Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Cystic Meningioma in the Inter-Hemisferic Space Location Muhammad Zafrullah Arifin; Firman Priguna Tjahjono; Agung Budi Sutiono; Ahmad Faried
International Journal of Integrated Health Sciences Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.672 KB)

Abstract

Objective: The presentation of cystic meningioma in the inter-hemispheric near the falx cerebri is uncommon. It is difficult to differentiate it from intra-axial tumors, such as gliomas. Therefore, it is likely that it is misdiagnosed as other types of brain tumors.Methods: In this study, we reported a cystic meningioma case in the inter-hemispheric location, showing an intramural nodule on magnetic resonance imaging scans.Results: Patient underwent surgical treatment and pathological section confirmation revealing meningioma. The patient was a middle-age woman and had been misdiagnosed as suffering from glioma followed by slight hemipharesis on the right extremities.Conclusions: Although this is a rare case, it will be good if we always consider cystic meningioma in inter-hemispheric space when diagnosing this type of cystic lesion if the magnetic resonance imaging (MRI) shows a cystic lesion mimicking glioma image presentation.Keywords: Cystic meningioma, interhemispheric space, magnetic resonance imaging, diagnosis DOI: 10.15850/ijihs.v4n1.686
Analisis Faktor Prediksi Keberhasilan Traksi Servikal Berdasarkan Tercapainya Realignment Tulang Servikal Pada Evaluasi Foto Polos Servikal Lateral Serial Pasien Dengan Cedera Tulang Servikal Subaksial Ahmad Faried; Muhammad Zafrullah Arifin; Rully Hanafi Dahlan; Firman Priguna Tjahjono; Agung Budi Sutiono
Jurnal llmu Bedah Indonesia Vol. 43 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Ikatan Ahli Bedah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46800/jibi-ikabi.v43i1.72

Abstract

Pendahuluan. Cedera tulang servikal merupakan cedera tulang belakang yang paling ditakuti, baik bagi dokter, pasien dan keluarganya. Semua pasien dengan cedera tulang servikal subaksial yang tidak stabil, harus segera dilakukan fiksasi menggunakan traksi servikal. Foto polos servikal lateral masih merupakan standar dalam menganalisis stabilitas stuktur tulang servikal dan masih memiliki nilai diagnostik tinggi dalam menge- valuasi keberhasilan traksi servikal pasien cedera tulang servikal. Keberhasilan traksi servikal dapat diprediksi dengan melihat tercapainya realignment tulang servikal berdasarkan evaluasi foto polos servikal lateral serial pada pasien cedera tulang servikal subaksial. Metode. Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang dilakukan terhadap 30 pasien cedera tulang servikal subaksial yang masuk Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) periode 2009–2013. Studi ini menggunakan metode statistik logistik regresi dengan kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05 dan confidence interval sebesar 95%. Hasil. Studi ini menunjukkan bahwa dari semua karakteristik pasien cedera servikal subaksial yang dilakukan traksi servikal (closed reduction), didapatkan interval kedatangan ke rumah sakit dan facet lock (FL) merupakan faktor utama suatu kegagalan traksi servikal. Interval kedatangan pasien ke RSHS pada keberhasilan traksi servikal bermakna signifikan secara statistik (p=0.015; 2–sided tail dengan Pearson's chi–square) dan distribusi FL pada keberhasilan traksi servikal bermakna signifikan secara statistik (p=0,001; 2 sided tail dengan fisher's exact test). Odds ratio untuk ada atau tidak adanya FL adalah 3,8 dengan 95% confidence interval 0.5–27.1; dengan p=0,001. Kesimpulan. Disimpulkan bahwa dalam penanganan dan terapi cedera servikal subaksial > 24 jam perlu di–informed concent–kan akan kegagalan upaya traksi, serta bilamana terdapat FL tidak perlu dilakukan suatu upaya traksi servikal (closed reduction) percobaan, melainkan harus langsung dilakukan terapi definitif (opened reduction) serta stabilisasi