Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Makna Tradisi Marariq Masyarakat Bangsawan Suku Sasak Di Lombok Ahmad Khaerul Kholidi; Adi Faizun; Lalu Muhammad Iqbal; Ahmad Ramdhani
Palita: Journal of Social Religion Research Vol 6, No 2 (2021): Palita: Journal of Social Religion Research
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pal.v6i2.1930

Abstract

The background of this research is the culture of marriage as a form of expression of life as stated in traditional ceremonial processions, especially the Sasak tribe in Lombok. The tradition of merarik has become part of a wedding ceremony for the Sasak people, which is a procession carried out by a pair of grooms and brides to conduct a wedding. The customary process is related to behavior patterns, which is a reflection of the meaning of community behavior, if it is violated, there will be disharmony in social life. In addition, pulling in essence can be interpreted as an important marriage in human life. Each custom process merarik in society Sasak-meal contained specific meaning in it. Therefore, thistradition merarik deserves to be appointed as a research subject, especially in its unique aspects, why thetradition is merarik used as a mandatory ritual to be fulfilled. Merariq is wedding rituals carried out by the Sasak people on the island of Lombok. Merariq for the people of Lombok is half of life to start a new life through the marriage process. Merariq has a different ritual than other regions in Indonesia. The Sasak tribe community consists of two differences in social caste, including those with blue blood, such as: the names Lalu, Lale, Baiq,  Raden, Mamiq, while those who do not have royal blood are usually calledchildren amaq, with differences in hereditary caste which will affect the lifestyle. both in the implementation of wedding rituals, for example in the marriage process, it will feel thick with cultural nuances.
PRAKTIK POLITIK SYEKH ZAINUDDIN PERSFEKTIF MAQASID SYARIAH ahmad khaerul kholidi; mansyur
Politea : Jurnal Politik Islam Vol. 6 No. 1 (2023): Agama, Negara dan Demokrasi
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/politea.v6i1.6714

Abstract

Semangat perjuangan keagamaan dapat diwujudkan dengan berbagai varian, lebih-lebih jika kepercayaan akan agama sudah mengakar sebagai spirit perjuangan. Agama telah menawarkan suatu cara pandang hidup yang mampu meng-cover setiap tindakan, perbuatan yang mengarah pada pembentukan manusia seutuhnya, demikian pula islam pada sisi-sisi kehidupan ummat baik dalam hal sosial, budaya, hukum bahkan politik sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Agama dan politik merupakan dua sisi yang terkadang dianggap bersebrangan. “agama” sebagai dasar berpolitik dalam melestarikan keyakinan yang dianut sering kali mengalami hambatan karena pemerintah terkadang menganggap sebagai batu sandungan yang mampu menggeser ketahanan kekuasaan seperti yang kita lihat pada masa aktivitas politik Syekh Zainuddin Abdul Majid, perjalanan politiknya semakit terlihat jelas pasca kemerdekan dengan mengikuti partai politik dan menentukan arah bangsa indonesia bagian timur hususnya pulau Lombok. Karir politik Syekh Zainuddin Abdul Majid dimulai sejak sebagai Konsulat Nahdlatul Ulama Sunda Kecil pada tahun 1950. Kemudian tahun 1952 menjadi ketua badan penasehat partai masyumi untuk daerah Lombok, hal ini karena nahdlatul ulama dan beberapa ormas lain tergabung dalam partai Masyumi.
Revitalisasi Destinasi Wisata Gunung Jae Bustanul Arifin; Ahmad Khaerul Kholidi; Munawir Munawir Sazali; Hendra Adi Saputra; Irwan Irwan; Adi Faizun; Ami Pratama; Muhammad Amri Amin
Jurnal Insan Pengabdian Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): Maret : Jurnal Insan Pengabdian Indonesia
Publisher : PT. ALHAFI BERKAH INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62007/jouipi.v1i1.147

Abstract

Kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran untuk melestarikan lingkungan dan menumbuhkembangkan potensi pariwisata di desa Sedau Kecamatan Narmada Lombok Barat. Kegitan pengabdian masyarakat ini diselenggarakan dalam waktu 1 (satu) hari yang diikuti oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Wathan Mataram. Permasalahan yang muncul pada pelaksanaan kegiatan ini antara lain: masih kurang sadarnya elemen masyarakat untuk melestaraikan lingkungan dan tindak lanjut kegiatan ini tidak diakomodir oleh pemerintah. Pengabdian kepada, masyarakat diisi dengaan kegiatan: Menanam seribu pohon, melepaskan bibit ikan, dan pembersihan lingkungan. Kegiatan ini menghasilkan aksi: penanaman seribu pohon di daerah Gunung Jae yang sangat berguna untuk menjaga kestabilan tanah agar tidak mudah abrasi ketika hujan turun, menumbuhkembangan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, memberikan peluang usaha ikan, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyalurkan hoby memancing, meningkatkan hubungan antara fakultas agama Islam dengan masyarakat, tercipta lingkungan yang bersih.