Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Cedera Disebabkan Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Tahun 2018 Khairun Nisa’il Hulwah; Wahyu Pudji Nugraheni; Andi Sari Bunga; Kurnia Sari; Pujiyanto Pujiyanto; Budi Hidayat
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 24 No 1 (2021): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsr.v24i1.3707

Abstract

The incidence of injury increased from 7.5% to 9.2% (2007-2018). The proportion of injuries due to traffic accidents in Indonesia is 2.2% and the highest is at 15-24 years of age at 4.9%. Total per capita alcohol consumption is expected to increase in Indonesia by 2025. The behavior of consuming alcoholic beverages increases the risk of traffic accidents. This study aimed to determine the relationship and the magnitude of the risk of alcohol consumption behavior with the incidence of injuries caused by traffic accidents in people aged >10 years in Indonesia. This research was a quantitative study using univariate, bivariate, and multivariate analysis. The multivariate results of the study showed a significant relationship between alcohol consumption and injuries caused by traffic accidents with OR 2.436 (95% CI: 1.233 - 4.811) after being controlled by other variables, namely age, sex, education, occupation, area of residence and island of domicile. Male group had a significant relationship with OR 1.204 (95% CI: 1.131 - 1.282), higher education was significantly associated with OR 1.953 (95% CI: 1.783 - 2.138), work was significantly associated with OR 1.230 (95% CI: 1.138 - 1.329) ), living in urban areas was significantly associated with OR 1.176 (95% CI: 1.104 - 1.253) and domicile in Sulawesi Island was significantly associated with OR 1.811 (95% CI: 1.580 - 2.077). The age variable is not significant. Alcohol consumption is the variable that has the greatest influence on injuries caused by traffic accidents. Interventions need to be focused on population groups who are more at risk in formulating health policies and programs to reduce the incidence of injuries caused by traffic accidents. Abstrak Kejadian cedera meningkat dari 7,5% menjadi 9,2% (2007-2018). Proporsi cedera akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebesar 2,2% dan paling tinggi pada usia 15-24 tahun sebesar 4,9%. Total konsumsi alkohol per kapita diperkirakan meningkat di Indonesia tahun 2025. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan besaran risiko perilaku konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas pada penduduk usia >10 tahun di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil multivariat penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman beralkohol dengan cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas dengan OR 2,436 (95% CI: 1,233 – 4,811) setelah dikontrol oleh variabel lain yaitu variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal dan pulau domisili. Kelompok laki-laki berhubungan bermakna dengan OR 1,204 (95% CI:1,131 – 1,282), pendidikan tinggi berhubungan bermakna dengan OR 1,953 (95% CI: 1,783 – 2,138), bekerja berhubungan bermakna dengan OR 1,230 (95% CI: 1,138 – 1,329), tinggal di perkotaan berhubungan bermakna dengan OR 1,176 (95% CI: 1,104 – 1,253) dan domisili di Pulau Sulawesi berhubungan bermakna dengan OR 1,811 (95% CI: 1,580 – 2,077). Variabel umur tidak signifikan. Variabel konsumsi alkohol adalah variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas. Perlu fokus intervensi terhadap kelompok penduduk yang lebih berisiko dalam merumuskan kebijakan dan program kesehatan untuk menurunkan kejadian cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas.
Peranan Rumah Sakit untuk Tatalaksana Rehabilitasi Long-COVID pada Penyintas COVID-19 : Kajian Sistematik : The Role of Hospital for Long-Covid Rehabilitation Management on COVID-19 Survivor : A Systematic Review Dhini Sari Sembiluh; Pujiyanto Pujiyanto; Hana Apriyanti
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 1: JANUARY 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.156 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v5i1.1892

Abstract

Setelah fase akut, penyintas COVID-19 masih merasakan gejala baru atau persisten selama 1–6 bulan dari infeksi, kadang disertai komplikasi berbagai organ yang disebut Long-COVID. WHO mengidentifikasinya sebagai prioritas karena mempertimbangkan komplikasi serta melemahnya fungsi berbagai organ, maka tatalaksana rehabilitasi berperan penting dalam pemulihan penyintas COVID-19. Kajian ini bertujuan menggambarkan tatalaksana rehabilitasi Long-COVID di RS berbagai negara agar menjadi pembelajaran RS di Indonesia. Pencarian literatur dilakukan secara sistematis menggunakan dengan kata kunci dari basis data Pubmed, Medscape, Springerlink, Proquest, Googlescholar, ScienceDirect untuk mengidentifikasi studi penatalaksanan rehabilitasi penyintas dengan Long-COVID. Kemudian penilaian kualitas studi dan ekstraksi data. Dari 6 studi membahas rehabilitasi penyintas COVID-19 oleh tim multidispiliner, satu studi membahas strategi peningkatan luaran Long-COVID dengan tele-rehabilitasi dini dan model tele-rehabilitasi rumah tanpa membahas tim rehabilitasinya. Variasi layanan rehabilitasi yaitu tele-rehabilitasi disertai kunjungan nakes kerumah, pelayanan rehabilitasi di rumah sakit, tele-rehabilitasi dengan tele-monitoring nakes dari RS, serta penilaian awal di RS kemudian rehabilitasi oleh terapis klinik di rumah. Disimpulkan bahwa penatalaksanan rehabilitasi Long-COVID telah dilakukan di China, Italia, Inggris, AS dan Austria dengan pendekatan rehabilitasi multidisipliner agar perawatan komprehensif untuk memperbaiki kualitas hidup penyintas COVID-19. Dengan ini diharapkan menjadi gambaran bagi RS di Indonesia membuat pelayanan rehabilitasi bagi para penyintas dengan Long-COVID.
Analisis Pelaksanaan Telehealth di Rumah sakit selama pandemi covid-19 di Indonesia : Literature review Dian Elawati; Pujiyanto Pujiyanto
Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 3 No. 05 (2022): Jurnal Indonesia Sosial Sains
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.937 KB) | DOI: 10.59141/jiss.v3i05.584

Abstract

Telehealth is the provision of a variety of clinical and non-clinical services, and technology to people in remote locations using information telecommunication technology (ICT). Utilization of telehealth services can reduce the likelihood of transmission of severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Health care professionals can take on more clinical and nonclinical tasks from home. Therefore, telehealth protects the health of patients and healthcare professionals 15. Telehealth also provides low-risk critical medical care to patients with non-COVID-19 conditions, and recognizes those who may require further clinical assessment and consultation. This review aims to analyze the implementation of telehealth in hospitals during the covid-19 pandemic in Indonesia. In the initial search stage, 22 articles were found, and 4 articles were found that matched. From the 4 articles, it was concluded that Telemedicine is much interested in and contributes positively to the world of health, can minimize the risk of transmission of COVID-19 so that it is a solution to prevent all forms of direct physical contact, provide continuous care to the community, and ultimately reduce morbidity and mortality from COVID-19 outbreak. However, the government's role is very large in the sustainability of digital telehealth in the world of health Dengue infection is the fastest-spreading viral infectious disease in the world. In recent years, there has been an increase in reported neurological findings associated with dengue infection. In dengue endemic areas, the most common neurological complication is dengue encephalopathy.
Hubungan Karakteristik Sosial Demografi dengan Kepemilikan Jaminan Kesehatan Nasional pada Penduduk Lanjut Usia di Indonesia : Analisis Data Susenas Tahun 2019 Uray Cindy Hafinur; Pujiyanto Pujiyanto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.106 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i11.12029

Abstract

Perubahan demografi menunjukkan Indonesia secara bertahap menjadi masyarakat yang menua. Menurut Susenas 2019, jumlah penduduk usia 60 tahun atau lebih atau lanjut usia di Indonesia mencapai 25,7 juta jiwa atau sekitar 9,6 persen dari total penduduk. Capaian kepesertaan jaminan kesehatan masih jauh dari target pemerintah yaitu minimal 95 persen dari penduduk Indonesia. Salah satu tantangan dalam memenuhi target ini adalah masih relatif rendahnya kepesertaan jaminan kesehatan penduduk lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pencapaian cakupan kesehatan semesta di Indonesia dari sisi kepemilikan jaminan kesehatan penduduk lansia serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan jaminan kesehatan penduduk lansia di Indonesia. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Susenas 2019. Data dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan metode Binary Regression menggunakan model logit Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan kepemilikan JKN pada penduduk lansia dengan nilai p value < 0,05 yaitu jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan, tempat tinggal, akses internet, keluhan kesehatan, ketenagakerjaan, kepemilikan tabungan, gangguan komunikasi dan gangguan emosional. Variabel yang tidak berhubungan dengan kepemilikan JKN pada lansia dengan nilai p value > 0,05 adalah usia, gangguan mengurus diri sendiri dan gangguan konsentrasi.
Analisis Perencanaan Kebutuhan Obat Rawat Jalan Pasien JKN Terhadap Nilai Persediaan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Nadia Alwainy; Pujiyanto Pujiyanto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.13329

Abstract

Perencanaan farmasi adalah kegiatan dimana kuantitas dan waktu pengadaan produk farmasi ditentukan berdasarkan hasil kegiatan seleksi untuk memastikan terpenuhinya kriteria jenis, jumlah, waktu dan efisiensi yang tepat. Perencanaan kurang baik mengakibatkan terjadinya kekosongan persediaan yang berdampak pada hutang obat pasien rawat jalan sebagaimana terjadi di RS X pada Trimester I tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perencanaan kebutuhan obat di instalasi farmasi rumah sakit X (IFRS), menghasilkan bukti komparasi efisiensi dan memberikan usulan perbaikan pemecahan masalah tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk menyusun model perencanaan persediaan farmasi dengan menggunakan metode konsumsi yang dikombinasikan dengan analisis ABC (Pareto). Dari perhitungan rencana kebutuhan obat didapatkan total biaya yang dikeluarkan RS X pada trimester 1 (48,06%) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil perencanaan dengan metode konsumsi. Hasil analisis ABC juga menunjukan komposisi kelompok A 35 item dengan volume order 277.194 (82,44 %), kelompok B 28 item dengan volume order 43.316 (12,88%) dan kelompok C 77 item dengan volume order 15.719 (4,68 %). Hasil penerapan metode konsumsi dan analisis ABC dalam perencanaan dapat mengoptimalkan pengendalian persediaan obat, mengurangi biaya, dan mencegah kekosongan persediaan sehingga disarankan agar model ini diaplikasikan di IFRS X.