Ade Kurniawan
Balai Litbang Kesehatan Donggala, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penggunaan Temephos di Rumah Tangga dan Pengaruhnya terhadap Kepadatan Jentik Aedes sp di Kelurahan Balaroa, Kota Palu Ade Kurniawan; MADE AGUS NURJANA; YUYUN SRIKANDI
Jurnal Vektor Penyakit Vol 13 No 1 (2019): Edisi Juni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.252 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v13i1.993

Abstract

Abstract Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) have increased from year to year which has become a health problem in Indonesia. DHF vector control using chemicals, especially temephos, is still popular in the community compared to other controls and has received attention from most program managers because it is still effective in killing larvae of Aedes sp. The purpose of this study was to explore the use of temephos in the household and its relationship with the larva density of larvae of Aedes sp in the Balaroa village of Palu City with a cross sectional design Data collection was done by larva survey and interview using a structured questionnaire. The results of a study of 200 homes surveyed showed that households that used temephos were very few (19.5%), 97.4% of them used temephos correctly. Households that use temephos correctly, 65.8% of larvae densities are low, while 34.2% are still found to be high with the most use by housewives. Households in Balaroa Village use very little money to control dengue mosquitoes. It is necessary to increase the use of abate in the household through the dissemination of information about functions, and the practice of using temephos to the community, especially to housewives and improve the distribution system of temephos through posyandu activities or other activities. Abstrak Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat dari tahun ke tahun sehingga menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pengendalian vektor DBD menggunakan bahan kimia terutama temephos masih popular di masyarakat dibanding dengan pengendalian lain dan mendapat perhatian oleh sebagian besar pengelolah program karena masih efektif membunuh jentik Aedes sp. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplor penggunaan temephos di rumah tangga dan hubungannya dengan kepadatan jentik Aedes spdi kelurahan Balaroa Kota Palu dengan desain cross sectional Pengumpulan data dilakukan dengan survei jentik dan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitian dari 200 rumah yang disurvei menunjukkan bahwa rumah tangga yang menggunakan temephos sangat sedikit (19,5%), 97,4% diantaranya menggunakan temephos dengan benar. Rumah tangga yang menggunakan temephos dengan benar, 65,8% angka kepadatan jentiknya rendah, sedangkan 34,2% masih ditemukan tinggi dengan penggunaan paling banyak oleh ibu rumah tangga. Rumah tangga di Kelurahan Balaroa sangat sedikit menggunakan temepos untuk mengendalikan nyamuk DBD. Perlu peningkatan penggunaan abate di rumah tangga melalui penyebarluasan informasi mengenai fungsi, dan praktik penggunaan temephos kepada masyarakat terutama pada ibu rumah tangga dan memperbaiki system distribusi temephos melalui kegiatan posyandu ataupun kegiatan lainnya.
Program Pengendalian Filariasis di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah Made Agus Nurjana; Hayani Anastasia; Junus Widjaja; Yuyun Srikandi; Anis Nur Widayati; Murni Murni; Phetisya Pamela Frederika Sumolang; Ade Kurniawan; Mujiyanto Mujiyanto; Resmiwaty Resmiwaty
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2512

Abstract

Abstract Donggala district had successfully conducted Transmission Assesment Survey–1 despite two children found positive for Brugia malayi. This study aimed to determine the progress of the filariasis program in Donggala District, Central Sulawesi. It was conducted in Kabonga Kecil, Banawa Sub-District and Sabang, Dampelas Sub-District from February to November 2017. Data collection included finger blood surveys, detection of Brugia malayi DNA, mosquito surveys, and in-depth interviews. From 638 people tested for finger blood survey, none of them were positive for microfilaria. Twenty children were tested for Brugia malayi DNA and the results were negative. A total of 2.978 mosquitoes were caught from mosquito surveys which identified as Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, and Coquillettidia. PCR examination results showed all mosquito negative for Brugia malayi. A comprehensive and integrated surveillance strategy with other programs that are cost-effective and sustainable must continue to be carried out therefore the elimination of filariasis in the Donggala district can be achieved. Abstrak Kabupaten Donggala lulus Transmission Assesment Survey-1 meskipun masih ditemukan dua anak positif antibodi Brugia malayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capain program filariasis di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Dilaksanakan di Kelurahan Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa dan Desa Sabang, Kecamatan Dampelas pada bulan Februari – November 2017. Kegiatan meliputi survei darah jari, deteksi DNA Brugia malayi, survei nyamuk dan wawancara mendalam. Sebanyak 638 masyarakat diperiksa darahnya hasilnya seluruhnya negatif microfilaria. Sebanyak 20 anak diambil sampel darah untuk diperiksa deteksi DNA Brugia malayi hasilnya negatif. Nyamuk tertangkap sebanyak 2.978 nyamuk dari genus Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, dan Coquillettidia. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan seluruh nyamuk negatif Brugia malayi. Strategi surveilans yang comprehensif dan terintegrasi dengan program lain yang cost-effective dan berkesinambungan harus terus dilakukan agar eliminasi filariasis di kabupaten Donggala dapat tercapai.
Perilaku Masyarakat Tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) Dalam Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah Meiske Elisabeth Koraag; Hayani Anastasia; Risti Risti; Nelfita Nelfita; Samarang Samarang; Phetisya Pamela Frederika Sumolang; Ade Kurniawan; Gunawan Gunawan
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2980

Abstract

Abstract Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) is an effective effort to prevent the DBD in Poso District. However, the DBD case remains to fluctuate annually. The purpose of the research is to assess the community's knowledge, attitudes, and actions before Kawua Village intervention and after the intervention on G1R1J as well as comparing with the Sayo Village as a control area. Research design using the quasi-experimental with a control method. Data Collection is done to the public to know the knowledge, attitudes, and behaviors of The G1R1J program in the intervention area and compare it to the control region. The total sample of 150 households for each part is the intervention and control region. Statistical analysis using the dependent T-test. There are differences in the average knowledge, attitudes, and actions of respondents before and after intervention in the Kawua region (intervention area). There is a significant difference in knowledge, attitudes, and acts of respondents after intervention in the Kawua region (intervention area) and Sayo region (non-intervention area). There was a change in the rate of knowledge, attitudes, and actions of respondents after the intervention of socialization and mentoring four times. Abstrak Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) merupakan upaya yang efektif untuk mencegah penularan DBD di Kabupaten Poso. Namun, kasus DBD tetap berfluktuasi setiap tahunnya. Tujuan penelitian adalah untuk menilai pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Kelurahan Kawua sebelum diberikan intervensi dan setelah intervensi tentang G1R1J serta membandingkan dengan Kelurahan Sayo sebagai wilayah yang tidak dilakukan intervensi (kontrol). Disain penelitian menggunakan metode quasi experimental with control. Pengumpulan data dilakukan kepada masyarakat untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap program G1R1J di wilayah intervensi serta membandingkannya dengan wilayah kontrol. Jumlah sampel sebanyak 150 rumah untuk masing-masing wilayah yaitu wilayah intervensi dan wilayah kontrol. Analisis statistik menggunakan uji T dependen. Terdapat perbedaan rerata pengetahuan, sikap dan tindakan responden yang signifikan sebelum dan setelah intervensi di wilayah Kelurahan Kawua (wilayah intervensi). Terdapat perbedaan rerata pengetahuan dan sikap responden yang signifikan setelah intervensi di wilayah Kelurahan Sayo (non intervensi). Ada perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan responden setelah diberikan intervensi sosialisasi dan pendampingan empat kali menjadi lebih baik.
Peran Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Terhadap Kejadian Diare Pada Balita di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2018) Ade Kurniawan; Made Agus Nurjana; Anis Nur Widayati
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 32 No 1 (2022)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v32i1.4188

Abstract

Waste with a certain concentration and quantity has a negative impact on the environment, especially for human health. Dominant environmental factors such as excreta disposal, drinking water sources, household waste water disposal channels, waste management play a role in the spread of diarrhea germs in toddlers. Diarrhea is one of the main causes of morbidity and mortality in children under five. The purpose of this study was to determine the relationship between household waste management and the incidence of diarrhea. The design of this research was cross sectional, by utilizing data from the 2018 Riskesdas activity, this was in accordance with the approval letter for the use of data issued by the Health Research and Development Agency Number: 11062001-118 dated June 22, 2020. Analysis of the relationship between waste management and the incidence of diarrhea in children under five had been carried out using logistic regression. The samples analyzed were 93,448 toddlers from Riskesdas 2018 data. The results of the analysis showed that the factors related to the incidence of diarrhea in toddlers in Indonesia were the majority male, the age of toddlers over two years old, handling and RT trash bins, and waste disposal sites. Handling household waste is the most dominant factor with the incidence of diarrhea in toddlers. Handling household waste is carried out in an environmentally friendly way by dumping it in a landfill, stockpiling or making compost, it is necessary for households to do so as not to be infested with flies which can be a source of transmission of diarrhea in children under five. Abstrak Limbah dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Pengelolaan limbah rumah tangga merupakan pilar yang menentukan dalam kejadian diare pada balita. Faktor lingkungan yang dominan seperti pembuangan tinja, sumber air minum, saluran pembuangan air limbah rumah tangga, pengelolaan sampah,berperan dalam penyebaran kuman diare pada balita. Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada balita. Tujuan kajian ini untuk mengetahui hubungan pengelolaan limbah rumah tangga terhadap kejadian diare. Desain penelitian ini adalah cross sectional, dengan memanfaatkan data hasil kegiatan Riskesdas 2018, hal ini sesuai dengan surat persetujuan penggunaan data yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nomor : 11062001-118 tanggal 22 Juni 2020. Analisis hubungan pengelolaan limbah dengan kejadian diare pada balita telah dilakukan dengan regresi logistik. Sampel yang dianalisis sebanyak 93.448 balita dari data Riskesdas 2018. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Indonesia yaitu mayoritas berjenis kelamin laki-laki, umurbalita di atas dua tahun, penanganan dan tempat sampah rumah tangga, serta tempat pembuangan tinja balita. Penanganan sampah rumah tangga merupakan faktor yang paling dominan dengan kejadian diare pada balita. Penanganan sampah rumah tangga dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan dengan membuang di TPA, menimbun, atau membuat kompos perlu dilakukan rumah tangga agar tidak dihinggapi lalat yang dapat menjadi sumber penularan diare pada balita.