Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI EFEKTIVITAS INFUSA DAUN SIRIH MERAH Piper crocatum ruiz TERHADAP MORTALITAS LARVA Aedes aegypti Riwanti Winandasari; Ritna Udiyani; Tika Sari Dewy; Harninda Kusumaningtyas; Nita Rahayu
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 13 No 1 (2021): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v13i1.4353

Abstract

Indonesia is known as a dengue-endemic country with an increasing number of cases. Appropriate dengue vector control efforts are needed to control the transmission of this disease effectively and efficiently. Botanical larvicide is one type of dengue vector control which is expected to be an alternative as a substitute for chemical larvicides. The purpose of this study was to determine the effect of red betel (Piper crocatum)infusion on the mortality of Ae. aegypti. True experimental design with post-test only with control group was used in this study. The test was carried out by dividing the sample into two groups, including the red betel infusion group and the control group (with aquadest), the observations were carried out for 24 hours. The results of the study showed that the larvacide test of red betel leaf infusion had an effect on 12 to 24 hours, and there was an increase in mortality of Ae. egypti for 24 hours. The humidity of the test room is one of the factors that can affect the results of the study. Abstrak Indonesia dikenal sebagai negara endemis dengue dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Appropriate dengue vector control efforts diperlukan untuk mengendalikan penularan penyakit ini secara efektif dan efisien. Larvasida botani merupakan salah satu jenis pengendalian vektor dengue yang diharapkan dapat menjadi alternatif sebagai pengganti larvasida kimia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh infusa sirih merah (Piper crocatum) terhadap mortalitas larva Ae. aegypti. True eksperimen design dengan post test only with control group digunakan dalam penelitian ini. Pengujian dilakukan dengan membagi menjadi dua kelompok sampel, meliputi kelompok infusa sirih merah dan kelompok kontrol (dengan Aquadest), pengamatan dilakukan selama 24 jam. Hasil studi menunjukkan Uji larvasida infusa daun sisrih merah berpengaruh pada 12 sampai dengan 24 jam, dan terdapat peningkatan mortalitas larva Ae. egypti selama 24 jam. Kelembaban ruangan uji menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil studi.
PENERAPAN TERAPI TERTAWA DALAM UPAYA MENURUNKAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG EMPAT Ritna Udiyani; Tika Sari Dewi; Hajeriah
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v8i2.613

Abstract

Postpartum Blues dapat berpengaruh negative terhadap ibu dan bayinya sehingga perlu penatalaksanaan non farmakologi terapi tertawa karena tertawa dapat mengeluarkan hormone endofrin sehingga ibu menjadi rileks. Tujuan penelitian ini mengetahui penurunan kejadian postpartum blues. Metode penelitian menggunakan rancangan kuantitatif Quasi eksperiment dengan desain Time series, sampel yang digunakan sebanyak 20 responden dari wilayah kerja Puskesmas simpang empat Kabupaten Tanah Bumbu, teknik sampling Purvosive Sampling. Intervensi diberikan selama 5 kali dengan instrumen yang digunakan dengan kuesioner EPDS. Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata sebelum terapi tertawa seluruhnya mengalami depresi postpartum namun setelah dilakukan terapi tertawa yang ketiga, keempat dan kelima sebagian besar mengalami anxiety. Hasil uji analisis Wilcoxon pada pemberian intervensi pertama didapatkan nilai p-value p-value 0.000(<0,05), pada pemberian intervensi kedua didapatkan nilai p-value 0.000(<0,05), pada pemberian intervensi ketiga didapatkan nilai p-value p-value 0.002(<0,05), pada pemberian intervensi keempat didapatkan nilai p-value p value 0.000(<0,05) dan pada pemberian intervensi kelima didapatkan nilai p-value 0.000(<0,05) dan pada hasil uji analisa kruskal wallis dengan nilai p-value < 0.05 yaitu 0.000 dapat diartikan bahwa yang ada pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan Postpartum blues. Kesimpulan penelitian ini adalah postpartum blues dapat diberikan tindakan keperawatan secara mandiri salah yaitu terapi tertawa, karena terapi tertawa efektif menurunkan postpartum blues pada ibu. Prosedur Tindakan terapi tertawa dapat digunakan oleh tenaga kesehatan untuk memberikan implementasi yang sesuai untuk menurunkan postpartum blues pada ibu.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA TAHANAN DI LAPAS KELAS III BATULICIN TAHUN 2023 Helda Aprilia; Ritna Udiyani; Bayu Purnama Atmaja
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v9i2.698

Abstract

Penyalahgunaan Napza di Indonesia sudah sangat merajalela. Hal ini terlihat dari makin banyaknya penyalahguna dari semua kalangan dan peredaran Napza yang terus meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan Napza pada Tahanan di Lapas Kelas III Batulicin Tahun 2023. Desain penelitian menggunakan metode pendekatan cross-secctional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 orang. Tekhnik sampling menggunakan purposive sampling dengan instrumen berupa kuesioner pengetahuan, kepribadian, keluarga, pergaulan, dan lingkungan sosial. Hasil penelitian menggunakan analisa univariat didapatkan sebagian besar responden (56%) berusia remaja akhir, (69%) responden berpengetahuan baik, (63%) responden berkepribadian introvert, (76%) responden memiliki hubungan keluarga yang tidak baik, (78%) memiliki pergaulan negatif dan (73%) memiliki lingkungan yang negatif. Kemudian analisa bivariat dengan uji fisher’s data variabel faktor pengetahuan, kepribadian, keluarga, pergaulan dan lingkungan sosial di dapatkan p value <0,05 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Kemudian hasil uji multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda didapatkan hasil OR pada pengetahuan sebesar 0,048, keluarga 7.271, dan pergaulan 4.076. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu faktor keluarga merupakan faktor yang paling dominan beresiko dibandingkan dengan faktor lainnya. Saran dari peneliti diharapkan keluarga responden saling mengawasi dan mengingatkan anggota keluarganya serta menjaga hubungan baik dengan keluarga agar tidak melakukan penyalahgunaan Napza.