Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia

Penerapan Menghardik Dan Terapi Musik Pada Pasien Skizofrenia Dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran Suci Sulistyowati; Ayu Pratiwi; Tati Suryati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 8 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan jiwa atau sering disingkat ODGJ adalah suatu sindrom atau psikologis atau pola perilaku secara klinis, yang terjadi pada individu dan dihubungkan dengan adanya distress, disabilitas atau disertai adanya peningkatan resiko yang bermakna seperti kehilangan kebebasan, ketidakmampuan, menyebabkan sakit atau bahkan kehilangan nyawa. Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Pasien yang mengalami halusinasi biasanya merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Tujuan : Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pemberian intervensi inovasi terapi menghardik dan terapi musik untuk mengontrol halusinasi pendengaran. Metode: pemberian intervensi terapi menghardik dan terapi musik untuk mengontrol halusinasi pendengaran selama 3 hari dilakukan 1 hari 1x terapi selama 20 menit. Hasil : Dapat diperoleh pada pasien mengalami perubahan terhadap halusinasi pendengaran. Kesimpulan : Terdapat penurunan secara signifikan yang dialami pasien setelah diberikan terapi menghardik dan terapi musik. Saran : diharapkan terapi menghardik dan terapi musik dijadikan salah satu intervensi di Panti.
Penerapan Pemberian Terapi Psikoreligius: Dzikir Pada Pasien Dengan Gsp: Halusinasi Penglihatan Dan Pendengaran Rika Apriliana; Ayu Pratiwi; Tati Suryati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 8 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halusinasi merupakan keadaan seseorang merasakan hasutan yang tidak nyata ditandai munculnya beberapa gejala seperti berbicara sendiri, tertawa sendiri, berusaha menghindar dari oranglain. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensorik dalam persepsi indra, ketidakmampuan untuk membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar), adanya persepsi yang salah tentang lingkungan tanpa benda. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptip dengan pendekatan observasional melalui studi kasus untuk memperoleh hasil penerapan terapi psikoreligius: dzikir pada pasien halusinasi. Tujuan: Menganalisis implementasi peneran terapi psikoreligius dzikir terhadap pasien halusinasi. Hasil: Studi kasus didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan implementasi selama 5 hari dengan penerapan psikoreligius: dzikir tanda dan gejala halusinasi penglihatan dan pendengaran menurun. Kesimpulan: Terapi psikoreligius: dzikir memberikan pengaruh terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi penglihatan dan pendengaran.
Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Pada Pasien Isolasi Sosial Kasifah; Ayu Pratiwi; Tati Suryati; Mentari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 8 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan mengancam (Townsend, 2019). Klien dengan isolasi sosial tidak mampunyai kemampuan untuk bersosialisasi dan sulit untuk mengungkapkan keinginan dan tidak mampu berkomunikasi dengan baik sehingga klien tidak mampu mengungkapkan marah dengan cara yang baik. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dengan isolasi sosial dilakukan tindakan generalis. Terapi Aktivitas Kelompok, terapi spesialis yang diberikan adalah dengan memberikan terapi Aktivitas Kelompok. (Sukaesti, 2019). Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan penerapan terapi aktivitas kelompok. Studi kasus didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan implementasi selama 5 hari dengan penerapan terapi aktivitas kelompok tanda dan gejala isolasi sosial menurun dari 10 turun menjadi 2 tanda dan gejala. Terapi aktivitas kelompok memberikan pengaruh terhadap penurunan tanda dan gejala isolasi sosial.
Penerapan Terapi Afirmasi Pada Pasien Halusinasi Pendengaran Iis Sumiyati; Ayu Pratiwi; Tati Suryati; Mentari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 8 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halusinasi merupakan suatu bentuk persepsi atau pengalaman indera yang tidak terdapat stimulasi terhadap reseptornya. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensorik dalam persepsi indra,ketidakmampuan untuk membedakan rangsangan internal(pikiran) dan rangsangan eksternal(dunia luar) adanya persepsi yang salah tentang lingkungan tanpa benda. Metode dalam penelitian ini yaitu studi kasus dengan penerapan intervensi afirmasi dan pengkajian langsung. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi penerapan terapi afirmasi terhadap pasien halusinasi. Studi kasus didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan implementasi selama 5 hari dengan penerapan terapi afirmasi tanda dan gejala halusinasi pendengaran menurun dari 6 menjadi 2 tanda gejala. Terapi afirmasi memberikan pengaruh terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran.
Efektivitas Pemberian Terapi Psikoedukasi Pada Pasien Gangguan Proses Pikir : Waham Erika Maharani; Ayu Pratiwi; Tati Suryati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 8 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waham merupakan suatu keyakinan yang salah dan dipertahankan dengan kuat oleh klien tanpa disertai bukti-bukti yang jelas dan nyata. Salah satu strategi yang dilakukan untuk membantu penyembuhan pada waham adalah Terapi Psikoedukasi. Terapi psikoedukasi membahas masalah pribadi dan masalah dalam merawat anggota keluarga. Dengan melakukan psikoedukasi maka seorang perawat akan dapat langsung memberikan pelayanan yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah. Tujuan : Dilakukannya penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui efektivitas Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Waham dengan pemberian Terapi Psikoedukasi di Panti Rehabilitasi Mental Griya Bhakti. Metode : Asuhan keperawatan dengan pemberian terapi psikoedukasi pada pasien selama 3 hari dilakukan 1 hari 1x terapi selama 10-15 menit. Hasil : Terapi psikoedukasi pada pasien dapat menurunkan frekuensi dan tanda-gejala waham. Kesimpulan : dimana klien dapat melakukan terapi nonfarmakologis yaitu terapi psikoedukasi untuk menurunkan tanda-gejala pada waham yang dideritanya.
Penerapan Terapi Aktivitas Waktu Luang (Senam) Pada Pasien Dengan GSP: Halusinasi Pendengaran Dan Penglihatan Suci Ririn Puspita; Ayu Pratiwi; Tati Suryati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 8 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halusinasi merupakan salah satu dari gangguan jiwa dimana seseorang tidak mampu membedakan antara kehidupan nyata dengan kehidupan palsu. Halusinasi adalah gangguan persepsi pancaindra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem pengindraan di mana terjadi pada saaat kesadaran individu itu penuh atau baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi penerapan intervensi inovasi terapi senam aerobik low impact untuk mengontrol halusinasi penglihatan dan pendengaran. Asuhan keperawatan dan penerapan intervensi terapi senam aerobik low impact terhadap mengontrol halusinasi pendengaran dan penglihatan selama 3 hari dalam sehari dilakukan 2 kali (pagi dan siang hari) selama 30menit. Hasil studi kasus didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan implementasi selama 5 hari dengan penerapan terapi aktvitas waktu luang (senam) tanda dan gejala halusinasi penglihatan dan pendengaran menurun. Terapi aktivitas waktu luang: senam memberikan pengaruh terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi penglihatan dan pendengaran.
Penerapan Terapi Progresive Muscle Relaxation (PMR) Pada Penurunan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran Dan Penglihatan Ayu Pratiwi; Titi Widiyanti; Tati Suryati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 8 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan jiwa merupakan salah satu komponen yang perlu dimiliki oleh setiap individu dalam memenuhi kriteria sehat secara menyeluruh dimana terjadinya kondisi keharmonisan fungsi jiwa, kemampuan dalam menghadapi masalah, serta mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan (Ramadhani, dkk, 2020). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di Indonesia menunjukan bahwa kasus skizofrenia tertinggi terdapat di provinsi Bali dengan jumlah 11,1 % dan 6,6% terjadi di provinsi DKI Jakarta serta kasus terkecil terjadi di daerah Kepulauan Riau dengan jumlah presentase sebanyak 2,8%. Prevalensi kejadian kasus skizofrenia berdasarkan tempat tinggal terbanyak terjadi di daerah pedesaan dengan presentase sebanyak 7,0% dari pada diperkotaan dengan jumlah 6,4%. Halusinasi adalah gangguan presepsi yang menyebabkan seorang melihat, mendengar, atau mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi bisa disebabkan oleh gangguan mental penyakit tertentu atau efek samping obat. Hare, S. (2021). Strategi pelaksanaan pada pasien halusinasi adalah penerapan standar asuhan keperawatan yang terjadwal dan bertujuan untuk mengurangi atau mengontrol masalah keperawatan jiwa yang ditangani, melatih keluarga dalam merawat pasien dengan halusinasi, serta melakukan terapi aktivitas kelompok. Salah satu strategi pelaksanaan pada pasien halusinasi yaitu Latihan Relaksasi Otot Progresif (ROP) (Ramadani, et al., 2020). Relaksasi Otot Progresif (ROP) adalah metode relaksasi otot dalam yang didasarkan pada prinsip ketegangan otot yaitu respons fisiologis tubuh manusia terhadap pikiran - pikiran yang mengganggu (Cougle et al., 2020). Manfaat ROP adalah relaksasi dapat mengurangi ketegangan dan stress psikologis. Hal ini dikarenakan ROP dapat membantu suasana hati menjadi lebih rileks karena adanya produksi serotonin dalam tubuh, (Salfiana, 2022). Metode : Asuhan keperawatan dengan pemberian terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP) pada Tn. W selama 5 hari dilakukan 1 hari 1x terapi selama 10-15 menit. Hasil : Setelah dilakukan intervensi pemberian terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP) 5 hari didapatkan Tn.W mengalami peenurunan frekuensi halusinasi Kesimpulan : dimana pasien dapat melakukan terapi nonfarmakologis yaitu terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP) untuk menurunkan tanda-gejala pada halusinasi yang dideritanya.