p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Vektor Penyakit
Phetisya Pamela Frederika Sumolang
Balai Litbang Kesehatan Donggala, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Program Pengendalian Filariasis di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah Made Agus Nurjana; Hayani Anastasia; Junus Widjaja; Yuyun Srikandi; Anis Nur Widayati; Murni Murni; Phetisya Pamela Frederika Sumolang; Ade Kurniawan; Mujiyanto Mujiyanto; Resmiwaty Resmiwaty
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2512

Abstract

Abstract Donggala district had successfully conducted Transmission Assesment Survey–1 despite two children found positive for Brugia malayi. This study aimed to determine the progress of the filariasis program in Donggala District, Central Sulawesi. It was conducted in Kabonga Kecil, Banawa Sub-District and Sabang, Dampelas Sub-District from February to November 2017. Data collection included finger blood surveys, detection of Brugia malayi DNA, mosquito surveys, and in-depth interviews. From 638 people tested for finger blood survey, none of them were positive for microfilaria. Twenty children were tested for Brugia malayi DNA and the results were negative. A total of 2.978 mosquitoes were caught from mosquito surveys which identified as Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, and Coquillettidia. PCR examination results showed all mosquito negative for Brugia malayi. A comprehensive and integrated surveillance strategy with other programs that are cost-effective and sustainable must continue to be carried out therefore the elimination of filariasis in the Donggala district can be achieved. Abstrak Kabupaten Donggala lulus Transmission Assesment Survey-1 meskipun masih ditemukan dua anak positif antibodi Brugia malayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capain program filariasis di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Dilaksanakan di Kelurahan Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa dan Desa Sabang, Kecamatan Dampelas pada bulan Februari – November 2017. Kegiatan meliputi survei darah jari, deteksi DNA Brugia malayi, survei nyamuk dan wawancara mendalam. Sebanyak 638 masyarakat diperiksa darahnya hasilnya seluruhnya negatif microfilaria. Sebanyak 20 anak diambil sampel darah untuk diperiksa deteksi DNA Brugia malayi hasilnya negatif. Nyamuk tertangkap sebanyak 2.978 nyamuk dari genus Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, dan Coquillettidia. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan seluruh nyamuk negatif Brugia malayi. Strategi surveilans yang comprehensif dan terintegrasi dengan program lain yang cost-effective dan berkesinambungan harus terus dilakukan agar eliminasi filariasis di kabupaten Donggala dapat tercapai.
Perilaku Masyarakat Tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) Dalam Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah Meiske Elisabeth Koraag; Hayani Anastasia; Risti Risti; Nelfita Nelfita; Samarang Samarang; Phetisya Pamela Frederika Sumolang; Ade Kurniawan; Gunawan Gunawan
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2980

Abstract

Abstract Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) is an effective effort to prevent the DBD in Poso District. However, the DBD case remains to fluctuate annually. The purpose of the research is to assess the community's knowledge, attitudes, and actions before Kawua Village intervention and after the intervention on G1R1J as well as comparing with the Sayo Village as a control area. Research design using the quasi-experimental with a control method. Data Collection is done to the public to know the knowledge, attitudes, and behaviors of The G1R1J program in the intervention area and compare it to the control region. The total sample of 150 households for each part is the intervention and control region. Statistical analysis using the dependent T-test. There are differences in the average knowledge, attitudes, and actions of respondents before and after intervention in the Kawua region (intervention area). There is a significant difference in knowledge, attitudes, and acts of respondents after intervention in the Kawua region (intervention area) and Sayo region (non-intervention area). There was a change in the rate of knowledge, attitudes, and actions of respondents after the intervention of socialization and mentoring four times. Abstrak Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) merupakan upaya yang efektif untuk mencegah penularan DBD di Kabupaten Poso. Namun, kasus DBD tetap berfluktuasi setiap tahunnya. Tujuan penelitian adalah untuk menilai pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Kelurahan Kawua sebelum diberikan intervensi dan setelah intervensi tentang G1R1J serta membandingkan dengan Kelurahan Sayo sebagai wilayah yang tidak dilakukan intervensi (kontrol). Disain penelitian menggunakan metode quasi experimental with control. Pengumpulan data dilakukan kepada masyarakat untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap program G1R1J di wilayah intervensi serta membandingkannya dengan wilayah kontrol. Jumlah sampel sebanyak 150 rumah untuk masing-masing wilayah yaitu wilayah intervensi dan wilayah kontrol. Analisis statistik menggunakan uji T dependen. Terdapat perbedaan rerata pengetahuan, sikap dan tindakan responden yang signifikan sebelum dan setelah intervensi di wilayah Kelurahan Kawua (wilayah intervensi). Terdapat perbedaan rerata pengetahuan dan sikap responden yang signifikan setelah intervensi di wilayah Kelurahan Sayo (non intervensi). Ada perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan responden setelah diberikan intervensi sosialisasi dan pendampingan empat kali menjadi lebih baik.