Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Biaya Satuan Program Pendampingan Ibu Hamil Wahyu Pudji Nugraheni; Jasmariyadi Jasmariyadi; Suparmi Suparmi; Risky Kusuma Hartono
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 23 No 1 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.607 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v23i1.2436

Abstract

Currently, One of the Ministry of Health’s programs to improve maternity and child health is through the Assistance to Pregnant Women Program. Furthermore, as an evaluation material for the implementation of them conducted by students and health cadres, the unit cost information needed in the Assistance to Pregnant Women Program. This study aims to analyze the unit costs of the Assistance to Pregnant Women Program using the Activity-Based Costing (ABC) method. Qualitative research with a descriptive-analytic approach. This approach describes and interprets investment, operational, and maintenance costs that are directly related to the assistance to Pregnant Women Program. This research was performed in two districts, specifi cally Lebak District, which represented areas with diffi cult access and Surabaya City, which represented areas with easy access. The results showed that the unit cost of the assistance to pregnant women program in the City of Surabaya was IDR. 3,027,750.00, and the District of Lebak was IDR. 2,907,250.00. These unit costs can be used as a recommendation for the District Health Offi ces and other districts. Abstrak Salah satu Program Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak adalah melalui Program Pendampingan Ibu Hamil. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan Program Pendampingan Ibu Hamil yang dilakukan oleh mahasiswa dan kader, maka diperlukan informasi biaya satuan yang dibutuhkan dalam Program Pendampingan Ibu Hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya satuan Program Pendampingan Ibu Hamil menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). Merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Pendekatan ini menguraikan dan menginterpretasikan biaya investasi, operasional dan pemeliharaan yang terkait langsung dengan Program Pendampingan Ibu Hamil. Penelitian ini dilakukan di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Lebak yang mewakili daerah dengan akses sulit dan Kota Surabaya yang mewakili daerah dengan akses mudah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan program pendampingan ibu hamil di Kota Surabaya sebesar Rp 3.027.750,00 dan Kabupaten Lebak sebesar Rp2.907.250,00. Biaya satuan tersebut dapat menjadi bahan rujukan Dinas Kesehatan dan daerah lain dalam mengalokasikan pelaksanaan Program Pendampingan Ibu Hamil.
The Assessing Promotive and Preventive Programs Efficiency in Indonesia: A Data Envelopment Analysis and Qualitative Approach Mazda Novi Mukhlisa; Windy Haryani; Indra Yoga; Rosa Estetika; Wahyu Pudji Nugraheni
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 23 No 2 (2020): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsr.v23i2.2632

Abstract

Health Operational Aid for promotive and preventive programs increases year by year. Despite that, health outcomes remain low. The objective of our study was to measure the technical efficiency of public health programs. We conducted a quantitative approach using Health Production Model to measure the efficiency of 315 districts across 34 provinces in Indonesia. To measure the efficiency score, we run the Data Envelopment Analysis. We also conducted a qualitative one to explore the source of inefficiency by managing interviews and focus group discussion to informants from six districts. The results indicated a wide variation in efficiency among districts. The average efficiency score was 63% with minimal and maximal scores were 15% and 100%, respectively. The high performing districts were in affluent or accessible areas. The qualitative analysis resulted in districts with the mixed planning process and the exact basis for budget distribution, as well as various criteria for priority setting, have higher performance than those which have not. Moreover, there were specific cases played a role in the low performing districts, such as the high-risk population in remote areas and the vaccines issues on halal status. In conclusion, districts still can improve their efficiency in achieving health output using their health resources. Abstrak Bantuan Opersional Kesehatan (BOK) yang digunakan untuk membantu upaya program promotif dan preventif meningkat setiap tahunnya. Akan tetapi, keluaran kesehatan tetap rendah. Tujuan analisis ini adalah menilai efi siensi teknis pada program kesehatan masyarakat yang menggunakan BOK. Dengan menggunakan Model Produksi Kesehatan, kami melakukan pendekatan kuantitatif untuk mengukur skor efi siensi di 315 kabupaten/kota di Indonesia. Skor tersebut diukur dengan Data Envelopment Analysis. Kami juga melakukan pendekatan kualitatif untuk menggali lebih dalam tentang sumber inefi siensi dengan melakukan wawancara dan diskusi kelompok terarah kepada informan di enam kabupaten/ kota. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat variasi skor efi siensi antar kabupaten/kota. Rata-rata efi siensi adalah 63% dengan skor minimal sebesar 15% dan maksimal sebesar 100%. Kabupaten/kota dengan skor efi siensi tinggi berada di area kaya atau mudah diakses. Hasil kualitatif menunjukkan bahwa kabupaten/kota dengan perencanaan bottom-up yang dikombinasikan dengan top-down, kepastian dasar pembagian distribusi, dan beberapa kriteria untuk setting prioritas memiliki skor efi siensi yang tinggi. Masalah khusus yang dihadapi kabupaten/kota juga berperan dalam inefi siensi, seperti populasi berisiko tinggi di daerah terpencil atau isu halal/haram vaksin. Secara garis besar, kabupaten/ kota masih berpotensi meningkatan efi siensi dalam mencapai output kesehatan dengan menggunakan sumber daya kesehatan yang dimilikinya.
Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Cedera Disebabkan Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Tahun 2018 Khairun Nisa’il Hulwah; Wahyu Pudji Nugraheni; Andi Sari Bunga; Kurnia Sari; Pujiyanto Pujiyanto; Budi Hidayat
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 24 No 1 (2021): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsr.v24i1.3707

Abstract

The incidence of injury increased from 7.5% to 9.2% (2007-2018). The proportion of injuries due to traffic accidents in Indonesia is 2.2% and the highest is at 15-24 years of age at 4.9%. Total per capita alcohol consumption is expected to increase in Indonesia by 2025. The behavior of consuming alcoholic beverages increases the risk of traffic accidents. This study aimed to determine the relationship and the magnitude of the risk of alcohol consumption behavior with the incidence of injuries caused by traffic accidents in people aged >10 years in Indonesia. This research was a quantitative study using univariate, bivariate, and multivariate analysis. The multivariate results of the study showed a significant relationship between alcohol consumption and injuries caused by traffic accidents with OR 2.436 (95% CI: 1.233 - 4.811) after being controlled by other variables, namely age, sex, education, occupation, area of residence and island of domicile. Male group had a significant relationship with OR 1.204 (95% CI: 1.131 - 1.282), higher education was significantly associated with OR 1.953 (95% CI: 1.783 - 2.138), work was significantly associated with OR 1.230 (95% CI: 1.138 - 1.329) ), living in urban areas was significantly associated with OR 1.176 (95% CI: 1.104 - 1.253) and domicile in Sulawesi Island was significantly associated with OR 1.811 (95% CI: 1.580 - 2.077). The age variable is not significant. Alcohol consumption is the variable that has the greatest influence on injuries caused by traffic accidents. Interventions need to be focused on population groups who are more at risk in formulating health policies and programs to reduce the incidence of injuries caused by traffic accidents. Abstrak Kejadian cedera meningkat dari 7,5% menjadi 9,2% (2007-2018). Proporsi cedera akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebesar 2,2% dan paling tinggi pada usia 15-24 tahun sebesar 4,9%. Total konsumsi alkohol per kapita diperkirakan meningkat di Indonesia tahun 2025. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan besaran risiko perilaku konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas pada penduduk usia >10 tahun di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil multivariat penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman beralkohol dengan cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas dengan OR 2,436 (95% CI: 1,233 – 4,811) setelah dikontrol oleh variabel lain yaitu variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal dan pulau domisili. Kelompok laki-laki berhubungan bermakna dengan OR 1,204 (95% CI:1,131 – 1,282), pendidikan tinggi berhubungan bermakna dengan OR 1,953 (95% CI: 1,783 – 2,138), bekerja berhubungan bermakna dengan OR 1,230 (95% CI: 1,138 – 1,329), tinggal di perkotaan berhubungan bermakna dengan OR 1,176 (95% CI: 1,104 – 1,253) dan domisili di Pulau Sulawesi berhubungan bermakna dengan OR 1,811 (95% CI: 1,580 – 2,077). Variabel umur tidak signifikan. Variabel konsumsi alkohol adalah variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas. Perlu fokus intervensi terhadap kelompok penduduk yang lebih berisiko dalam merumuskan kebijakan dan program kesehatan untuk menurunkan kejadian cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas.
Hubungan Status Gizi Dan Kejadian Tuberculosis Paru Pada Anak Usia 1-5 Tahun Di Indonesia Nabilla Niken Widyastuti; Wahyu Pudji Nugraheni; Tri Yunis Miko Wahyono; Yovsyah Yovsyah
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 24 No 2 (2021): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsr.v24i2.3793

Abstract

Tuberculosis is one of the causes of morbidity and mortality that often occurs in children. WHO 2018 data states that there are 1.1 million cases of TB in children each year. One of the causes of TB in children is nutritional status. Poor nutritional status led to weak immunity and thus easier to be infected by tuberculosis. This study aims to analyze the correlation of nutritional status and the occurrence of TB in children aged 1-5 years old in Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using Riskesdas 2018 data. The sample of the study was children aged 1-5 years old with a total sample of 27779. The confounding variables were sex, residence area, BCG immunization, parents’ education status, parents’ employment status, the existence of smokers, and the physical condition of the house. Bivariate analysis using Chi-Square test and regression logistic for multivariate analysis. The variable associated with TB in children was nutritional status (p-value 0.02) PR 1.78 (95% CI; 1.1-2.9). Other variables related were the area of residence (p <0.05) PR 2.336 (95% CI 1.449-3.768) and the employment status of the father (PR 3.943 95% CI 1.584-9.815). There was a correlation between nutritional status and pulmonary tuberculosis in children aged 1-5 years in Indonesia. Further research is needed by using different designs and other variables. Abstrak TB paru merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering terjadi pada anak. Data WHO 2018 menyebutkan terdapat 1,1 juta kasus TB anak terjadi setiap tahunnya. Salah satu penyebab TB anak adalah status gizi. Status gizi yang buruk membuat imunitas anak rentan sehingga dapat terserang TB paru. Penelitian ini bertujuan unuk melihat ada tidaknya hubungan status gizi terhadap kejadian TB paru anak usia 1-5 tahun di Indonesia. Penelitian kuantitatif studi crossectional dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Sampel penelitian adalah anak usia 1-5 tahun dengan jumlah sampel 27779. Variabel perancu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, imunisasi BCG, status pendidikan orang tua, status pekerjaan orang tua, keberadaan perokok, dan kondisi fisik rumah. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan multivariate menggunakan analisis regresi logistic ganda. Variabel yang berhubungan dengan TB paru anak adalah status gizi (p value 0,020) PR 1,78, (95% CI; 1,1-2,9). Variabel lainnya yang berhubungan adalah wilayah tempat tinggal (p value 0,00) PR 2,336 (95%CI 1,449-3,768) dan status pekerjaan ayah (PR 3,943 95%CI 1,584-9,815). Terdapat hubungan antara status gizi terhadap kejadian TB paru anak usia 1-5 tahun. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang berbeda dan variabel lainnya.