Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMILIHAN JASA KURIR EXPRESS IMPORT BARANG DENGAN MENERAPKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Dadang Redantan
JURNAL DIMENSI Vol 1, No 3 (2012): JURNAL DIMENSI (NOVEMBER 2012)
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/dms.v1i3.3242

Abstract

Analisa keputusan merupakan suata kebutuhan pada saat proses pemilihan dari berbagai alternatif, hal ini berdampak pada hasil pelaksanaan suatu keputusan a pakah sesuai keinginan a taupun sebaliknya. Bentuk dari model analisa keputusan juga sangat menentukan hasil akhir keputusan, dimana diperlukan tujuan yang jelas, kriteria penilaian yang tepat dan ketersediaan alternatif yang sesuai dengan tujuan serta penilaian yang obyektif dan menyeluruh. Demikian juga kebutuhan untuk mendapatkan kurir yang tepat, ini sangat dibutuhkan analisa yang cermat dan menyeluruh,ini dapat ditinjau dari berbagai kriteria dan sub kriteria agar proses import berjalan dengan baik, metode yang digunakan dalam analisa ini yaitu dengan Analytical Hierarchy Process (AHP), karena pertimbangan bahwa metode ini memiliki kemampuan untuk melakukan analisa dan perhitungan dengan melibatkan multi kriteria untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif yang dapat di quantitatifkan ke dalam bentuk angka pembobotan.
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI OTOMASI PROSES PEMBUATAN RUBBER GRIP DI PT. FAST PRECISION MANUFACTURING INDONESIA (Studi kasus pada PT. Fast Precision Manufacturing Indonesia) Budihono Budihono; Nandar Cundara; Dadang Redantan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 1, No 2 (2013): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.079 KB) | DOI: 10.33373/profis.v1i2.267

Abstract

Dalammenciptakan produk dengan kualitas yang bagus maka harus ditunjang dengan adanyaproduktivitas kerja yang tinggi. PT Fast Precision Manufacturing Indonesia dalam proses pembuatanrubber grip masihmelakukan manual operasi yang memiliki beberapa kelemahan: dibutuhkan waktuyang lama untuk pembuatan roda gerinda, perlu setup time untuk setiapchange model, delivery lebihlama, tingkat defect reject lebih tinggi karena produk yang dihasilkan lebih banyakvariasinya. Hal inisangat mengganggu pihakproduksiuntuk meningkatkan produktivitas, maka diperlukan otomasidalampembuatan rubber grip ini.Tujuandaripenelitianiniadalahmenganalisakelayakaninvestasiotomasidalam proses pembuatanrubber grip. Metode yang digunakanadalahdenganmenghitung UPH (unit per hour),cycle time,danproduktivitasdenganmembandingkan manual danotomasioperasi.Hasilpenelitianmenunjukkaninvestasi otomasi lebih layak dibandingkan dengan investasimanual, dimana investasi otomasi lebih kecil biaya dan jumlahnya untuk mencapai titik break evenpoint (BEP) yaitu Rp 4.368.000 atau 2427 unit, sedangkan investasi manual lebih besar biaya danjumlahnya yaitu sebesar Rp 600.000.000 atau 428572 unit untuk mencapai titik break even point(BEP).investasi otomasi juga dapat terlihat terjadi penurunan cycle time dari 148.06 detik menjadi117.28 detik, jadi besarnya penurunanya adalah 30.78 detik jika diprosentasikan sebesar 25%.Kata Kunci: BEP, Kelayakan investasi, BEP,Otomasi, manual
MENGURANGI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMBUATAN CARGO BARGE 300'(STUDI KASUS PT.SEKAR PERMATA NUSA) Edy Setioko; Dadang Redantan; Zainal Arifin
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 1, No 1 (2013): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.458 KB) | DOI: 10.33373/profis.v1i1.214

Abstract

Khususnya pada proyek pembuatan cargo barge , padapengerjaan cargo barge 300' untuk hull 665 proyek tidak bisaselesai tepat waktu halini terjadi karena penjadwalan dan pengaturan tenaga kerja welder 1G yang tidaksesuaidengan volume pekerjaan yang ada. Selama ini penjadwalan pekerjaandilakukan tanpa memperhatikan apakahkegiatan tersebut memiliki waktukelonggaran dalam pengerjaannya. Keterlambatan penyelesaian proyek adalahhalyang merugikan bagi perusahaan, karena perusahaan harus membayar denda pinaltidari client. Permasalahanyang dihadapi perusahaan saat ini adalah jumlah tenagakerja welder 1G yang tersedia kurang yang mengakibatkanketerlambatan pengerjaanproyek.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan penjadwalan proyek pada pembuatan cargo barge 300' diPT. Sekar Permata Nusa yang terbaik, dimana penjadwalan proyek tersebut dapatmengurangi keterlambatanpenyelesaian pekerjaan.Metodepenjadwalan proyek yang diteliti adalah metode jalur kritis , biasa disebutdenganPERT (Program Evaliasi and Review Technique).Dari hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, metodepenjadwalan proyek terbaik adalahmenggunakan metode PERT dengan perhitunganmundur dimana jumlah pemakaian pekerja maximal tiap bulannyaadalah 61 pekerjadan dengan biaya pengerjaan sebesar 524.763.800 rupiah. Pengeluaran biaya ini lebihkecildibandingkan dengan perhitugan maju, dengan selisih biaya sebesar376.177.600 rupiah.Kata kunci: Keterlambatan, PERT, Jaringan Kerja, Jalur Kritis.
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI KERUPUK LEBAR BAROKAH DENGAN METODE FULL COSTING Kusmanto Kusmanto; Dadang Redantan; Vera Methalina Afma
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 3, No 2 (2015): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.569 KB) | DOI: 10.33373/profis.v3i2.334

Abstract

Usaha Kerupuk Lebar Barokah adalah salah satu Usaha Home Industry di Daerah Kecamatan Batu Aji, kegiatannya memproduksi kerupuk yang kemudian dikemas dan dipasarkan ke warung-warung di Wilayah Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung.Usaha Kerupuk Lebar Barokah memproduksi dan memasarkan kerupuk sebanyak 600 bungkus setiap minggu  dengan harga jual ke warung sebesar Rp 2500.-/bungkus, sedangkan pedagang/warung menjual Rp 3000.-/bungkus. Menurut pemilik Home Industry Kerupuk Lebar Barokah biaya produksi yang dikeluarkan untuk satu bungkus kerupuk sekitar Rp 2000.-/bungkus, Harga jual Rp 2500.-/bungkus. Sehingga keuntungannya Rp 500.-/bungkus. Perhitungan biaya produksi yang dilakukannya adalah dengan menjumlahkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, sementara biaya overhead tidak diperhitungkan. Biaya overhead meliputi biaya bahan penolong,biaya peralatan, biaya listrik dan biaya sewa gedung. Hal ini yang menurut penulis menjadi permasalahan, bahwa perhitungan biaya pokok produksi yang dilakukan oleh pemilik usaha kerupuk lebar barokah tidak akurat, sehingga untuk mempertahankan keuntungan yang diinginkan tidak relevan lagi. Metode yang digunakan dalam menghitung biaya produksi tersebut adalah metode full costing. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing adalah dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan dalam kegiatan produksi baik biaya tetap maupun biaya variabel, dengan unsur-unsur biaya produksi bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,biaya overhead pabrik variabel, biaya bahan penolong, biaya listrik dan sewa gedung serta biaya depresiasi peralatan.Penghitungan harga pokok produksi kerupuk lebar barokah yang meliputi biaya per tahun: biaya bahan baku sebesar Rp 33.020.000.-, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 28.800.000.-, biaya overhead pabrik variable Rp 0.-, biaya overhead pabrik tetap yang terdiri dari biaya bahan penolong/tambahan sebesar Rp 5.665.000.-, biaya listrik dan sewa gedung sebesar Rp 2.700.000.-,biaya depresiasi peralatan sebesar Rp 1.383.667.- dan jumlah produksi selama satu tahun sebanyak 31.200 bungkus. Hasil perhitungan harga pokok produksi kerupuk lebar barokah dengan metode full  costing adalah Rp 2.294.-/bungkus. Kata kunci: harga pokok produksi, metode full costing,biaya overhaead,depresiasi peralatan.
DESAIN ALAT BANTU PADA MAGNET ASSEMBLY PROCESS GUNA MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN LEM DENGAN METODE QFD STUDI KASUS DI PT. SHIMANO BATAM Atok Sugiarto; Refdilzon Yasra; Dadang Redantan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 2, No 2 (2014): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.941 KB) | DOI: 10.33373/profis.v2i2.318

Abstract

Proses pengeleman pada magnet assembly process adalah proses menggabungkan kepingan magnet dengan back yoke. Proses ini menggunakan lem sebagai media perekatnya. Lem yang digunakan adalah Three Bond 3065F. Penggunaan lem yang distandarkan perusahaan adalah 690 unit setiap botol nya atau 690 unit per 250 gram lem. Kondisi yang terjadi adalah masih ditemukanya botol yang diasumsikan telah kosong tetapi masih berisi lem dimana penggunaan lem belum optimal. Data yang didapatkan rata rata penggunaan lem setiap botol hanya bisa digunakan untuk 640 unit. Dengan mengamati botol yang diasumsikan kosong tersebut diperoleh data bahwa botol tersebut masih berisi lem. Berat botol tersebut rata rata sebanyak 50.89 atau lebih besar 16,29 gram dari botol yang benar benar kosong.Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang alat bantu untuk optimasi penggunaan lem tersebut dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Defloyment) dimana dalam pembuatannya diperlukan customer sebagai subyek. Dalam hal ini customer nya adalah operator proses pengeleman tersebut. Daftar pertanyaan kepada para operator tersebut guna dijadikan sebagai daftar masukan pada affinity diagram.Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya keinginan operatorakan adanya alat bantu proses pengeleman tersebut. Hasil perancangan alata bantu ini juga menunjukkan bahwa proses pengeleman secara efektif. Data yang didapatkan setelah penggunaan alat bantu tersebut adalah lebih optimalnya penggunaan lem diproses pengeleman magnet yaitu dengan berkurangnya berat botol yang diasumsikan kosong menjadi 35,09 gram hampir mendekati botol kosong 34,06 gram.Data lain adalah bertambahnya output yang sebelumnya dalam 250 gram hanya bisa digunakan 640 unit bertambah menjadi 703 unit atau 13 unti lebih besar dari standar perusahaan. Terakhir waste yang ditemukan semula 16,29 gram berkurang menjadi 1,31 gram.Kata kunci : optimal, waste, output ,QFD , HOQ,Techincal response, affinity diagram