Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DAN PANTAI DI KABUPATEN TUBAN (Studi KasusĀ  di Desa Gadon, Kecamatan Tambaboyo, Kabupaten Tuban) WIWIK
Publika Vol 4 No 7 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v4n7.p%p

Abstract

Abstrak Pemberdayaan masyarakat pesisir adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat pesisir yang masih dalam kondisi belum mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Kondisi yang di alami oleh masyarakat pesisir tersebut disebabkan oleh berbagai hal, yang diantaranya adalah kesulitan memperoleh pinjaman modal, masih terbatasnya mobilitas masyarakat pesisir, rusaknya sumberdaya laut, rendahnya kualitas sumberdaya manusia serta masih rendahnya produktivitasnya dan daya saing usaha kelautan dan perikanan. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuat suatu program pemberdayaan masyarakat pesisir yaitu Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pantai (P2MPP). Salah satu desa yang menjadi sasaran program ini adalah di Desa Gadon Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban. P2MPP telah dijalankan selama 5 tahun lebih dan menunjukkan beberapa permasalahan yang masih terjadi pada masyarakat di Desa Gadon, salah satunya adalah masih sedikitnya alternatif mata pencaharian masyarakat Desa Gadon. Untuk melihat bagaimana keberlanjutan P2MPP di Desa Gadon kabupaten Tuban, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data yang di inginkan, data diperoleh melalui sumber data primer dan sekunder dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk melihat hasil atau keberlanjutannya peneliti menggunakan teori pendekatan pemberdayaan masyaraat pesisir dari Tuwo Ambo (2011). Dalam pendekatan ini terdapat lima point untuk melihat bagaimana keberhasian sebuah program dalam memberdayakan masyarakat pesisir. Pendekatan tersebut terdiri dari: (1) pengembangan alternatif mata pencaharian baru, (2) akses terhadap modal, (3) akses tearhadap teknologi, (4) akses terhadap pasar, dan (5) pengembangan aksi kolektif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, P2MPP telah cukup membantu mengangkat kehidupan masyarakat di Desa Gadon. Hal ini dinyatakan oleh berbagai narasumber, seperti ketua bidang pengembangan perekonomian masyarakat Bapemas Kabupaten Tuban, kepala Desa Gadon, Ketua UPKu, bendahara UPKu, ketua Kelompok masyarakat serta masyarakat. P2MP dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas usaha maupun untuk membuat atau merintis usaha baru sesuai dengan kemampuan masyarakat Desa Gadon. Hal ini juga dapat diihat melalui terpenuhinya semua indikator atau point dalam pendekatan pemberdayaan masyarakat pesisir. Kata kunci: Masyarakat Pesisir, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, P2MPP
NIAT BELI ULANG GENERASI Z DAN MILLENIAL DALAM MENGGUNAKAN E-COMMERCE: ditinjau dari E-wom, Kepercayaan dan Resiko Wiwik; Susanti, Evi; Lubis, Zurlina
Bisman (Bisnis dan Manajemen): The Journal of Business and Management Vol. 5 No. 3 (2022): November 2022
Publisher : Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Majapahit, Jawa Timur, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37112/bisman.v5i3.2317

Abstract

Transactions using e-commerce are a form of changing the buying and selling culture, especially after the Covid 19 Pandemic. This transaction can facilitate and benefit both parties. This study focuses on consumer repurchase intentions from electronic word of mouth (e-Wom, trust, and risk. The research was conducted from February to July 2021 with e-commerce as the research object. A conditional sample was used to ensure that the data obtained was valid and could be accounted for, namely the age group of generation Z and millennials who use e-commerce and are domiciled in DKI Jakarta Province, with a total sample of 120. The results show that generation Z and millennial consumers' repurchase intention is influenced by e-Wom and trust. It is also a consideration for consumers to make repeat transactions. The results of this study also prove that generation Z and millennial consumers prefer to use E-commerce in making purchases. It shows that to attract the attention of this generation, companies can build repeat purchases on e-commerce by maintaining positive e-Wom to create the same trust very high, and the risk of buying online is shallow.
ANALYSIS THE EFFECT OF CRUDE PALM OIL EXPORTS ON THE INDONESIAN ECONOMY Belinda Zayanti; Zhafira Audreya Kanisya; Nur Azzahara; Wiwik; Wansa; M. Ilham Manches
Indonesian Journal of Multidisciplinary Sciences (IJoMS) Vol. 2 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Multidisciplinary Sciences (IJoMS)
Publisher : CV. Era Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.987 KB) | DOI: 10.59066/ijoms.v2i1.307

Abstract

The purpose of this study is to find out how significant the export of Crude Palm Oil is in influencing the Indonesian economy and how much the contribution of Crude Palm Oilexports is in boosting the economy of the Republic of Indonesia. This study uses the library study method, because literature sources are obtained from journals, research reports, information from social media, statistical data and other sources. The approach in this study uses a quantitative descriptive. The fact is that Crude Palm Oil is a sector that greatly contributes to increasing exports in the country's economic development.
Transformasi Pendidikan: Kebutuhan dan Tantangan Kompetensi Guru dalam Menghadapi Era Digital Abad-21 Wiwik; Sri Murniyati
JANACITTA Vol. 8 No. 2 (2025): Janacitta
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/janacitta.v8i2.4197

Abstract

Abstract 21st century learning requires mastery of knowledge, skills and abilities in the technological/digital field. This demand requires a significant increase in teacher competence to become effective agents of change. In fact, most teachers still face difficulties in mastering technology and integrating it optimally, so they risk being left behind by technological disruption. This literature study article aims to identify new competency needs and the main challenges faced by teachers in the digital era. The method used is a qualitative literature review by analyzing and synthesizing findings from various journals and related references. The results of the study show that teacher competency in the 21st century must include three main aspects: Character (moral and professional), Skills (critical, creative, collaborative), and Literacy (especially digital literacy), plus Digital Competence for designing learning. The main challenges faced are significant infrastructure gaps, moral and social crises, and the complexity of the demands of the teacher's role. By addressing these gaps and challenges through systemic training and institutional support, teachers can transform into effective facilitators in preparing students to face the demands of a digital society Abstrak Pembelajaran abad ke-21 menuntut penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam bidang teknologi/digital. Tuntutan ini memerlukan peningkatan kompetensi guru secara signifikan untuk menjadi agen perubahan yang efektif. Faktanya, sebagian besar guru masih menghadapi kesulitan dalam menguasai teknologi dan mengintegrasikannya secara optimal, sehingga berisiko tertinggal oleh disrupsi teknologi. Artikel studi pustaka ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi baru dan tantangan utama yang dihadapi guru di era digital. Metode yang digunakan adalah studi literatur (literature review) kualitatif dengan menganalisis dan menyintesis temuan dari berbagai jurnal dan referensi terkait. Hasil kajian menunjukkan bahwa kompetensi guru di abad ke-21 harus mencakup tiga aspek utama: Karakter (moral dan profesional), Keterampilan (kritis, kreatif, kolaboratif), dan Literasi (khususnya literasi digital), ditambah dengan Kompetensi Digital untuk mendesain pembelajaran. Tantangan utama yang dihadapi adalah kesenjangan infrastruktur yang signifikan, krisis moral dan sosial, serta kompleksitas tuntutan peran guru. Dengan mengatasi kesenjangan dan tantangan ini melalui pelatihan yang sistemik dan dukungan institusional, guru dapat bertransformasi menjadi fasilitator yang efektif dalam mempersiapkan siswa menghadapi tuntutan masyarakat digital.
AKIBAT HUKUM SERTIFIKAT GANDA TERHADAP KEPASTIAN HUKUM DALAM MENJAMIN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HAK MILIK TANAH Wiwik; Defi Purnama Wati
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 11 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi November
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/kq3nm070

Abstract

Sertifikat ganda merupakan fenomena yang mengancam kepastian hukum dan perlindungan hukum hak milik tanah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akibat hukum sertifikat ganda terhadap kepastian hukum dalam menjamin kepastian dan perlindungan hukum bagi hak milik tanah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan kasus. Data dikumpulkan melalui studi kepustakaan terhadap bahan hukum primer, sekunder, dan tersier, kemudian dianalisis secara kualitatif dengan metode deskriptif-analitis dan preskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sertifikat ganda menimbulkan akibat hukum yang serius dalam beberapa dimensi: pertama, menghancurkan prinsip kepastian hukum objektif karena menciptakan dokumen resmi negara yang saling bertentangan atas objek yang sama, bertentangan dengan tujuan pendaftaran tanah dalam Pasal 3 PP No. 24 Tahun 1997; kedua, menimbulkan ketidakpastian hukum subjektif bagi pemegang sertifikat yang beritikad baik; ketiga, melanggar asas contradictoire delimitatie. Perlindungan hukum bagi pemegang hak terdiri dari perlindungan preventif melalui mekanisme pengumuman (Pasal 26 PP No. 24 Tahun 1997) dan rechtsverwerking (Pasal 32 ayat 2), serta perlindungan represif melalui Permen ATR/BPN No. 21 Tahun 2020 yang mengatur mediasi sebagai mekanisme penyelesaian dengan efektivitas hingga 70% dalam kasus sederhana, meskipun kurang efektif untuk pihak yang lemah.