Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Babad Diponegoro dan Asal-Usul Pasarean Gunung Kawi (The Chronicle of Diponegoro and the Origins of the Pasarean Gunung Kawi) Bani Sudardi; Dwi Sulistyorini
Indonesian Language Education and Literature Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Tadris Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/ileal.v6i2.7475

Abstract

The objective of this paper is to comprehend the process of producing texts derived from written texts in the form of chronicles and developing them into oral texts of oral tradition or folklore. The object of this study is the Chronicle of Diponegoro and the traditions of Pasarean Gunung Kawi, Malang. The study method is based on descriptive qualitative research principles. The findings demonstrate that the Chronicle of Diponegoro does not mention the Pasarean Gunung Kawi figures directly. Because there are figures from Prince Diponegoro's war when facing the Company, the text of Prince Diponegoro serves as a background for the story of Pasarean Gunung Kawi. The two texts appear to be different, yet the second is an extension of an existing text. Following the narrative of the Chronicle of Diponegoro, there is a story about Kyai Zakaria, a follower of Prince Diponegoro who fled to Malang, East Java. Furthermore, the text on Pasarean Gunung Kawi was influenced by community situations, including the relationship between the Malang people and the Chinese community.Tulisan ini bertujuan memahami proses pembuatan teks yang berasal dari teks tertulis berupa babad dan berkembang menjadi teks lisan tradisi lisan atau folklor. Objek kajian ini ialah Babad Diponegoro dan tradisi di sekitar Pasarean Gunung Kawi, Malang. Metode kajian menggunakan prinsip-prinsip penelitian kualitatif deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa babad Diponegoro memang tidak secara langsung menceritakan tokoh-tokoh Pasarean Gunung Kawi. Teks Pangeran Diponegoro berkedudukan sebagai latar belakang kisah Pasarean Gunung Kawi karena di dalamnya terdapat tokoh-tokoh dari peristiwa perang Pangeran Diponegoro ketika menghadapi kompeni. Kedua teks tersebut terlihat berlainan, tetapi sesungguhnya teks kedua merupakan suatu pengembangan teks baru dari teks yang sudah ada. Teks Babad Diponegoro dilanjutkan dengan cerita tentang Kyai Zakaria, pengikut Pangeran Diponegoro, yang melarikan diri sampai ke Malang Jawa Timur. Selanjutnya teks tentang Pasarean Gunung Kawi ini berkembang sesuai dengan kondisi yang terjadi di masyarakat, yaitu adanya hubungan antara masyarakat Malang dengan masyarakat China.
PENGARUH ERA MEDIA BARU DAN TERJADINYA CHAOS IDENTITAS Endang Tri Irianingsih; Bani Sudardi; Wakit Abdullah Rais
Haluan Sastra Budaya Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/hsb.v2i1.17136

Abstract

Identitas adalah ciri khas dari seorang individu yang membedakan dengan individu yang lain. Pembentukan identitas dipengaruhi berbagai faktor misalnya  lingkungan. Masa modernisasi saat ini juga turut andil dalam pembentukan identitas ditandai dengan kecanggihan teknologi informasi. Kecanggihan teknologi informasi telah membawa manusia memasuki era media baru dengan menghadirkan smartphone. Namun, dengan hadirnya smartphone telah mempengaruhi pembentukan identitas yang bersifat palsu. Karya tulis ini mengungkapkan seperti apa pengaruh smartphone terhadap pembentukan identitas yang dapat menimbulkan chaos. Permasalahan yang dibahas yaitu (1) apa yang dimaksud dengan chaos identitas? (2) bagaimana pengaruh era media baru pada pembentukan identitas? (3) bagaimana mengantisipasi chaos identitas pada era media baru? Simpulan pada tulisan ini adalah mendeskripsikan dampak adanya era media baru pada jaman smartphone dalam pembentukan identitas maka perlu adanya perhatian khusus untuk menampilkan identas diri yang sesungguhnya. Selain itu identitas yang dibentuk dalam dunia maya dan dunia nyata itu berbeda maka perlu untuk menunjukkan identitas diri agar manusia tidak terjebak dalam dunia simulakra. 
NILAI-NILAI KITAB TARJAMAH SABIL AL-‘ABID ‘ALA JAWHARAH AL-TAWHID PADA MASYARAKAT PESANTREN KETURUNAN JAWA DI SELANGOR Mohd Taufik Arridzo bin Mohd Balwi; Bani Sudardi
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 15 No 2 (2017): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.61 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v15i2.1336

Abstract

Muhammad Salih Ibn ‘Umar Semarang is one of the scholars from Java who lived during the colonialism of Netherlands in 19 th century un- til the early of 20 th century (1820-1903). He wrote a lot of religious books in Pegon Javanese language. One of his books is the book of Tarjamah Sabil al-‘Abid ‘ala Jawharah al-Tawhid . The book elaborates the principles of one God conception in terms of ahlu Sunnah wa al-Jamaah . Although Muhammad Salih bin ‘Umar Semarang has never been in Malay Peninsula, but his books including Tarjamah Sabil al-‘Abid ‘ala Jawharah al-Tawh id has entered Malay Peninsula and been read as well as been learned by the societies of Malay Peninsula especially the descendants of Javanese society. The book gives sufficient and thoughtful knowledge regarding one God conception. The targeted readers and learners of Tarjamah Sabil al-‘Abid ‘ala Jawharah al-Tawhid are the ordinary Islamic community, especially the Javanese descendants. Therefore, this paper discusses some principles elaborated in the book that influence the faith of Javanese descendants who live in Malay Peninsula based on Ahlu al- Sunnah wa al-Jamaah principles.