Yoga Fajar handhika
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Menjadi Kebun Kelapa Sawit di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang Yoga Fajar handhika; ismayani ismayani; romano romano
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.406 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i4.9258

Abstract

Abstrak. Strategi yang digunakan untuk pengendalian alih fungsi lahan berdasarkan analisis SWOT berada pada posisi kuadran I yang berarti strategi agresif  (SO) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, terdapat 4 strategi untuk mengendalikan alih fungsi lahan pertanian sawah menjadi kebun kelapa sawit yaitu : 1) Petani sadar akan pentingnya tanaman pangan terhadap kebutuhan hidup dengan diadakannya penyuluhan kepada petani pemilik lahan sawah; 2) Posisi lahan sawah yang bersebelahan dengan kebun kelapa sawit tidak bisa sembarangan dialih fungsikan karena adanya undang-undang yang kuat untuk mengatur alih fungsi lahan; 3) Produksi yang dihasilkan berkualitas tinggi akan mengurangi kebijakan pemerintah dalam impor beras; 4) Kebutuhan air pada lahan sawah harus cukup untuk menjaga produksi agar tidak menurun. Pengendaian alih fungsi lahan pertanian sawah menjadi kebun kelapa sawit dapat dikendalikan dengan 2 faktor yaitu pengendalian alih fungsi lahan sawah dengan faktor internal yaitu : 1) Pengendalian alih fungsi lahan sawah dengan faktor internal yaitu dengan cara meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia tentang penerapan teknologi baru untuk mempemudah pekerjaan pertanian sawah dan meninngkatkan hasil produksi dan kualitas serta menambah penghasilan, hal ini juga memberikan kemudahan pada petani mengatasi kelemahan seperti sulitnya perawatan tanaman padi dan harga jual gabah yang rendah, dan pengendalian alih fungsi lahan sawah dengan faktor eksternal yaitu : 1) Pengendalin alih fungsi lahan sawah dengan faktor eksternal yaitu dengan adanya pihak pemerintah dan dinas-dinas terkait memberikan penyuluhan tentang peraturan perundang-undangan agraria tentang alih fungsi lahan dan penetapan zona pertanian permanen untuk menjaga ketahanan pangan, serta bantuan subsidi saprodi untuk meningkatkan hasil produksi.CONTROL STRATEGIS FOR TO CONVERTION OF RICE FIELD TO BE OIL PALM PLANTATION IN SERUWAY DISTRICT, ACEH TAMIANG REGENCYAbstract. The strategy used to control the conversion of land based on SWOT analysis is at quadrant I position which means aggressive strategy (SO) that is using power to take advantage of opportunities, there are 4 strategies to control the conversion of rice field to be oil palm plantations, that is : 1) Farmers are aware the importance of food crops to the life necessities by conduction counseling to farmers who on rice field; 2) the position of rice field adjacent to oil palm plantation cannot be arbitrarily converted because of the exsitance of strong laws to regulate the conversion of land; 3) High quality production will reduce government policy in importing rice; 4) water needs on rice field must be sufficient to keep production from decreasing. Controlling the conversion of rice field to be palm oil plantations can be controlled by 2 factors, that is controlling the conversion of rice fields with internal factors; 1) that is by increasing human resource knowledgeabout the application of new technologies tomake it easier rice farming work and increase production, quality and income, this also provides convenience for farmers to overcome weakness such as the difficulty of maintaining rice plants and the lowselling price of grain. Controlling the conversion of rice field with external factors : 1) that is existence of government and related agencies which give counseling about agrarians laws for the conversion of land and establishment of permanent agricultural zones to maintain food security, as well as assistance with production subsidies to increase production results.