merkuri. Pemberian populasi bakteri 20% berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH air sungai. Hilir sungai berpengaruh nyata terhadap peningkatan suhu air sungai, pada 24 jam setelah bioaugmentasi. hal ini disebabkan adanya bakteri indigen yang terdapat pada air sungai yang berfungsi mereduksi merkuri pada air sungai tersebut, sehingga dalam hal ini faktor lingkungan mempengaruhi reduksi merkuri.
PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS (Pyricularia oryzae) PADA BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO MENGGUNAKAN MIKORIZA INDIGENOUS DAN NON INDIGENOUS Suriani Suriani; Fikrinda Fikrinda; Marlina Marlina
Jurnal Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Agroecotania: Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Jambi University, Fakultas Pertanian, Program Studi Agroekoteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.122 KB) | DOI: 10.22437/agroecotania.v1i1.5313

Abstract

Suatu untuk pengendalian penyakit blas pada padi gog telah dilaksanakan di dalam Rumah Kasa Kebun Percobaan, Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Band Aceh. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan November 2017 sampai Februari 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan ulangan sebanyak 3 kali. Faktor pertama yaitu perlakuan mikoriza yang terdiri atas M1: Mikoriza Indigenous, M2: Mikoriza non Indigenous. Sedangkan faktor kedua yaitu varietas/padi gogo yang terdiri atas : varietas Situ Patenggang (V1), galur Unsyiah 01 Simeulu (V2), galur Unsyiah 05 Sibahak (V3), dan galur Unsyiah 07 Sibabus (V4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza indigenous dan non indigenous tidak berpengaruh terhadap masa inkubasi dan persentase tanaman terserang penyakit blas pada varietas padi Situ Patenggang dan galur Unsyiah 01 Simeulu, Unsyiah 05 Sibahak, dan Unsyiah 07 Sibabus. 2). Mikoriza indigenous dapat menekan keparahan penyakit blas pada varietas Situ Patenggang dan galur Unsyiah 07 Sibabus. Sedang mikoriza non indigenous dapat menekan keparahan penyakit pada galur Unsyiah 01 Simeulu dan galur Unsyiah 05 Sibahak.
Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Padi Sawah Menggunakan Fungi Mikoriza Seri Yanti; Marlina Marlina; Fikrinda Fikrinda
Jurnal Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian Vol. 1 No. 2 (2018): Jurnal Agroecotania: Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Jambi University, Fakultas Pertanian, Program Studi Agroekoteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.253 KB) | DOI: 10.22437/agroecotania.v1i2.6337

Abstract

Penyakit hawar daun bakteri yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo) merupakan salah satu penyakit utama yang membatasi produksi padi sawah. Penyakit ini menginfeksi padi sejak fase vegetatif hingga fase generatif dan dapat menurunkan hasil padi sawah 30-40%. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan, Laboratorium Penyakit Tanaman, dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh fungi mikoriza (FMA) dalam mengendalikan penyakithawar daun bakteri pada tanaman padi sawah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dalam pola faktorial. Faktor pertama adalahFMA, terdiri atas empat taraf dosis, yakni 0 g , 10 g , 15 g, dan 20 g tanaman-1. Sedangkan faktor ke dua adalah Varietas padi sawah yang terdiri dari Ciheurang ,Inpari 10, dan Inpari 13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza dapat memperlambat masa inkubasi penyakit hawar daun bakteri pada padi sawah, menekan perkembangan lesio, dan intensitas penyakit hawar daun bakteri. Secara umum ketahanan varietas padi sawah Ciheurang, Impari 10, dan Impari 13 terhadap penyakit bakteri hawar daun relatif sama. Akan tetapi dari ketiga varietas ini, varietas Impari 10 ketahanannya relatif lebih rendah.
Pengaruh Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk Kandang Terhadap Serapan Hara Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) pada Ultisol Juliani Anata Lubis; Fikrinda Fikrinda; Hifnalisa Hifnalisa
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.848 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i2.16989

Abstract

Pemanfaatan fungi mikoriza arbuskular (FMA) dan pupuk kandang merupakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman pada ultisol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh FMA dan pupuk kandang terhadap serapan hara N, P, K. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 2 x 3 dengan 4 kelompok. Faktor yang dicobakan adalah FMA dan pupuk kandang kambing. Faktor pertama adalah FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula)  dengan 2 taraf yaitu: M0 : Tanpa FMA dan M1 Aplikasi FMA: 20 g/polibag. Faktor kedua yaitu pupuk kandang yang terdiri dari 3 taraf yaitu: P0 : tanpa pupuk kandang, P1 : 50 g /polibag pupuk kandang, P2 : 100 g /polibag pupuk kandang. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan N sangat nyata dipengaruhi oleh FMA, namun tidak nyata oleh perlakuan pupuk kandang dan interaksi FMA dan pupuk kandang, serapan P sangat nyata dipengaruhi oleh FMA, namun tidak nyata oleh perlakuan pupuk kandang dan interaksi FMA dan pupuk kandang serta serapan K sangat nyata dipengaruhi oleh FMA, namun tidak nyata oleh perlakuan pupuk kandang dan interaksi FMA dan pupuk kandang. Inokulalasi FMA dengan pemberian 100 g/polibag pupuk kandang kambing memberikan pengaruh terbaik terhadap perbaikan serapan hara kacang hijau pada ultisol.