Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analisis Kadar Vitamin C pada Selai Stroberi (Fragaria sp.) - Buah Naga (Hylocereus costaricensis) Siti Rofiatun Nisa; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v2i2.3382

Abstract

Food intake need ingredient containing vitamin C so that the body remains healthy as in the strawberry and Dragon fruit. One of the efforts to extend the power save and maintain the content of its nutrition value of processed products made with jam. The purpose of this research is to analyze the content of vitamin C in processed jam strawberries (Fragaria sp.) and Dragon fruit (Hylocereus costaricensis) in comparison with a concentration of fruit and Dragon fruit strawberries of differen; 1:1, 1:2, 1:3. The method used is the method of experiment with the design research in the form of a complete Random Design (CRD). Analysis of vitamin C using test qualitative and quantitative test methods for iodimetri. The research results obtained difference  between treatmen, and treatment of 1:3 resulted  2.,96 mg/100 g.The qualitative and quantitative test on vitamin C shows the result of the more strawberries are used then the higher levels of vitamin C.Keywords: mixed berries, iodometricABSTRAKAsupan makanan memerlukan bahan yang mengandung vitamin C agar tubuh tetap sehat seperti pada stroberi dan buah naga. Salah satu usaha untuk memperpanjang daya simpan dan mempertahankan kandungan gizinya dengan dijadikan produk olahan selai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kandungan vitamin C pada hasil olahan selai stroberi (Fragaria sp.) dan buah naga (Hylocereus costaricensis) dengan konsentrasi perbandingan buah naga dan buah stroberi yang berbeda yaitu 1:1, 1:2, 1:3. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisa vitamin C menggunakan uji kualitatif dan metode iodimetri untuk uji kuantitatif. Hasil penelitian didapat beda sangat nyata antar perlakuan, dengan nilai perlakuan 1:3 tertinggi yaitu 24,96 mg/100 gram. Uji kualitatif dan kuantitatif pada vitamin C menunjukkan semakin banyak stroberi yang digunakan maka semakin tinggi kadar vitamin C-nya.Kata kunci: Campuran buah, Iodometri
Analisis Perbandingan Kadar Protein Telur Itik (Khaki campbell) Sebelum dan Sesudah Perendaman dengan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) pada Pengasinan Ni'matul Maulidiyah; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v2i2.3524

Abstract

Eggs as a source of animal protein consumed by the community are a side dish. Duck eggs have a relatively short shelf life. Duck egg protein is easy to be lysis (easily damaged) both natural damage and chemical damage. Adding the kitchen salt and decreasing pH with lime juice can affect the microbiologic activity particulary the bacteria. The purpose of the study is to analyze the levels of white protein and egg yolk before soaking and after soaking with lime juice (Citrus aurantifolia). The method in this study used the experimental method Complete Random Design (CRD) with 3 treatments, namely treatment I control (fresh eggs), treatment II before soaking and treatment III after soaking and six replications respectively. Protein testing uses the Kjeldahl method with spectrophotometric technique. The result of the analysis showed that the protein content of egg whites was not significant difference between the three treatments. While the analysis of protein content of egg yolks was differences in the average yield of the three treatments. Keywords: Protein, Duck Eggs, Salting before and afterABSTRAKTelur sebagai sumber protein hewani yang dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lauk.Telur itik mempunyai usia simpan relative pendek. Protein telur itik mudah mengalami lisis (mudah rusak) baik kerusakan alami maupun kerusakan kimiawi. Pemberian garam dapur dan penurunan pH dengan air jeruk dapat mempengaruhi aktivitas mikrobiologis khususnya bakteri. Tujuan penelitian untuk menganalisis kadar protein putih dan kuning telur itik sebelum perendaman dan sesudah perendaman dengan larutan jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu perlakuan I kontrol (telur segar), perlakuan II sebelum perendaman dan perlakuan III sesudah perendaman dengan 6 kali ulangan. Uji protein menggunakan metode Kjeldahl dengan Tekhnik Spektrofotometri. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar protein putih telur tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiganya. Sedangkan analisis kadar protein kuning telur ada perbedaan hasil rata-rata dari ketiganya. Kata Kunci: Protein, Telur itik, Pengasinan sebelum dan sesudah 
Uji Organoleptik Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Direndam dengan Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Pengawet Alami Aulia Putri Nurmala; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tilapia fish is one of the freshwater fish that is easily available in the market and is popular with the community. Freshwater fish are chosen as a source of protein, minerals, vitamins and fats for consumption. Purplish red mangosteen peels contain tannin, resin and compounds crystallizable mangostine (C2OH22O5), are easily soluble in alcohol or ether, and are insoluble in water. Tannin of mangosteen peel is a polyphenol compound and an additive functions as an antiseptic, a coloring agent for paint and ink. Compounds in mangosteen peel are able to bind proteins so that they can be used as natural preservatives, containing catechkin (flavan-3,4-diol), the proanthocyanidin group. The purpose of this study is to compare the effectiveness of mangosteen peel as a natural preservative in various concentrations in maintaining the quality of tilapia fish. The research method was carried out through experiments by soaking tilapia fish in mangosteen peel at a concentration of 0%, 25%, 50%, 75% for 24 hours with a temperature of 0-50C. Organoleptic analysis of changes in quality: gills, eyes, flesh texture and odor of tilapia fish (Oreochromis mossambicus) by measuring changes in pH of soaking water. The organoleptic test results showed that the highest organoleptic value was found at the highest concentration of 75%, with eye specifications having an organoleptic value of 8.3; gills have an organoleptic value of 8.6, odor has the highest organoleptic value of 8.7 and texture has an organoleptic value of 8.4. Soaking tilapia (Oreochromis mossambicus) carried out in the mangosteen peel (Garcinia mangostana L.) for 24 hours at 0-5OC showed the highest concentration of mangosteen peels had a lower pH (acidic) with the best organoleptic value.Keywords: Organoleptic, Mangosteen Skin Solution, pHABSTRAKIkan mujair salah satu ikan air tawar yang mudah didapat dipasar-pasar karena digemari masyarakat. Banyak  jenis ikan air tawar yang dapat dipilih sebagai sumber protein, karbohidrat, mineral, air, vitamin dan lemak untuk dikonsumsi. Kulit manggis berwarna merah keunguan karena mengandung tannin, resin, dan crystallizable mangostine (C2OH22O5), yang mudah larut dalam alkohol atau eter, dan tidak larut dalam air. Tanin merupakan senyawa polifenol, tanin kulit manggis sebagai zat aditif berfungsi sebagai antiseptik, bahan baku pewarna pada cat dan tinta. Kulit manggis mampu mengikat protein sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami, mengandung katekkin (flavan-3,4-diol) golongan proantosianidin. Tujuan dari peelitian ini yaitu untuk membandingkan efektifitas kulit manggis sebagai bahan pengawet alami dalam berbagai konsentrasi dalam menjaga mutu ikan mujair, Untuk menganalisa perubahan mutu meliputi : insang, mata, tekstur daging dan bau (lisis) ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang direndam kulit Manggis (Garcinia mangostana L.). Untuk menganalisa perubahan pH rendaman dari kulit Manggis pada konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75% selama 24 jam dengan suhu 0-50C. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen survey, dimana penelitian eksperimen yaitu dengan ikan mujair yang direndam dalam kulit manggis dengan konsentrasi 75%, 50%, 25% dan 0% selama 24 jam dalam suhu 0-50C. Survey dengan uji organoleptic. Perendaman ikan mujair (Oreochromis mossambicus) dalam kulit manggis (Garcinia mangostana L.) selama 24 jam dalam suhu 0-5OC didapatkan kesimpulan bahwa pada konsentrasi kulit manggis paling tinggi memiliki pH paling rendah (asam) dan nilai organoleptiknya yang paling baik.Kata kunci: Organoleptic, Larutan Kulit Manggis, pH
Uji Rendemen Nira dan Gula Semut Aren (Arenga pinnata Merr.) Hasil Penyadapan Pagi dan Sore Hari dengan Instrumen Refraktometer Inayatul Maghfirah; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v2i1.2959

Abstract

Enau (sugar palm) trees are multi-use plants and almost all parts of the plant can be used for human needs. The nira of sugar palm (legen or saguer) can be processed into palm sugar. The purpose of this study was to measure rendemen nira and palm sugar from the results of tapping in the morning and evening. The research method uses survey by measuring the pH and volume of nira that obtained in the morning and evening and directly processing it into palm sugar. The results of the study showed the morning tapping,  temperature =  , the rendemen of palm sugar = 11.50% and the water content of palm sugar = 4.05%. In the evening tapping,   temperature = , pH nira of palm sugar = 6,3, the rendemen of palm sugar = 11.48% and the water content of palm sugar = 3.57%. The results of the t-test pairs analysis were obtained P temperature = 0.041 ˃ 0.025, P pH  nira of sugar palm = 0.134 ˃ 0.025, P brix nira of sugar palm = 0.557 ˃ 0.025, P rendemen of palm sugar = 0.975 ˃ 0.025 and P water content of palm sugar = 0.975 0.025. There were no significant difference from nira of palm sugar produced by tapping morning and evening. ABSTRAKPohon Enau (Aren) tanaman multi guna dan hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Nira aren (legen atau saguer) dapat diolah menjadi gula semut. Tujuan penelitian ini untuk mengukur rendemen nira dan rendemen gula semut dari hasil penyadapan pagi dan sore hari. Metoda penelitian menggunakan survey dengan mengukur pH dan volume nira yang didapat pagi hari dan sore hari serta langsung mengolahnya menjadi gula semut. Hasil penelitian menunjukkan pada penyadapan pagi hari ,   ,  rendemen gula semut = 11,50 % dan kadar air gula semut = 4,05%. Pada penyadapan sore hari ,   ,  rendemen gula semut = 11,48 % dan kadar air gula semut = 3,57%. Hasil analisis uji t-Test Pairs diperoleh P suhu = 0,041 ˃ 0,025, P pH nira aren = 0,134 ˃ 0,025, P brix nira aren= 0,557 ˃ 0,025, P rendemen gula semut = 0,975 ˃ 0,025 dan P kadar air gula semut = 0,975 ˃ 0,025. Tidak ada perbedaan yang nyata dari nira aren hasil penyadapan pagi dan sore hari.Kata kunci: Rendemen, Nira, Aren, Gula semut
Pengaruh Herbal Temu Ireng (Curcuma aerugenosa) Dan Beras Ketan (Oryza sativa glutinosa) Sebagai Lulur Kulit Pada Wanita Devy Zuliyana; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v3i2.8449

Abstract

Lulur is a traditional cosmetic preparation that has been prescribed from generation to generation to remove dead skin cells and dirt so that it can exchange air freely and make the skin brighter and whiter. Therefore this study aims to determine the results of temu ireng powder and glutinous rice powder from organoleptic test of women's skin. The research used the survey-quantitative descriptive method, ‘Temu Ireng’ variable and glutinous rice powder. The independent variables in this study were the amount of temu ireng powder and glutinous rice powder used in the ratio (14 g: 6 g), (10 g: 10 g), (8 g: 12 g). The dependent variable in this study is the finished result of the scrub which includes texture, color, stickiness of the aroma and after using the scrub and is followed by a sign test. From the results of descriptive analysis with the Sign Test X3 with comparison is the best proportion. Whereas in X1 the results of the Sign Test analysis showed that the X2 was 0.45 indicating that there was a change after use. Whereas in the X2 sample from the results of the Sign Test analysis, the X2 value was 2.45, this indicates that there were changes that occurred in the panelist's skin after use. And the sample X3 from the Sign Test analysis shows X2 of 4.05, this also indicates that there is a change.Keywords:Skin Scrub, Temu Ireng Powder, Sticky Rice Powder.ABSTRAKLulur adalah sediaan kosmetik tradisional yang diresepkan dari turun-temurun digunakan untuk mengangkat sel kulit mati,dan  kotoran sehingga pertukaran udara bebas serta membuat  kulit menjadi lebih cerah dan putih.Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil powder temu ireng dan powder beras ketan dari uji organoleptik terhadap kulit wanita. Penelitian menggunakanmetode survey-deskriptif kuantitatif, variabel temu hitam dan powder beras ketan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah powder temu ireng dan powder beras ketan yang di gunakan dengan perbandingan (14 g : 6 g ), (10 g : 10 g), (8 g : 12 g ).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi dari lulur yang meliputi tekstur, warna, daya lekat aroma dan setelah penggunaan lulur dan di lanjutkan dengan uji sign test (uji tanda). Dari hasil analisis deskriptif dengan uji Sign Test X3 dengan perbandingan adalah proporsi terbaik. Sedangkan pada X1 dengan hasil analisa Sign Test menunjukkan X2nya sebesar 0,45menunjukan bahwa terdapat perubahan setelah pemakaian. Sedangkan pada sampel X2 dari hasil analisa Sign Test  nilai X2 sebesar 2,45, hal ini menunjukan terdapat perubahan yang terjadi pada kulit panelis setelah pemakaian. Dan pada sampel X3 dari analisis Sign Test menunjukan X2 sebesar 4,05 hal ini juga menandakan bahwa terjadi pula perubahan.Kata kunci: Lulur Kulit, Powder Temu Ireng, Powder Beras Ketan.
Perbandingan Kuantitas Glukosa pada Media Fermentasi Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.) dan Limbah Buah Pepaya (Carica papaya L.) Rachmawati Suprayoto Rachmawati; Ahmad Syauqi; Hari Santoso
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1377

Abstract

The rambutan rind and the papaya fruit waste can be hydrolyzed to produce glucose through fermentation process. The research has a purpose to find out the differences in the various comparisons of glucose that resulted by fermentation of rambutan rind and papaya fruit waste. This research uses experimental methods of Randomized Block Design with 5 kind of the treatment; the RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 with 4 replications and that were 20 unit experiment. This research used a consortium of the fungus of Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., and Candida sp. The addition of HCl 10 % until pH 5. Fermentation process for 4,671 day ( 112,104 hours ). The glucose levels by method sulphuric acid – phenol with UV- vis spectrophotometer technique. Analysed data with ANOVA α = 0.95% and test BNT. Comparison of raw materials fermentation the rind of rambutan and waste fruit of the papaya was RP5 treatment with glucose levels 2,533 %.ABSTRAKKulit buah rambutan dan limbah buah pepaya dapat dihidrolisis menjadi glukosa melalui proses fermentasi. Penelitian mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan berbagai  perbandingan glukosa hasil fermentasi kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 macam perlakuan yaitu RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 dengan 4 ulangan sehingga berjumlah 20 unit percobaan. Penelitian ini digunakan konsorsium jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, dan Candida sp. Dilakukan penambahan HCl 10% hingga pH 5. Serta proses fermentasi selama 4,671 hari (112,104 jam). Penentuan kadar glukosa menggunakan metode asam sulfat – fenol dengan teknik spektrofotometer UV – sinar tampak. Analisis data menggunakan ANOVA, α = 0,95% serta uji lanjutan dengan menggunakan uji BNT. Perbandingan kuantitas glukosa pada media fermentasi dari kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya berbeda nyata kadar glukosa tertinggi didapatkan pada perlakuan RP5 (9 gram kulit buah rambutan : 3 gram limbah buah pepaya) dengan kadar glukosa 2,53 %.
PENENTUAN KUANTITAS SEL Saccharomyces cerevisiae DENGAN TURBIDIMETRI Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 2 No 2 (2017): Dunia Makhluk Hidup Mikro dan Makro
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.535 KB)

Abstract

The purpose of this research is first, study turbidity levels that consistent of fungal cell suspensions form of Saccharomyces cerevisiae with turbidimeter instrument. Second, to obtain the S cerevisiae cells quantity using visible spectrophotometer instrument at a wavelength of 600 nm. Third, to obtain a significant linear between the number of S cerevisiae cells and the absorption of that spectrum result of spectrophotometer instruments and quantity of cells with turbidity. Research using randomized block design experiment. The variables in the study consisted of: independent variable of amount suspended cells that have different types and levels of concentration are shown turbidity (NTU) and the criteria on the interval readings% T 20-80 wavelength spectrum of 600 nm as the fulfilment of the law of Lambert-Beer; dependent variable is the number of cells per volume. Using a statistical analysis of covariance to test the consistency of the group replicates, each of which has a regression relationship. The experiments were performed with the replication of the type of granule cells 2 x 10 times and totalling 40 units. Turbidity caused by Saccharomyces cerevisiae cells have a consistent characters such as the use of its interaction with a wavelength of 600 nm spectrum that meets the Lambert-Beer law. Four replications follow the covariance analysis showed every value of slopes is not different. Linear equation between the quantity of cells and light of turbidimeter by light scattering in this study did not result yet in the value of accuracy that expected.Keywords: Saccharomyces cerevisiae cell, a wavelength of 600 nm, turbidityABSTRAKTujuan penelitian adalah pertama, mempelajari tingkat kekeruhan yang konsisten bentuk suspensi sel jamur Saccharomyces cerevisiae dengan instrumen Turbidimeter. Kedua, mendapatkan kuantitas sel S cerevisiae menggunakan instrumen spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 600 nm. Ketiga, mendapatkan sifat linier yang nyata antara jumlah sel S cerevisiae dan serapan spektrum tersebut hasil kerja instrumen spektrofotometer dan kuantitas sel dengan kekeruhan pada turbidimeter.Penelitian menggunakan metode eksperimen rancangan acak kelompok. Variabel dalam penelitian terdiri atas: Variabel bebas jumlah padatan tersuspensi yang mempunyai jenis dan tingkat konsentrasi berbeda ditunjukkan kekeruhan (NTU) dan memiliki kriteria pada selang pembacaan %T 20 – 80 spektrum panjang gelombang 600 nm sebagai pemenuhan hukum Lambert-Beer; variabel tergantung yaitu jumlah sel tiap volume.Menggunakan analisis statistik kovariansi untuk menguji konsistensi kelompok ulangan yang masing-masing memiliki hubungan regresi. Percobaan dilakukan dengan replikasi jenis granul sel 2 x 10 kali dan keseluruhan berjumlah 40 unit.Kekeruhan yang ditimbulkan oleh sel Saccharomyces cerevisiae mempunyai karakter konsisten seperti penggunaan interaksinya dengan spektrum panjang gelombang 600 nm yang memenuhi hukum Lambert-Beer. Setiap ulangan yang dilakukan menghasilkan slope yang sama. Persamaan linier antara kuantitas sel dan cahaya lampu turbidimeter dengan hamburan cahaya dalam penelitian ini belum menghasilkan nilai ketepatan yang diharapkan.Kata kunci: Sel Saccharomyces cerevisiae, panjang gelombang 600 nm, kekeruhan
Kandungan Lemak Surimi Ikan Ekor Kuning (caesio cuning) Akibat Penyimpanan Beku dan Sumbangan Angka Kecukupan Lemak (AKL) Agustina Dwi Puspithasari; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 3 (2017): Edisi Khusus: Manfaat Metabolit dan Aktivitas Interaksi Makhluk Hidup
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.111 KB)

Abstract

Yellow tail fish (Caesio cuning) surimi contains high protein levels but low fat levels. Freeze storage as an alternative toward surimi in order to does not occur putrefaction that is been caused by microorganism. The purpose of this research is to study the difference fat content in surimi of yellow tail fish before and after frozen storage. This study used purposive sampling experiments with methods and techniques of analysis test average of two populations (Independent t-Test) with two treatment products surimi freezing storage before and after each with five replications. Quantitative data were analyzed using SPSS version 17 software. The results of the research there is a difference in fat levels decrease significantly that is average in frozen surimi prior to 30.274% while after frozen storage 20.961%. It can be concluded that the storage of frozen surimi experienced a significant decrease in fat levels, so there is a difference between before and after frozen storage, where fat loss of 9.31%. Result is a high decrease of fat in freezer, because fat loss more than 5%. Keywords: freeze storage, fat content, surimi yellow tail fish ABSTRAK Surimi ikan ekor kuning (Caesio cuning) mengandung kadar protein tinggi tetapi kadar lemaknya rendah. Penyimpanan beku sebagai salah satu alternatif agar surimi tidak membusuk sebab aktifnya mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari perbedaan lemak surimi ikan ekor kuning (Caesio cuing) sebelum dan sesudah penyimpanan beku. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan purposive sampling dan teknik analisis uji rerata dua populasi dengan dua perlakuan produk surimi sebelum dan sesudah penyimpanan beku masing-masing dengan lima kali ulangan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan softwere SPSS versi 17. Hasil penelitian terdapat perbedaan penurunan kadar lemak yang signifikan yaitu rerata pada surimi sebelum penyimpanan beku 30,2741% sedangkan sesudah penyimpanan beku 20,9608%. Surimi penyimpanan beku mengalami penurunan kadar lemak yang signifikan, sehingga terdapat perbedaan antara produk surimi sebelum dan sesudah penyimpanan beku, penurunan lemak sebesar 9,31% dan hasil tersebut merupakan penurunan lemak yang tinggi dalam penyimpanan beku, karena penurunan lemak lebih dari 5%. Kata kunci: penyimpanan beku, kadar lemak, surimi ikan ekor kuning.
Uji Kandungan Senyawa Aktif pada Kombinasi Kudu Laos (Morinda citrifolia dan Alpinia galanga) Hasina Varadibbah; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 3 (2017): Edisi Khusus: Manfaat Metabolit dan Aktivitas Interaksi Makhluk Hidup
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.569 KB)

Abstract

Herb or herbal medicine namely Kudu Laos potential as afitness therapy used in health care. This research aims to know contains of active compound in the combination of Morinda citrifolia and Alpinia galanga which had different treatments, by finding the correlation among of the active compound. The kind of this research is experimental laboratory using Complete Random Design (CRD) with observation of color result. Using the newton’s reversed ring scale which concentrated color has scale 4 and the bright color has scale 1. The research was conducted by three treatments of volume comparison with four replications. Using application of SPSS version 15.0 to test of Pearson correlation and examine alkaloid in the combination of mengkudu (Morinda citrifolia) and galangal (Alpinia galanga) there is a change of color become orange, that’s mean positive (+) contains alkaloid. Examining flavonoid, there is change of color become yellow, that’s mean positive (+) contains flavonoid. Examining of saponin by seeing the positive stable foam (+), it contains saponin. The correlation result of active compound on the mengkudu galangal, flavonoids that correlate with alkaloid is very strong also between alkaloid with saponin, and flavonoid with saponin. Keywords : active compound, combination, mengkudu and galangal ABSTRAK Jamu kudu laos potensial sebagai terapi kebugaran yang digunakan dalam perawatan kesehatan. Tujuan penelitian adalah mempelajari kandungan senyawa aktif dalam perasan dari perlakuan perbandingan volume Kudu-Laos yang berbeda dan mendapatkan korelasi diantara senyawa aktif. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pengamatan warna. Menggunakan skala cincin newton yang dibalik yaitu warna pekat mempunyai skala 4 dan warna lebih terang dengan skala 1. Dilakukan tiga kali perlakuan berbandingan volume dengan empat kali pengulangan. Menggunakan data analisis tes korelasi Pearson aplikasi SPSS versi 15.0. Hasil penelitian kombinasi mengkudu dan lengkuas uji alkaloid terdapat perubahan warna menjadi oranye yang berarti positif (+) mengandung alkaloid. Uji flavonoid terjadi perubahan warna menjadi kuning positif (+) adanya flavonoid. Uji saponin dengan melihat busa stabil banyak busa positif (+) mengandung saponin. Hasil korelasi senyawa aktif pada jamu kudu-laos flavonoid berkorelasi dengan alkaloid sangat kuat, demikian pula antara alkaloid dengan saponin serta antara flavonoid dengan saponin. Kata kunci: senyawa aktif, kombinasi, mengkudu dan lengkuas
Uji Kandungan Senyawa Aktif Minuman Jahe Sereh (Zingiber officinale dan Cymbopogon citratus) Anti Wulan Yuliningtyas; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 No 2 (2019): Ekstrak dan Nutrisi
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.962 KB)

Abstract

Ginger and lemongrass are both natural ingredients that are often used for spices in making various dishes. Ginger and lemongrass have a delicious smell and sting and can warm the body. Lemongrass ginger drink presents a flavor that is able to warm the body and make the body more fit and healthy. The purpose of this study determine the content of active compounds contained in lemongrass ginger drink (Zingiber officinale and Cymbopogon citratus). The research method used is experimental method using a combination of rhizome of ginger and lemongrass stem using 3 comparison that is 1: 1; 1: 2; and 2: 1 consist of 3 treatments and 4 replications with color scoring using newton reversed circle reversed circle reference and data analysis performed using Pearson correlation test. Lemongrass ginger drinks (Zingiber officinale and Cymbopogon citratus) contain active compounds in the form of alkaloids, flavonoids, and saponins and there are no quinons and no tannins. Correlation between alkaloid compounds (reagent dragendrof) 1: 2 with 1: 1 flavonoid compound alleged lemongrass ginger drink efficacious as anti-inflammatory, analgesic and correlation between saponin 1: 2 compounds with alkaloid (reagent dragendrof) 1: 1 allegedly efficacious as anti-inflammatoryLemongrass ginger drink in addition to efficacious as a body warmer drink is also thought to be nutritious to refresh the body. Keywords: Ginger, lemongrass, the active compound ABSTRAK Jahe dan sereh merupakan kedua bahan alami yang sering dipergunakan untuk bumbu dalam membuat berbagai masakan. Jahe dan sereh memiliki aroma sedap dan menyengat serta dapat menghangatkan tubuh. Minuman jahe sereh menyuguhkan rasa yang mampu menghangatkan tubuh dan membuat tubuh semakin bugar. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui kandungan zat aktif yang ada pada minuman jahe sereh (Zingiber officinale dan Cymbopogon citratus). Metode penelitian adalah metode eksperimen menggunakan kombinasi dari perasan rimpang jahe dan batang sereh sebagai variabel bebas; terdiri atas tiga perlakuan dan empat ulangan. Variabel terikat adalah intensitas warna hasil reaksi dan diberi skor warna menggunakan referensi lingkaran cincin newton skala terbalik dan analisis data dilakukan menggunakan korelasi Pearson. Minuman jahe sereh (Zingiber officinale dan Cymbopogon citratus) terdapat senyawa aktif berupa alkaloid, flavonoid, dan saponin dan tidak terdapat senyawa kuinon dan tanin. Korelasi pertama diduga minuman jahe sereh berkhasiat sebagai antiinflamasi, analgesik dan korelasi kedua diduga berkhasiat sebagai antiinflamasi. Minuman jahe sereh selain berkhasiat sebagai minuman penghangat badan juga diduga berkhasiat untuk menyegarkan tubuh. Kata kunci : Jahe, sereh, Senyawa aktif