Suparmi Suparmi
Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada Puskesmas di Regional Timur Indonesia Suparmi Suparmi; Iram Barida Maisya; Anissa Rizkianti; Kencana Sari; Bunga Christitha Rosha; Nurillah Amaliah; Joko Pambudi; Yuana Wiryawan; Gurendro Putro; Noor Edi Widya Soekotjo; Lovely Daisy; Mayang Sari
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 28 No 4 (2018)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v28i4.125

Abstract

The decline in under-five mortality remains target of health development in Indonesia. One effort that can be done, among others, is to improve the skills of health workers in dealing with sick children through the Integrated management of Chilhood Illness (IMCI). This study aims to evaluate the implementation of IMCI in 10 selected districts/cities in Eastern Region of Indonesia with a sample of 20 puskesmas selected randomly. In total 40 under-five children were observed when receiving IMCI services at the puskesmas. In addition, an assessment of the completeness of filling out of 200 forms of IMCI under-five children who had come to the puskesmas a week before the survey was conducted. Information related to the availability of equipment to support IMCI services is collected through direct observation in 20 selected puskesmas assisted by a check list form. The results showed that 80% of puskesmas in the eastern region have implemented IMCI, but only 25% of puskesmas reaching all the under-five children. As many as 90% of puskesmas have been trained for IMCI, however only 15% have been monitored post training. Only 25% of puskesmas received supervision from the District Health Office in implementing IMCI. The observation results at the IMCI service for children under five showed that, the lowest score for compliance with IMCI was counseling (25.8%) and the highest was diarrhea assessment (73.8%). The results of observing the IMCI forms showed that the lowest score was feeding practice (30.4%) and repeat visits (30.8%). Meanwhile, oral rehydration facilities for diarrhea are reported to be inadequate, because they are only available at 50% of puskesmas. There needs to be monitoring and supervision of officer compliance and increasing the availability of supporting equipment and facilities/insfrastructure in the implementation of IMCI. Abstrak Penurunan angka kematian balita masih menjadi target pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani balita sakit, melalui pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan MTBS di 10 Kabupaten/Kota terpilih di regional timur, dengan jumlah sampel 20 puskesmas yang dipilih secara acak. Secara total, 40 pasien balita diobservasi pada saat mendapatkan pelayanan MTBS di puskesmas. Selain itu, dilakukan asesmen kelengkapan pengisian dari 200 formulir MTBS balita yang pernah datang ke puskesmas dalam kurun waktu seminggu sebelum survei. Infomasi terkait dengan ketersediaan peralatan untuk mendukung pelayanan MTBS dikumpulkan melalui observasi secara langsung di 20 puskesmas terpilih dibantu dengan formulir check list. Hasil analisis menunjukkan bahwa 80% puskesmas di regional timur telah melaksanakan MTBS, namun hanya 25% puskesmas yang menjangkau seluruh balita. Sebesar 90% puskesmas telah terlatih MTBS, namun hanya 15% yang dilakukan monitoring pasca pelatihan. Hanya 25% puskesmas yang mendapatkan supervisi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan MTBS. Hasil observasi pada saat pelayanan MTBS pada balita menunjukkan, skor kepatuhan pelaksanaan MTBS yang terendah adalah konseling (25,8%) dan tertinggi adalah asesmen diare (73,8%). Hasil observasi pengisian formulir MTBS menunjukkan, skor terendah pada pengisian pemberian makan (30,4%) dan kunjungan ulang (30,8%). Sementara itu, fasilitas rehidrasi oral untuk diare dilaporkan belum memadai, karena hanya tersedia di 50% puskesmas. Perlu adanya monitoring dan supervisi terhadap kepatuhan petugas serta peningkatan ketersediaan peralatan dan sarana/prasarana pendukung dalam pelaksanaan MTBS.
HUBUNGAN KEPEMILIKAN BUKU KIA TERHADAP PENINGKATAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DI INDONESIA Suparmi Suparmi; Anissa Rizkianti; Iram Barida Maisya; Ika Saptarini
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 9 NO. 2 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.416 KB) | DOI: 10.22435/kespro.v9i2.1014.159 - 166

Abstract

Background: One effort to reduce maternal mortality (MMR) is to increase the use of maternal and child health books (MCH books) as a source of information and maternal health record. However, there are still limited research findings related to the ownership of MCH books. Objective: This study aimed to measure the relationship of MCH book ownership to the increased utilization of maternal health services in Indonesia. Method: Secondary data analysis of the 2016 National Health Indicator Survey (Sirkesnas) was used with a cross-sectional design. The population is all women 10-54 years who gave birth to the last child in the last three years. The number of samples was 7149 respondents. The dependent variable includes antenatal visits, delivery assisted by health professionals and delivery in a health facility. The independent variable is the ownership of the MCH book and the characteristics of the mother (age, occupation, education and residence). Multivariate analysis used multiple logistic regression with 95 percent confidence interval. Results: More than half (57.5%) of mothers have MCH books. After being controlled by maternal characteristics (age, education, place of residence and occupation), MCH book ownership is related to the use of antenatal care services (OR = 2.31, 95% CI: 0,000), delivery by health professionals (OR = 4.49, 95% CI: 0,000), and delivery in a health facility (OR = 2.71, 95% CI: 0,000). Conclusion: The ownership of the MCH handbook is related to the increased utilization of antenatal (K4) services, delivery assisted by health professionals and delivery in a health facility. Latar belakang: Salah satu upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) adalah meningkatkan pemanfaatan buku kesehatan ibu dan anak (buku KIA) sebagai sumber informasi dan pencatatan kesehatan ibu. Namun, masih terbatas hasil penelitian yang berhubungan dengan kepemilikan buku KIA. Tujuan: Studi ini bertujuan mengukur hubungan kepemilikan buku KIA terhadap peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal di Indonesia. Metode: Analisis data sekunder Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) 2016 digunakan dengan desain potong lintang. Populasi adalah semua wanita 10-54 tahun yang melahirkan anak terakhir dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Jumlah sampel adalah 7149 responden. Variabel dependen meliputi kunjungan antenatal, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan persalinan di fasilitas kesehatan. Variabel independen adalah kepemilikan buku KIA dan karakteristik ibu (umur, pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal). Analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda dengan derajat kepercayaan 95 persen. Hasil: Lebih dari separuh (57,5%) ibu memiliki buku KIA. Setelah dikontrol oleh karakteristik ibu (umur, pendidikan, tempat tinggal dan pekerjaan), kepemilikan buku KIA berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan pemeriksaan kehamilan (OR = 2,31, 95% CI: 0,000), persalinan oleh tenaga kesehatan (OR = 4,49, 95% CI: 0,000), dan persalinan di fasilitas kesehatan (OR = 2,71, 95% CI: 0,000). Kesimpulan: Kepemilikan buku KIA berhubungan dengan peningkatan pemanfaatan layanan antenatal (K4), persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan persalinan di fasilitas kesehatan.
HUBUNGAN PEMANFAATAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN CAKUPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN Suparmi Suparmi; Iram Barida Maisya; Anissa Rizkianti; Ika Saptarini; Ario Baskoro
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 11 No 1 (2020): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 11 NOMOR 1 TAHUN 2020
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/kespro.v11i1.3317

Abstract

Abstract Background: Health Operational Assistance (BOK) is a central government fund allocation to support the operation of Health Center (Puskesmas) to increase promotive and preventive activities related to public health, including maternal health. Objective: This study aims to determine the relationship of BOK utilization on maternal health service coverage. Method: The study used secondary data from the Ministry of Health e-Renggar Planning and Budget Bureau, Statistics Indonesia, the Ministry of Finance and the 2018 Public Health Development Index (IPKM) report. The unit of analysis is districts. Bivariate analysis was performed by Pearson correlation test, while multivariate analysis was performed by linear regression using SPSS software version 15. Results: The result of Pearson correlation test showed that BOK utilization was positively correlated with an increase in the antenatal care coverage (r = 0.294; p-value = 0,000) and coverage of deliveries by health workers in health facilities (r = 0.227; p-value = 0,000). The results of linear regression analysis showed BOK utilization, the percentage of poverty and the adequacy of posyandu have a significant relationship with antenatal care coverage and coverage of delivery assisted by health workers in health facilities. Conclusion: The health operational fund utilization increase antenatal care coverage and coverage of delivery assisted by health workers in health facilities. Therefore, it is necessary to optimize the use of BOK for the achievement of priority public health programs, especially for innovative activities that have a high degree of leverage towards the achievement of SDGs so that the target in reducing Maternal Mortality Rate (MMR) can be achieved. Keywords: health operational fund, maternal health, coverage, services Abstrak Latar Belakang: Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu sumber pembiayaan dari pemerintah pusat untuk menunjang operasional Puskesmas dalam meningkatkan upaya promotif dan preventif terkait kesehatan masyarakat, salah satunya kesehatan ibu. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan BOK terhadap cakupan pelayanan kesehatan ibu. Metode: Studi ini menggunakan data sekunder dari laporan e-renggar Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan, Badan Pusat Statistik, Kementerian Keuangan dan laporan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) tahun 2018. Unit analisis adalah Kabupaten/Kota. Analisis bivariate dilakukan dengan uji korelasi pearson, sedangkan analisis multivariate dilakukan dengan regresi linier menggunakan software SPSS versi 15. Hasil: Hasil analisis uji korelasi pearson menunjukkan bahwa persentase realisasi BOK berkorelasi positif dengan peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan K4 (r=0,294; p-value=0,000) dan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (r=0,227; p-value=0,000). Hasil analisis regresi linier menunjukkan pemanfaatan BOK, persentase penduduk miskin dan kecukupan posyandu mempunyai hubungan bermakna dengan cakupan K4 dan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Kesimpulan: Pemanfaatan BOK berhubungan dengan peningkatan cakupan K4 dan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Optimalisasi pemanfaatan BOK untuk pencapaian program prioritas kesehatan masyarakat diperlukan, terutama untuk kegiatan-kegiatan inovatif yang memiliki daya ungkit tinggi terhadap pencapaian SDGs sehingga target dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dapat tercapai. Kata kunci: bantuan operasional kesehatan, kesehatan ibu, cakupan, pelayanan
PENDAMPINGAN MAHASISWA DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN, NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR DI TUJUH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA Suparmi Suparmi; Siti Masitoh; Anissa Rizkianti; Iram Barida Maisya; Ika Saptarini; Andi Susilowati; Sugiharti Sugiharti; Heny Lestary; Novianti Novianti; Joko Pambudi; Nurillah Amaliah; Bunga Christita Rosha; Indri Yunita Putri; Kencana Sari; Rika Rachmalina; Fithia Dyah Puspita; Rina Marina; Gurendro Putro; Noor Edi Widya Soekotjo; Milwiyandia Milwiyandia; Syafran Arrazy; Mochamad Iqbal Nurmansyah
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 18 No 3 (2019): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 18 NO.3 TAHUN 2019
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.352 KB) | DOI: 10.22435/jek.v3i18.2307

Abstract

ABSTRACT Reducing maternal and neonatal mortality still have many challenges. One of the Ministry of Health’s strategy is to collaborate with universities through the assitance of pregnant women by students. This study aims to determine the effect of students’mentoring on increasing knowledge of pregnant women on dangerous sign of pregnancy, postnatal and newborns. The study is an operational research with quasi-experimental design that was conducted in seven districts/cities in Indonesia. Two Puskesmas were chosen for each district and it categorized as intervention and control group with the number of samples was 280 pregnant women for each group. The results of pre-test showed no difference in the level of knowledge about the dangerous signs of pregnancy, postnatal and newborns between the intervention and control groups, but after mentoring there were significant differences (p-value <0.001). The logistic regression results show that mothers in the intervention group had a 33% higher chance of having good knowledge about the dangerous signs of pregnancy; 92% higher knowledge about dangerous signs of postnatal and 78% higher knowledge about dangerous signs of newborns compared to control group. Therefore, student mentoring can be used as an alternative method of delivering information to increase the knowledge of pregnant women. Keywords: Mentoring, pregnant women, students, danger sign of pregnancy, postnatal, newborn ABSTRAK Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir masih memiliki banyak tantangan. Salah satu strategi Kementerian Kesehatan adalah berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi melalui kegiatan pendampingan ibu hamil oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendampingan terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang bahaya kehamilan, nifas dan bayi baru lahir. Penelitian ini merupakan riset operasional berdesain quasi experiment yang dilaksanakan di tujuh Kabupaten/Kota di Indonesia. Tiap Kabupaten/Kota dipilih dua Puskesmas, satu Puskesmas sebagai lokasi intervensi dan satu Puskesmas lain sebagai kontrol. Besar sampel adalah 280 orang ibu hamil pada masing-masing kelompok intervensi dan kontrol. Hasil pretest menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan tanda bahaya kehamilan, nifas dan bayi baru lahir diantara kelompok intervensi dan kontrol, namun setelah pendampingan terdapat perbedaan signifikan (p-value <0.001). Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa ibu di kelompok intervensi memiliki peluang 33% lebih tinggi untuk memiliki pengetahuan baik tentang tanda bahaya kehamilan; 92% lebih tinggi pengetahuan tanda bahaya nifas dan 78% lebih tinggi pengetahuan tanda bahaya bayi baru lahir dibandingkan ibu kelompok kontrol. Oleh sebab itu, pendampingan mahasiswa dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode penyampaian informasi untuk menngkatkan pengetahuan ibu hamil. Kata kunci: Pendampingan, ibu hamil, mahasiswa, tanda bahaya kehamilan, nifas dan bayi baru lahir